Spesifikasi lain yang disebutkan tentang planet baru ini adalah sistem pencahayaan yang ada di planet tersebut.
Kepler-1649c mendapatkan cahaya bintang 75% lebih banyak dibandingkan sinar pancaran sinar matahari.
Bintang yang mengitari planet tersebut diketahui adalah Red Dwarf.
Red Dwarf adalah bintang yang memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan matahari.
• 6 Hari Tak Pulang, Ada Gelagat Tak Biasa Diperlihatkan Mahasiswa Unsri Ini ke Keluarga Sebelum Pergi
• Inilah Cara Mengatasi Kulit Kering saat Berpuasa: Tingkatkan Konsumsi Air saat Sahur dan Berbuka
• Inilah Daftar Puluhan Leasing yang Bersedia Meringankan Cicilan Nasabah di Tengah Wabah Virus Corona
Ilmuwan juga mengatakan kalau bintang tersebut memiliki siklus perubahan yang cukup cepat dan mudah berubah-ubah.
Saat mengalami peningkatan, diketahui juga kalau Red Dwarf bisa mengjasilkan pancaran yang lebih besar dua kali lipat, sehingga membuat proses kehidupan manusia tidak akan bisa dilakukan di planet tersebut.
"Dunia yang menarik dan jauh ini memberi kita harapan yang lebih besar bahwa Bumi kedua terletak di antara bintang-bintang, menunggu untuk ditemukan," kata Thomas Zurbuchen dari NASA dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari BGR.
"Data yang dikumpulkan oleh misi seperti Kepler dan Satelit Survei Transit Exoplanet kami (TESS) akan terus menghasilkan penemuan luar biasa ketika komunitas sains memperbaiki kemampuannya untuk mencari planet yang menjanjikan tahun demi tahun," pungkasnya.
Pernyataan Zurbuzhen menandakan bahwa NASA akan terus mencari planet terbaru sebagai pengganti bumi.