Karena, utang itu berkaitan dengan hal keduniaan sehingga yang kita minta adalah bertambahnya kebaikan dalam hal dunianya.
Keberkahan keluarga berarti kebaikan yang ada dalam keluarganya, berupa ketentraman, kedamaian, dan kesejahteraan rumah tangga.
Sedangkan keberkahan dalam harta berarti bertambahnya nilai atau jumlah harta tersebut dengan disertai kebaikan di dalamnya.
Bersedekah itu dapat mendatangkan keberkahan rezeki, maka apalagi mengurangi harta kepada orang yang membutuhkan, tentunya akan mendatangkan keberkahan juga.
Dengan doa keberkahan ini, kita meminta kepada Allah agar mewujudkan janji keberkahan sebagaimana yang telah difirmankan Allah dalam surah At Taghaabun ayat 17:
اِنۡ تُقۡرِضُوا اللّٰہَ قَرۡضًا حَسَنًا یُّضٰعِفۡہُ لَکُمۡ وَ یَغۡفِرۡ لَکُمۡ ؕ وَ اللّٰہُ شَکُوۡرٌ حَلِیۡمٌ
Artinya:
“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan balasannya kepadamua dan mengampuni kamu. Dan, Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun”, (QS. At-Taghaabun ayat 17).
Kisah mengenai sahabat nabi mengenai hutang
Pengasuh Yayasan Al Hawthah Al Jindaniyah, Al-Habib Ahmad bin Novel Jindan, memberi amalan doa agar bisa melunasi hutang meskipun sebanyak gunung emas atau miliyaran rupiah.
Habib Ahmad bin Novel menceritakan,
Pernah seorang Sahabat Muadz bin Jabal yang dikenal rajin hadir dalam pengajian Rasulullah SAW.
Suatu kali Muadz hilang seminggu lamanya hingga tak ikut salat Jumat. Kemudian Rasulullah memanggilnya dan bertanya kepada Muadz.
"Wahai Muadz kemana kamu tidak pernah hadir lagi mengaji hingga salat Jumat tidak ada," tanya Nabi.
• JAGA Wudhu Agar Terhindar Virus Corona, Ini Amalan Doa Terhindar dari Wabah Penyakit Berbahaya
Lalu Muadz berkata, "Aku punya utang ya Rasulullah, aku sembunyi tidak berani keluar rumah karena tak sanggup membayar utang ini. Aku bingung bagaimana membayarnya," kata Muadz.
Nabi kemudia berkata, "Maukah engkau aku ajari satu doa sekalipun kamu punya utang sebanyak gunung Uhud dipenuhi emas. Kalau engkau membaca doa ini insya Allah akan lunas dari jalan yang tak terduga-duga".
Berikut Doanya:
"Ya Allah, yang menghilangkan kerisauan, Maha Mengikis gundah gulana, Maha mengabulkan doa orang yang menderita. Engkau Maha Pengasih kepada seisi dunia dan akhirat dan menyayangi keduanya. Engkau mengasihiku, berilah aku rahmat yang membuatku tidak memerlukan lagi pertolongan selain dari-Mu."
Ketika memasuki Jumat berikutnya, Muadz sudah berada dalam masjid duduk di depan sambil tersenyum.
Nabi kemudian bertanya kepada Muadz, "Bagaimana kabarmu Muadz". Lalu Muadz berkata, "Tidak berlalu satu Jumat ya Rasulullah melainkan utangku telah lunas melalui jalan yang tak terduga-duga," kata Muadz.