Sepekan sebelum Imlek itu, orang-orang di rumah mereka melakukan upacara mengantar Dewa Dapur yang bertugas memantau prilaku dan mencatat perbuatan manusia sehari-hari. Baik perbuatan baik dan buruk.
"Dewa akan melaporkan kegiatan kita sepanjang tahun 2019. Setelah Dewa Dapur berangkat ke langit, kita bersih-bersih rumah untuk persiapan Imlek," ujarnya.
Satu hari sebelum Imlek, (hari ini), ada ritual sembahyang kepada leluhur, orang tua dan saudara yang sudah meninggal.
Dalam sembahyang itu mengucapkan Selamat Imlek kepada leluhur.
Setelah itu, malam harinya ada tradisi yang tidak bisa dilepaskan yaitu reuni keluarga, makan malam keluarga.
• Imlek Masih Dua Hari Lagi, Klenteng Dewi Kwan Im 10 Ulu Pastikan Sudah Siap, Ada 2000 Lampion
"Semua keluarga berkumpul, ada juga yang memberi angpau kepada sanak saudara pada malam itu," katanya.
Setelah itu, jam 12 malam menjelang tanggal 25 Januari atau hari H Imlek, mereka sembahyang ke kelenteng untuk mendapatkan rezeki.
Mereka juga berlomba-lomba menancapkan Gaharu.
Sebab, berdasarkan kepercayaan yang pertama kali melakukannya akan lebih dulu mendapat rezeki.
"Malam itu kita puji syukur karena telah mendapatkan rezeki di tahun 2019, berharap tahun ini juga dapat rezeki," katanya.
Pada perayaan Imlek, saat sembahyang penganut Konghucu berdoa dengan menggunakan minyak lilin, yang bermakna sebagai arti menerangi kehidupan usaha serta rezeki berjalan lancar.
Selanjutnya, membakar Kim Chua (Kertas Emas) adalah kertas berbentuk Bunga Teratai, dengan maknanya rezeki bertambah.
"Pada hari H ini setiap kelenteng akan ramai oleh orang-orang yang akan sembahyang," katanya.