SEKAYU - Setelah tahun keenam sensus penduduk yang dilakukan di Indonesia berjalan dengan lancar, tahun ketujuh pada tahun 2020 mendatang sensus penduduk bakal dilakukan secara online, dengan tujuan agar tidak terdapat double data dan efesien waktu dalam pendataan. Dengan metode baru, diharapkan data kependudukan akan lebih akurat dan menjadi dasar untuk menentukan garis kebijakan daerah.
• Permudah Pemetaan Sensus Penduduk, BPS Gunakan Peralatan Digital Berbasis Web & Aplikasi Smartphone
• Pemisahan Data Sensus Penduduk 10 Tahun Sekali di Tahun 2020, BPS Sumsel Pakai Combine Methode
"Sensus secara online tahun depan, tujuannya untuk menyediakan data jumlah, komposisi, distribusi dan karakteristik penduduk indonesia menuju satu data, sensus penduduk 2020. Kemudian untuk metode sensus menggunakan metode kombinasi, yaitu data Dinas Dukcapil sebagai sumber data utama dan mengandalkan sensus mandiri melalui web sebagai modal pendataan mandiri," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel Ir Endang Tri Wahyuningsih MM saat audiensi dengan Bupati Musi Banyuasin (Muba) H Dodi Reza Alex, Kamis (5/9/2019).
Dengan adanya sensus menggunakn sistem ini, diharapkan tidak ada lagi double data. Update kependudukan bisa sesuai dengan fakta di lapangan. Pasalnya saat ini masih ada masyarakat yang sebenarnya berdomisili di kota A namun beraktifitas di kota B dan tak tercatat di Dukcapil sehingga data antara BPS dan Dukcapil berbeda. "Manfaat data penduduk 2020 antara lain untuk mengetahui jumlah penduduk yang berdomisili di wilayah administratif terkecil (RT/RW), penguatan data administrasi kependudukan menuju Satu Data Kependudukan Indonesia, evaluasi pembangunan, serta membantu dalam perencanaan berbagai bidang sarana umum, transportasi dan lainnya," katanya.
Sementara Bupati Muba H Dodi Reza Alex mengatakan untuk kesiapan sensus dengan metode online tentunya harus diperhatikan ketersediaan infrastrukturnya, di setiap daerah harus mendukung, sehingga pihak BPS bisa dengan lancar melaksanakan sensus penduduk di tahun 2020 mendatang. "Sensus online ini harus dibarengi juga dengan sensus manual yang dilakukan selama ini, karena ada beberapa daerah yang belum siap untuk online. Dengan adanya pendataan penduduk di tahun mendatang, saya harapkan agar BPS dapat menciptakan data yang valid untuk kabupaten Muba," ujarnya.
Dikatakan Dodi, setiap tahun ada sensus tingkat kemiskinan daerah, dan terdata angka kemiskinan Muba menurun tapi tetap tinggi. Hal ini tentu karena beberapa penyebab, seperti inflasi tinggi karena hampir 90 persen warga Muba bergantung pada komoditas, sehingga jika harga komoditas turun maka mempengaruhi angka kemiskinan. "Dari angka kemiskinan tersebut saya tidak yakin datanya 100 persen valid, bukan karena Muba angka kemiskinan tinggi tapi terus mengalami penurunan. Tapi memang data di lapangan ini perlu diperbarui, jangan hanya sample saja yang dipersentasikan,"ujarnya. (dho)