Berita Muratara

PKK Cari Solusi Pengobatan Sakit Lumpuh yang Diderita Warga Suku Anak Dalam di Rupit Muratara Ini

Editor: Tarso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rita (45) warga Suku Anak Dalam yang sudah menetap di Desa Sungai Jernih Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara yang menderita sakit lumpuh dijenguk langsung Rita Suryani, Wakil Ketua TP PKK Muratara dan rombongan.

SRIPOKU.COM, MURATARA - Perjuangan Rita (45) melawan sakit lumpuh yang dideritanya selama 4 tahun terakhir bukanlah hal yang mudah.

Wanita yang merupakan warga Suku Anak Dalam itu kini masih terbaring di rumahnya dengan kondisi tubuh yang semakin kurus.

Ia tinggal bersama suami dan dua anaknya di sebuah pondok kayu di Desa Sungai Jernih, Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara atau Musi Rawas Utara.

Ia pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rupit Muratara beberapa bulan yang lalu.

Pengobatan Rita kala itu ditanggung oleh Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kabupaten Muratara.

Setelah dirawat lebih kurang selama seminggu di RSUD Rupit, Rita akhirnya dibawa pulang ke rumahnya di Desa Sungai Jernih.

Rita pulang bukan karena sembuh dari penyakitnya, melainkan justru tidak ada perubahan selama dirawat di rumah sakit.

Suami Rita, Cik Nang Ali (50) mengaku tak ingin berlama-lama di rumah sakit karena dirinya tidak bisa bekerja untuk mencari nafkah.

"Kalau saya jaga istri saya di rumah sakit, saya tidak bisa kerja, bagaimana mau makan," kata Nang Ali dibincangi Tribunsumsel.com di kediamannya, Minggu (25/8/2019).

Jika istrinya dibawa pulang kata Nang Ali, tidak ada anak-anaknya yang menjaga, sementara dirinya akan bekerja mencari biji kelapa sawit (berondolan).

"Kalau di rumah anak saya ada yang jaga, saya mau kerja lagi cari berondolan," kata warga Suku Anak Dalam itu.

Dia berharap pemerintah peduli dengan nasibnya dan keluarganya yang serba kekurangan tersebut.

"Makan sehari-hari saja susah, apalagi mau mengobati penyakit istri saya, kami tidak punya biaya," katanya.

Lebih lanjut, Nang Ali menceritakan, istrinya mengalami sakit lumpuh setalah melahirkan anak terakhirnya.

Tagih Utang Susi Kena Pukul Tetangganya Pakai Celengan

Penjaga Malam di Palembang Ini Ditemukan Tewas Bersimbah Darah, Sekujur Tubuh Dipenuhi Luka Tusuk

Tindak Lanjuti Harimau Masuk Pemukiman, BKSDA Lahat Datangi Langsung Lokasi

Sebelum mengalami sakit lumpuh total, istrinya itu sempat diajak berpindah-pindah masuk hutan untuk mencari makan.

Apalagi Suku Anak Dalam mempunyai tradisi tidak menetap di satu tempat, melainkan berpindah-pindah atau nomaden.

Namun beberapa tahun terakhir, Nang Ali bersama keluarganya sudah menetap di Desa Sungai Jernih, Kecamatan Rupit Kabupaten Muratara.

Ia menempati sebuah pondok kayu yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat sesama Suku Anak Dalam.

Ia mulai tinggal menetap karena kondisi istrinya yang semakin memprihatinkan dan tak sanggup lagi diajak berpindah-pindah.

“Awalnya istri saya sakit punggung, setelah itu badannya yang lain sakit-sakit, akhirnya lumpuh,” ungkapnya.

Mendengar kondisi Rita yang lumpuh semakin memprihatinkan, membuat Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Muratara tergerak untuk menjenguknya.

"Saya dengar cerita warga katanya kondisi ibu Rita semakin parah, maka saya datang ke sini menjenguknya," kata Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Muratara, Rita Suryani.

Menurutnya, Rita yang mengidap sakit lumpuh tersebut harus ditangani langsung oleh dokter spesialis saraf.

"Dokter spesialis saraf itu adanya di Palembang, kalau menurut saya sebaiknya dirawat di sana," kata Rita.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Muratara untuk mencari solusi pengobatan Rita.

Sebab yang harus diperhatikan oleh pemerintah adalah mengenai biaya pengobatan dan pendampingannya.

"Pertama biaya pengobatan, terus juga suaminya ini tidak tahu apa-apa kalau mau dirawat di Palembang, artinya harus ada yang mendampinginya," kata Rita.

Selain itu, yang harus diperhatikan juga adalah bagaimana nasib anak-anaknya jika Nang Ali ikut mendampingi istrinya berobat di Palembang.

"Nah itu harus kita pikirkan juga, anak-anaknya ini tidak ada yang urus, nanti kita pikirkan lagi bagaimana yang terbaiknya," tutur dia. (Tribun Sumsel.com/cr14)

Berita Terkini