Kisah Prajurit Kopassus Berkaki Satu, Simpan Informasi Rahasia Meski Ditawan Akhirnya Justru Dipecat

Penulis: fadhila rahma
Editor: Welly Hadinata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buku Legenda Pasukan Komando ini mengisahkan Kolonel Inf Agus Hernoto, anggota pasukan komando berkaki satu yang tetap memiliki semangat juang tinggi, menjiwai motto berani-benar-berhasil, bahkan setelah lama keluar dari Kopassus.

Kisah Prajurit Kopassus Berkaki Satu, Simpan Informasi Rahasia Meski Ditawan Akhirnya Justru Dipecat

SRIPOKU.COM - Bicara tentang sejarah dunia militer Indonesia, pastilah kita tidak akan kehabisan daftar prajurit-prajurit yang rela berjuang sekuat tenaga demi menjaga kedaulatan NKRI.

Namun di antara harumnya nama Soedirman hingga A.H Nasution, masih ada nama-nama lain yang melanjutkan perjuangan mereka.

Sebut saja salah satunya Kolonel Infanteri Agus Hernoto yang memiliki kisah mengharukan selama bertugas menjadi seorang prajurit.

Tak banyak orang yang mengenal sosok pria ini padahal dia rela mengorbankan kaki kirinya untuk diamputasi demi Indonesia.

Baca: Inilah Gedung-Gedung Bersejarah di Indonesia Karya Arsitek Belanda Yang Tak Lekang Oleh Zaman

Cerita Kopassus Kena Cemooh Media Thailand, Awalnya Dihina Piknik, Hitungan Menit Tumpas Teroris!

8 Kejahatan Prada DP Pembunuh Vera, Sempat Nonton TV Disamping Mayat Vera, 2 Saksi Hilang Misterius

Selama hidupnya, Agus Hernoto mengabdi kepada bangsa dan negara. Dari masa Orde Lama hingga Orde Baru.

Dijelaskan dalam buku Legenda Pasukan Komando: Dari Kopassus sampai Operasi Khusus yang diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas, Agus merupakan anggota pasukan komando berkaki satu yang punya semangat juang tinggi.

Ia juga dikenal begitu menjiwai motto berani-benar-berhasil, bahkan setelah dia tidak bergabung lagi dengan Kopassus.

Ya, Agus didepak dari Kopassus, dulu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), gara-gara kondisinya.

Agus kehilangan satu kakinya saat memimpin Operasi Benteng I dalam rangka pembebasan Irian Barat.

Saat itu kakinya tertembak oleh tentara Belanda.

Baca: Cerita Ilham Habibie, Anak Presiden yang Tak Pandai Bahasa Indonesia, Hidupnya Sekarang Begini

Anak buahnya berusaha membopong dan menyelamatkan komandannya. Namun, di situasi kala itu, Agus memilih jalannya sendiri.

Ia tetap berada di medan pertempuran hingga akhirnya tertangkap dan ditawan oleh tentara Belanda.

Pasukan Belanda memperlakukan Agus sesuai konvensi Jeneva, ia dirawat hingga sembuh tapi kakinya terpaksa diamputasi mengingat luka tembaknya sudah membusuk.

Bukan pengobatan yang didapat tapi hari-harinya diisi dengan penyiksaan. Tapi mulut Agus terkunci rapat.

Halaman
123

Berita Terkini