SRIPOKU.COM - “Berdirilah wahai Bilal kemudian serukanlah adzan untuk salat.” (HR. Tirmidzi (175) dari Abdullah bin Zaid).
Hadits tersebut menjelaskan bahwa ketika adzan berkumandang, itu artinya pertanda shalat akan ditunaikan.
Pada pembahasan sebelumnya, adzan merupakan panggilan bagi umat Islam untuk memberitahu masuknya shalat fardu.
Dikumandangkan oleh seorang muadzin setiap shalat lima waktu, biasanya setelah adzan selalu di iringi dengan iqomah sebagai seruan bahwa shalat akan dilaksanakan.
Secara bahasa adzan berarti pemberitahuan atau seruan. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat At Taubah Ayat 3:
وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ
“dan ini adalah seruan dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia”
Adapun makna adzan secara istilah adalah seruan yang menandai masuknya waktu shalat lima waktu dan dilafadzkan dengan lafadz-lafadz tertentu.
Ketika adzan berkumandang juga kita disunnahkan untuk menjawabnya, namun, ada pengecualian untuk shalat subuh, ada penambahan lafadz dan cara menjawabnya.
Simak video adzan subuh, lafadz dan terjemahannya berikut ini:
"Ash shalaatu khairun minan naum". Jika kita terjemahkan, akan berarti "Shalat itu lebih baik daripada tidur". Tetapi coba perhatikan baik baik.
Mengapa kalimat itu hanya dikumandangkan saat adzan Subuh saja?
Pada kalimat ini Allah SWT ternyata sedang memberikan isyarat kasih sayangnya pada hambanya yakni kaum muslimin, sebuah isyarat yang sering kita abaikan maknanya.
Lalu mengapa isyarat itu justru dikumandangkan hanya pada adzan shalat Subuh, tatkala kita semua sedang terlelap, dan bukan pada adzan untuk shalat lain?
• Mengenal Sukirman, Kepala Stasiun TVRI Sumsel yang Besar dari Dunia Media, Ini Segudang Prestasinya
• 10 Pemain Terbaik Nominasi FIFA, Messi & Ronaldo Harus Melawan Pemain Kelebihan Berat Badan
• Ani Yudhoyono Terima Penghargaan di Anniversary Insert Ke-16 Tahun, Air Mata Haru Ibas Pun Jatuh
Melansir dari muslim.or.id, Ibnu Qudamah –rahimahullah- berkata, “Disunnahkan pada adzan subuh mengucapkan “Ash-Shalatu khairum minan naum” dua kali setelah mengucapkan, “Hayya ‘alal falah”ini pendapat Ibnu Umar, Hasan Al Bashri, Ibnu Sirin, Az-Zuhri, Malik, Ats-Tsauri, Al Auzai, Ishaq, Abu Tsaur dan As-Syafi’i sebagaimana yang valid darinya.”
Dalilnya adalah hadis Abu Mahdzurah, ia berkata, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sunnah adzan.” Kemudian beliau menyebutkannya. Hingga beliau bersabda setelah ucapan “hayya ‘alal falah.”
“Pada shalat subuh, engkau mengucapkan, “Ash-Shalatu khairum minan naum, ash-shalatu khairum minan naum, Allahu akbar, Allahu akbar.”
Selain penjelasan pengecualian untuk adzan subuh diatas, tahukah kalian rahsaia dibalik kumandang adzan subuh ini?
Dilansir dari khazanah.republika.co.id, pada studi MILIS, studi GISSI 2 dan studi-studi lain di luar negeri, yang dipercaya sebagai suatu penelitian yang meyakinkan mendapati sebuah kesimpulan jika puncak terjadinya serangan jantung sebagian besar dimulai pada pukul 06.00 hingga pukul 12.00.
Mengapa demikian? Karena pada saat itu sudah terjadi perubahan pada sistem tubuh dimana terjadi kenaikan tegangan saraf simpatis (istilah Cina: Yang) dan penurunan tegangan saraf parasimpatis (YIN).
Tegangan simpatis yang meningkat akan menyebabkan kita siap tempur, tekanan darah akan meningkat, denyutan jantung lebih kuat dan sebagainya.
• Mengenal Sukirman, Kepala Stasiun TVRI Sumsel yang Besar dari Dunia Media, Ini Segudang Prestasinya
• Satu Keluarga jadi Korban Perampokan Sadis di OKU Selatan, Modus Rampok Ketuk Pintu Minta Obat
• Jadwal Liga 1 2019 Pekan Ke-12, Bali United Vs PSM Makassar, Persija Siap Menjamu Arema FC
Penjelasannya yaitu pada tegangan saraf parasimpatis yang meningkat maka terjadi penurunan tekanan darah, denyut jantung kurang kuat dan ritmenya melambat.
Terjadi peningkatan aliran darah ke perut untuk menggiling makanan dan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga kita merasa mengantuk, singkatnya kondisi ini cenderung terjadi ketika keadaan istirahat.
Kemudian, pada pergantian waktu pagi buta (mulai pukul 3 dini hari) sampai siang itulah secara diam-diam tekanan darah berangsur naik, terjadi peningkatan adrenalin yang berefek
meningkatkan tekanan darah dan penyempitan pembuluh darah (efek vasokontriksi) dan meningkatkan sifat agregasi trombosit (sifat saling menempel satu sama lain pada sel trombosit agar darah membeku) walaupun kita tertidur.
Aneh bukan? Hal ini terjadi pada semua manusia. Hal seperti ini disebut sebagai ritme Circardian atau ritme sehari-hari, yang secara kodrati diberikan Allah SWT kepada manusia.
Maka dari itu, kita dianjurkan untuk bangun ketika di subuh hari dan disunnahkan untuk menjawab kumandang adzan, selain menjalankan sunnah juga agar secara otomatis efek positif dapat diterima oleh tubuh.
Nah, selanjutnya, cara menjawab adzan. Apabila mendengar suara adzan, disunnahkan untuk menjawab adzan tersebut sebagaimana yang diucapkan oleh muadzin, kecuali apabila muadzin mengucapkan: "Hayya alash-shalah", "Hayya alal-falah", dan "Ashsalatu khairum minan-naum" (dalam adzan Subuh).
Apabila muadzin mengucapkan "Hayya alash-shalah" atau "Hayya alal-falah", disunahkan menjawabnya dengan lafal "La haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhim" yang artinya "Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah".
Apabila muadzin mengucapkan "Ashsalatu khairum minan-naum" dalam adzan Subuh, disunnahkan menjawabnya dengan lafal "Shadaqta wa bararta wa ana 'ala dzalika minasy syahidin" yang artinya "Benarlah engkau dan baguslah ucapanmu dan saya termasuk orang-orang yang menyaksikan kebenaran itu".
Itulah rahasia dibalik adzan subuh dan sunnah cara menjawabnya. Tetaplah jaga iman agar tetap kuat supaya ibadah juga makin khusyuk. Semoga bermanfaat!
• Manyun Karena Disinggung Perubahan Tubuhnya, Syahrini Akhirnya Buka Suara Perihal Kehamilannya