"Wawan diantar dari PSM (Pekerja Sosial Masyarakat) Gerak Cepat Bersama ke Yayasan Jamrud Biru dengan kondisi fisik memprihatinkan dan keadaan mentalnya lumayan parah," ujar Suhartono, pemilik Yayasan Jamrud Biru ketika ditemui Kompas.com, Kamis (18/7/2019).
"Dia enggak ngeh sekeliling, saraf motoriknya kayaknya sudah rusak. Saat datang berat badannya 23 kilogram," imbuhnya.
Selama wawancara via telepon, Kompas.com berulang kali memastikan pada Sri dan Farian bahwa Wawan alias Iwan mengidap skizofrenia bukan akibat kecanduan game online. Keduanya selalu menjawab "bukan".
"Iya (tangannya sudah begitu sejak dulu). Saya kan selalu konsultasikan sama psikiater dan dampingi ke RS, kenapa tangannya tak bisa lepas. Dilihat dari psikologi, kejiwaan, rupanya Iwan menghadapi kecemasan yang berlebihan. Ada rasa takut, kecemasan, menarik diri. Termasuk, ketika ada orang asing dia enggak mau interaksi," jelas Sri.
Sri mengilas balik. Kata dia, titik balik kesehatan mental Wawan terjadi tak jauh saat ia lulus SMA.
"Dulu, dia pernah kerja di Bandung. Enggak tahu ada masalah apa di tempat itu. Ketika ada masalah itu, tiba-tiba orangtuanya secara berturut-turut meninggal. Itu yang bikin begitu," jelas Sri.
"Orangtuanya meninggal ketika dia keluar SMA. Dari SMA sampai 2018 akhir itu Iwan terus-terusan dipasung," lanjutnya.
Sri dan Farian menjelaskan, pihaknya sempat beberapa kali menerima pasien skizofrenia karena kecanduan game online. Akan tetapi, gejalanya bukan mengulang-ulang tindakan yang dilakukan saat main game online.
"Kecanduan gim online jadi skizofrenia, mungkin. Saya dampingin juga kebetulan beberapa bulan lalu anak kecanduan gim online dari Jogja. Baru kelas 9, dia sudah keluar skeolah karena kecanduan.
Tiap hari main di komputer, marah-marah, orangtua dianggap musuh, sampai dia merusak barang yang ada di rumahnya," jelas Farian.
"Dia menarik diri dari keramaian, tidak mau mandi, makan harus disuapin. Jika dia main kalah, dia marah-marah, serasa dia teh harus seperti superhero gitu," kata dia.
Farian kembali menegaskan, Wawan tidak masuk dalam kategori tersebut. Pasalnya, ia juga pernah menerima pasien skizofrenia dengan gejala mirip Wawan yang jari tangannya tak bisa diam dan sama sekali tidak berkaitan dengan gim online.
"Saraf-sarafnya terus saja bergerak karena kecemasan. Dulu saya pernah juga menemukan anak jalanan. Tangannya sama seperti itu," ujar Farian.
LSM Gerak Cepat Bersama sempat merawatnya beberapa tahun.
"Tahun 2016, saya dapat laporan bahwa di Tasikmalaya ada Iwan, belasan tahun dipasung sejak keluar SMA. Sama saya, dibebaskan bawa ke RS Jiwa Cisarua, Lembang.