SRIPOKU.COM-- Mungkin orang Palembang sudah sering mendengar KM 3,5, KM 5, KM 12 dan lain sebagainya.
Tetapi belum tentu semuanya tahu di mana sebenarnya titik KM 0 Palembang.
Ternyata titik KM 0 Palembang sudah sering dilintasi karena letaknya di pusat aktivitas Wong Palembang.
Lokasinya di sekitaran Masjid Agung Palembang yang kini berganti nama menjadi Masjid Agung Sultan Mahmud Badarauddin (SMB) I Jayo Wikromo yang tak jauh dari Jembatan Ampera kota Palembang.
Lokasi titik KM 0 Kota Palembang berada persis di dekat kaki menara Masjid Agung namun sudah di luar pagar Masjid Agung.
• Belajar Dari Kasus Nunung, Begini Cara Jaga Stamina Agar Selalu Bugar Tanpa Harus Pakai Narkoba
• Wanita Yang Menderita Diabetes Memiliki Risiko Lebih Besar Mengalami Gagal Jantung Dari Pada Pria
• Tanpa Harus Tidur Siang, Begini Cara Memulihkan Energi Saat Pekerjaan Masih Menumpuk
Tugu dengan ukuran sekitar 40x40 centimeter itu dicat warna biru dengan huruf berwarna putih.
Tertera tulisan "Awal Jl Jenderal Sudirman KM: 0+000 dan di bawahnya tertulis Awal Jln Riacudu. Tugu tersebut terselip diantara tanaman-tanaman yang menghiasi pagar Masjid Agung.
Pemerhati Sejarah Kota Palembangm Rd Muhammad Ikhsan menjelaskan, yang menguatkan KM 0 berada disitu adalah karena jalan Jenderal Sudirman, tempat Masjid Agung berdiri kokoh tersebut adalah nomor 1.
Pantas saja di tugu tersebut dituliskan Awal Jl Jenderal Sudirman.
Selain itu, sambung Ikhsan KM 0 Palembang yang berada di kawasan Masjid Agung terletak di kawasan strategis yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman yang merupakan nama jalan pertama yang secara resmi disematkan sejak awal tahun 19-50 an menggantikan nama Tengkuruk.
Kawasan ini menurut Ikhsan merupakan area ramai yang menghubungkan Kewedanan Ilir Timur dan Ilir Barat pada awal kemerdekaan RI.
Area ini telah merupakan persimpangan pertemuan jalan raya utama di Palembang. Menghubungkan kaki jembatan Ampera , jalan Merdeka, jalan Jenderal Sudirman dan Masjid Lama.
Disitu juga ada bundaran air mancur.
"Jauh pada masa seabad lalu, sebelum ditimbun Pemerintah kolonial Belanda di dekade tahun 1920-an, titik KM 0 Palembang ini berad di tepi Sungai Tengkuruk menuju halaman Masjid Agung," ungkapnya.
Pada masa kesultanan Palembang Darussalam hingga waktu penimbunan itu, tempat ini juga berdiri sebuah pelabuhan kecil untuk bersandar perahu-perahu yang hendak ke Masjid Agung.