Berita OKI
Waspada Deman Berdarah, Bayi di OKI Meninggal Setelah Dirawat 48 Jam & Terlambat Dirujuk ke RS
Warga Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) diminta untuk waspada terhadap gejala dan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Penulis: Mat Bodok | Editor: Siti Olisa
Laporan wartawan Sripoku.com, Mat Bodok
SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG -- Warga Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) diminta untuk waspada terhadap gejala dan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Lantaran, seorang balita yang sempat menjalani perawatan medis selama 48 jam di RSUD Kayuagung, akhirnya meninggal dunia.
Pihak RSUD menyatakan pasien ini terlambat dirujuk, karena sempat menjalani rawat inap di Puskesmas Tulung Selapan selama 2 hari lalu.
Pasien yang belakangan diketahui bernama David, berusia 4 tahun asal Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten OKI ini masuk ke RSUD Kayuagung pada tanggal 1 Januari 2019 lalu, dalam kondisi Dengue Shock Syndrome (DSS) atau fase akhir kritis.
Walaupun sempat dirawat intensif oleh dokter Mirda kurang dari 48 jam, nyawa pasien ini tidak tertolong lagi.
• KPU Palembang Prediksi Bakal Ada 61 Saksi Setiap TPS. Ini yang Harus Disiapkan
• Tinggal di Rumah Nyaris Roboh, Penderita Lumpuh Layu di Pagaralam Butuh Uluran Tangan
• Video Postingan Facebook Inah Antimurti, Wanita Tewas Dibakar di Spring Bed di Indralaya
Direktur RSUD Kayuagung, dr H Fikram didampingi Kasubag TU, Fuad Iskandar menuturkan bahwa pasien dinyatakan meninggal dunia setelah menjalani perawatan kurang dari 48 jam di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI ini.
"Pasien terlambat dibawa kesini, kondisi pasien sudah DSS atau fase akhir, sehingga tidak tertolong lagi," ungkap Fikram kepada wartawan, Rabu (23/1).
Menurut Fikram, sebab lain kematian penderita DSS ialah perdarahan hebat saluran pencernaan yang biasanya timbul setelah renjatan berlangsung lama dan tidak diatasi adekuat.
"Memang beberapa bulan terakhir banyak sekali pasien yang ditangani pihak Rumah Sakit dengan keluhan menderita demam berdarah. Jika ada pasien yang meninggal dunia, maka ini bisa dikatakan KLB (kejadian luar biasa), sehingga perlu penanganan secara aktif dan menyeluruh agar tidak ada korban lainnya," bebernya.
• Diskusi Bersama Polres Banyuasin, Puluhan Siswa SMK PP Negeri Sembawa Ikuti Sosialisasi Pemilu Damai
• Link Live Streaming Pertandingan Babak 16 Besar Liga Champions 2018-2019, Tottenham vs Dortmun
• Gara-gara Ini Pria di Tanjung Sakti Lahat Tega Bunuh Istrinya Secara Sadis, Dibacok hingga Tewas
Fikram juga mengimbau agar masyarakat segera memeriksakan kondisi kesehatan jika terdapat gejala-gejala yang mengarah pada DBD. "Jangan sampai terlambat, sebab jika sedikit saja telat, maka fatal akibatnya. Untuk itu, masyarakat agar waspada dan aktif menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar jentik-jentik nyamuk penyebab DBD tidak berkembang biak," tuturnya.
Berdasarkan data dari pihak RSUD Kayuagung, pada Desember 2018 pasien DBD yang dirawat sebanyak 19 orang, terdiri dari 12 pasien anak-anak dan 7 pasien dewasa. Sedangkan per 23 Januari 2019, ada 34 pasien yang dirawat, 12 diantaranya anak-anak dan 1 orang akhirnya meninggal dunia.
• Jadwal Pertandingan Babak 16 Besar Liga Champions 2018-2019 Manchester United vs Paris Saint Germain
• Gara-gara Ini Pria di Tanjung Sakti Lahat Tega Bunuh Istrinya Secara Sadis, Dibacok hingga Tewas
• Video Postingan Facebook Inah Antimurti, Wanita Tewas Dibakar di Spring Bed di Indralaya
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit di Dinas Kesehatan OKI, Linda Asmarini SKM melalui Kasi Pemberantasan Penyakit Menular, Subianto SKm mengaku, pihaknya telah menerima informasi tersebut dan sedang melakukan penyelidikan terkait kronologi mengenai musibah tersebut.
"Ya kita sudah mendapat data pasien, tapi apakah ini KLB atau bukan itu masih dilakukan penyelidikan," tandasya.