SRIPOKU.COM, AMLAPURA - Erupsi Gunung Agung, menimbulkan dampak yang sangat mengerikan.
Pasemetonan Jagabaya Gunung Agung (Pasebaya) yang melakukan pemantauan bersama Kapolda Bali, Irjen Petrus R Golose, di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Agung, Karangasem, Bali, Jumat (1/12/2017), menemui beberapa perubahan signifikan terhadap vegetasi di sekitar Pura Pasar Agung di Desa Sebudi atau yang berjarak sekitar 5 Km dari kawah Gunung Agung.
Tanaman keras seperti kopi, cempaka, boni, sengon, manggis, dan lainnya semua berguguran daunnya.
Bahkan ada yang mati akibat hujan abu yang mengandung zat belerang.
Sementara rerumputan dari Dusun Sogra menuju Pura Pasar Agung yang radiusnya 5 km dari bibir kawah tampak mengering.
Beberapa ekor hewan seperti anjing yang ditinggal di rumah warga ada yang mati, akibat kelaparan atau tidak kuat menghirup bau belerang.
Suara teriakan binatang seperti kera terdengar di parkir bawah Pura Pasar Agung.
Diperkirakan suara tersebut pertanda kera kelaparan akibat buah yang biasa dimakan oleh kera tidak ada lagi.
Jalan menuju Pura Pasar Agung penuh lumpur dan atau sisa debu vulkanik.
Daun-daunan berserakan di aspal yang mengakibatkan jalan licin dan bisa menyebabkan kecelakaan apabila dilalui kendaraan.
Sementara bau belerang sangat kuat dan terasa.
Hingga mengakibatkan sakit kepala apabila terus menghirupnya.
Baca: Gunung Agung Mereda , Satelit Tangkap Pergerakan Magma 36 Meter Kubik Per Detik , Ini Kata PVMBG
Baca: Dapat Bisikan, Pria Bali Ini Nekat Berendam Lahar Dingin Gunung Agung, Diminum hingga Rasakan Ini
"Saya dan jajaran melakukan pengecekan apakah KRB III benar-benar sudah steril? Sesuai arahan presiden, peristiwa erupsi Gunung Agung ini untuk zero insiden atau tidak ada korban jiwa. Karenanya kami imbau untuk tidak ada aktivitas apapun di KRB," tegas Petrus Golose.