Baiq Mariah sepertinya kaget dengan sambutan yang diterimanya sejak tiba di King Abdul Aziz International Airport (KAAIA), Jeddah, Arab Saudi.
Saat di pesawat, papuq juga sempat mengalami kejadian kurang mengenakan karena air di toilet tumpah.
Imbasnya dia tak mau makan.
“Katanya, loh saya kenapa? Kan saya tidak salah apa-apa. (Saya) bukan pencuri, dari situ mengamuk, tidak mau masuk ke kantor Daker Bandara. Sempat duduk, lalu ingin pulang ke rumah. Nteh uleq, kanak-kanak kance waii uwah nganteh leq bale (ayo pulang, anak-anak dan cucunya sudah menunggu),” cerita Rahmi.
Tim kesehatan pun turun tangan merawat dan merayunya.
Sampai di Makkah, Baiq Mariah lalu dirujuk ke Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah karena terus berjalan ingin pulang.
Kondisi Baiq Mariah berangsur membaik. Kini dia sudah kembali ke kamar dan sudah mau makan.
“Alhamdulillah papuq sudah sadar kalau sedang berada di Makkah untuk berhaji. Sembahyang leq mesigit haram nggeh ya (salat di Masjidil Haram) ya,” imbuhnya.
Minggu (27/08), Papuq sudah bersiap diri, mandi serta mengenakan baju muslim dan kaus kaki.
Selepas salat asar, bersama ketua regunya, Sudirman Nurdin, Baiq Mariah melaksanakan umrah wajib.
“Nanti di Masjidil Haram, tawaf dan sai akan menggunakan jasa kursi roda. Kami dititipi uang Rp8 juta plus living cost SAR1.500 untuk kebutuhan hidupnya selama berhaji,” sebut Rahmi.
Sudirman Nurdin mengatakan, seluruh jemaah LOP 10 sudah umrah wajib sejak Sabtu (26/8) pukul 21.50 waktu Arab Saudi (WAS), kecuali Baiq Mariah.
“Papuq Baiq Mariah belum umrah, karena kondisinya masih labil saat itu. Tapi (kemarin) sore sudah membaik sehingga kami umrah dengan sembilan orang lainnya,” ujar Sudirman seraya mengamini papuq mendapat perhatian khusus regunya karena usianya yang sepuh.
Ketua Sektor 3 Masbah Jin, Noor Hamid menambahkan, pihaknya akan memberikan perhatian khusus kepada Baiq Mariah.
Baca: Heboh, Jemaah di Pondok Gede Bubar Saat Khatib Bahas Masalah Ini Saat Khutbah. Ternyata!