Ibu Ini Paksa Bayinya Meminum Asi. Tak Disangka Hal Mengerikan Terjadi sampai Ia Tak Sempat Menyesal

Penulis: Candra Okta Della
Editor: Candra Okta Della
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bayi Landon

Sekalipun riwayat polycystic ovarian syndrome (PCOS) membuat hormonnya hanya memproduksi sedikit ASI.

Ahli laktasi menyarankan bahwa PCOS yang membuat produksi ASI-nya sedikit tersebut dapat diatasi dengan obat herbal saat mereka keluar dari rumah sakit nantinya.

“Pada 24 jam pertama, aku telah menyusui Landon selama 9,3 jam. Tidak ada popok basah karena kencing yang perlu diganti dan jumlah popok yang harus diganti karena kotor berjumlah 4 popok.”
 
Ia melanjutkan, “Dalam 27 jam pertama, Landon telah kehilangan 4,76% berat badannya. Sesi menyusuinya juga menjadi lebih sering dan bertambah lama. Sampai-sampai ia berada di payudara terus-menerus pada hari kedua kehidupannya. Pada hari kedua, ia menghasilkan 3 popok basah.”
 
Hari kedua, Langdon tak henti-hentinya menangis minta menyusu.

Kendati sudah curiga bahwa ada yang aneh dengan bayinya, Jillian masih merasa tenang karena dokter terus mengontrol kesehatannya yang masih dalam masa pemulihan paska cesar dan kesehatan bayinya.

Ia diyakinkan oleh dokter bahwa ilmu pengetahuan menyatakan adanya korelasi, antara banyaknya popok basah anak dan penyerapan nutrisi itu tidak berlaku dalam 4 hari pertama kehidupan bayi.

Tak perlu mengkhawatirkan kondisi anaknya karena dokter bilang kuncinya hanya satu, “Susui terus anakmu dengan ASI.”

Atas izin dokter, setelah 3 hari berada di rumah sakit
 
Jarrod dan Jillian memutuskan untuk membawa pulang anak mereka.

Ketika di rumah, Landon terus menerus menyusu sampai akhirnya ia menjadi tidak responsif dan seperti tertidur kelelahan akibat kesulitan menyusu.

Tubuhnya mulai membiru dan denyut nadinya hilang.

Jarrod melakukan pertolongan pertama dengan CPR dan Jillian mulai sibuk menelepon nomor darurat agar ambulan segera sampai ke rumahnya.

Pada saat mereka tiba di UGD, Landon ditemukan memiliki pulseless electrical activity (denyut jantung tanpa tekanan darah).

Ia lalu diintubasi dan menerima beberapa putaran epinefrin.

Ia mengalami hipotermia dengan suhu 93,1 F.

Setelah 30 menit dilakukan CPR, tidak ada aktivitas jantung ditemukan pada USG.

Halaman
1234

Berita Terkini