Advertorial

LP3KD Sumsel Menggelar MUSDA, Perkuat Jembatan  Bermitra Gereja Keuskupan Pemerintah

LP3KD Sumatera Selatan sukses menggelar Musda yang berlangsung selama dua hari, pada 23–24 Agustus 2025 di Keuskupan Agung Palembang.

Editor: tarso romli
LP3KD Sumsel Menggelar MUSDA, Perkuat Jembatan  Bermitra Gereja Keuskupan Pemerintah - Kusda-LP3KD-1.jpg
handout
PESERTA - Para peserta Musda LP3KD Sumatera Selatan
LP3KD Sumsel Menggelar MUSDA, Perkuat Jembatan  Bermitra Gereja Keuskupan Pemerintah - Musyawarah-Daerah-LP3KD.jpg
handout
Musda LP3KD

PALEMBANG  — Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD) Sumatera Selatan sukses menggelar Musyawarah Daerah (Musda) yang berlangsung selama dua hari, pada 23–24 Agustus 2025, di Ruang Rapat Keuskupan Agung Palembang.

Acara ini secara resmi dibuka dengan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Vikaris Jendral Keuskupan Agung Palembang, RD Yohanes Kristianto.

Musda kali ini dihadiri oleh perwakilan LP3KD dari 12 kabupaten dan kota di Sumatera Selatan, termasuk OKU, OKU Timur, OKI, Palembang, Prabumulih, Muara Enim, Lahat, Lubuk Linggau, Musi Rawas, Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Pagaralam.

Selain itu, hadir pula utusan dari LP3KD Provinsi Jambi dan Bengkulu, menunjukkan solidaritas antar lembaga di tingkat regional.

Dalam sambutannya, Ketua LP3KD Provinsi Sumatera Selatan, Hendro Setiawan, menekankan dua poin utama yang menjadi fokus Musda.

"Ada dua hal yang membuat kita harus bertemu: pertama, menyelaraskan diri dengan statuta nasional pasca-Munas, terutama terkait penyesuaian istilah Pesparani yang kini berdiri sendiri tanpa embel-embel 'pesta' atau 'lomba'. Kedua, menyikapi situasi nasional terkait efisiensi anggaran negara," jelas Hendro.

Lebih lanjut Hendro mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama merumuskan strategi agar cita-cita Gereja tetap berjalan di tengah kebijakan pemerintah yang menuntut efisiensi.

Salah satu usulan strategis yang disampaikan adalah pembentukan “klinik-klinik” khusus seperti untuk paduan suara (choir) dan memanfaatkan teknologi, seperti podcast, bisa kolaborasi dengan kampus seperti UKMC dan MDP.

Hendro juga mendorong penguatan kemitraan antar-LP3KD di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, serta dengan pemerintah daerah setempat.

Sementara itu, mewakili Keuskupan Palembang, RD Yohanes Kristianto menyambut baik inisiatif ini.

"Bapa Uskup sangat gembira dengan kehadiran LP3KD. Meskipun berbeda dalam struktur gerejawi, lembaga ini sangat membantu tugas Gereja," kata Romo Kris.

Ia berharap Musda ini menjadi momentum penting untuk keberlanjutan LP3KD, memastikan semua kebijakan dari tingkat nasional hingga daerah berjalan selaras.

"Pertemuan seperti ini ibarat detak jantung, sangat penting untuk menjaga agar lembaga ini tetap hidup dan bergerak," kata Romo Kris, sekaligus mengucapkan selamat atas pelaksanaan Musda.

Acara ini juga menjadi ajang pembahasan rencana pelaksanaan Pesparani Katolik Nasional IV pada tahun 2027, konsolidasi Pesparani Provinsi yang akan diselenggarakan pada tahun 2026.

Tentang LP3KD: Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik (LP3K) adalah lembaga yang dibentuk atas prakarsa umat Katolik untuk mengembangkan musik liturgi dan seni budaya gerejawi. 

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved