Fakta Baru Pembunuhan dan Perampokan Pegawai BPS Halmahera Timur, Sempat Telepon Istri Hanafi

Fakta baru pembunuhan dan perampokan Pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) Halmahera Timur, Maluku Utara, Karya Listyanti Pertiwi.

Editor: adi kurniawan
Kolase
PEMBUNUHAN PEGAWAI BPS - Ternyata Tiwi Sempat Telepon Istri Hanafi Sebelum Tewas Dibunuh, Almira Tak Jawab karena Sibuk 

SRIPOKU.COM -- Fakta baru pembunuhan dan perampokan Pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) Halmahera Timur, Maluku Utara, Karya Listyanti Pertiwi.

Korban Tiwi ternyata sempat menghubungi rekan satu rumah dinasnya yang merupakan istri pelaku.

Pegawai BPS asal Magelang Jawa Tengah yang akrab disapa Tiwi itu menghubungi Almira Fajriyanti Marsaoly dua hari sebelum dibunuh Aditya Hanafi.

Namun telepon dari Tiwi itu tidak dijawab oleh Almira dengan alasan sibuk.

Saat Almira kembali menghubungi Tiwi seminggu kemudian, almarhum sudah tidak membalas lagi.

Hal itu diungkap oleh Almira melalui kuasa hukumnya, Rusdi Bachmid.

Menurut Rusdi, Almira terakhir kali bertemu dengan korban Tiwi yakni sebelum dirinya mengajukan cuti dan pulang ke Ternate, Maluku Utara, untuk mempersiapkan pernikahan.

"Saksi terakhir bertemu korban tanggal 8 Juli di kantor BPS Haltim saat melakukan cuti," kata Rusdi Bachmid dikutip dari Facebook TribunTernate, Kamis (14/8/2025).

Kemudian pada tanggal 17 Juli 2025, Tiwi sempat menelepon Almira yang saat itu sudah berada di Ternate.

Namun karena sedang sibuk mempersiapkan pernikahan dan dalam keadaan cuti, telepon itu tidak diangkat oleh Almira.

"Tanggal 17 Tiwi menelepon saksi tapi tidak diangkat karena sedang sibuk dan cuti," ungkap Rusdi lagi.

Diduga saat itu pelaku Aditya Hanafi sudah menemui Tiwi untuk meminjam uang Rp 30 juta namun tidak diberikan.

Sebab, pada tanggal itu Hanafi diketahui berada di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara.

Lalu seminggu kemudian, pada 27 Juli 2025 Almira mengirimkan undangan fisik ke Halmahera Timur dan kemudian menghubungi Tiwi.

"Ada chatting kepada korban untuk mengecek apakah undangannya sudah sampai. Tapi chattingan itu tidak dibalas," jelas Rusdi.

Menurut Almira, saat itu pesannya pada Tiwi centang dua, tapi tidak diketahui sudah dibaca atau belum.

"Korban whatsaap-nya tidak ditandai warna, tapi centang dua. Tidak dibalas. Chatting-nya masih ada," ungkapnya.

Terkait pinjaman uang yang dilakukan oleh Hanafi ke korban Tiwi, Almira mengaku tidak tahu sama sekali.

"Terkait pinjaman uang, saksi tidak mengetahui sama sekali. Karena keberangkatan Hanafi dari Ternate ke Maba sampai kembali itu awalnya tidak diketahui," jelasnya.

Diduga Tiwi menelepon Almira untuk memberi tahu soal pinjaman uang yang disampaikan oleh Hanafi.

Menurut Kapolsek Maba Selatan Ipda Habiem Ramadya, Hanafi bertemu dengan Tiwi pada 16 Juli 2025.

"Dari tanggal itu pelaku sudah ketemu korban. Itu masih tanggal 16 Juli loh ya. Pelaku ketemu korban untuk pinjam uang Rp 35 juta," kata Ipda Habiem.

Karena tak diberi pinjaman oleh korban, pelaku pun merencanakan aksi kejahatan dan diam-diam masuk rumah dinas BPS yang ditinggali korban.

Rumah dinas itu juga ditinggal oleh Almira, namun berbeda kamar.

"Pelaku sudah di kamar istrinya di rumah dinas itu dari tanggal 16-18 Juli," ungkapnya.

Kemudian pada Sabtu (19/7/2025) saat Tiwi baru keluar dari kamar mandi, langsung disekap oleh Hanafi.

"Pelaku langsung suruh korban masuk ke kamarnya. Korban disekap dulu, mulut korban dilakban, tangan dan kaki juga diikat. Pelaku minta korban buat kasih tahu pin m-banking korban," kata dia.

Tak hanya menggasak uang korban, Hanafi juga saat itu sempat melakukan pelecehan kepada Tiwi.

Hanafi lalu mentransfer uang korban Rp 38 juta ke dompet digital lalu ditranfer ke pelaku.

"Pelaku juga mengajukan pinjaman online atas nama korban, sehingga kalau ditotal itu sekitar Rp 89 juta. Sehabis melancarkan aksinya itu, pelaku membekap korban pakai bantal. Korban dibekap selama tiga menit," jelasnya.

Karena tak yakin Tiwi sudah meninggal, Hanafi kembali membekap korban sekitar 11 menit.

Setelah Tiwi dipastikan sudah tewas, Hanafi lalu membawa kabur sambil membawa ponsel milik korban.

Diduga pada 24 Juli 2025 itu ponsel Tiwi masih dipegang oleh Hanafi.

Sehingga saat Almira mengirim pesan pada Tiwi, pesan itu dibaca oleh Hanafi.

Kemudian setelah itu ponsel Tiwi tak kunjung aktif lagi karena sudah dibuang oleh Hanafi.

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved