Berita Wilayah

Sumsel Nomor Satu, Berikut 10 Provinsi di Indonesia dengan Warga Paling Aktif Gunakan Bahasa Daerah

Dari data BPS, Sumsel menempati urutan pertama dengan 96,86 persen pendudukan berbicara bahasa daerah, di rumah maupun di pergaulan.

Editor: pairat
sripoku.com/Hartati
GUNAKAN BAHASA DAERAH - Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang Sumsel. Berikut 10 provinsi di Indonesia dengan warga paling aktif menggunakan bahasa daerah, Sumsel ternyata tempati urutan pertama. 

7. Sumatera Barat: 94,03 persen

8. Bengkulu: 93,14

9. Kep. Bangka Belitung: 92,95 persen

10. Jambi: 90,67

Sumsel Memiliki Enam Bahasa Daerah, Namun Hanya 2 yang Masih Sering Digunakan Sisanya Terancam Punah

Balai bahasa provinsi Sumatera Selatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, laksanakan taklimat revitalisasi bahasa dalam rangka implementasi model pelindungan bahasa daerah dan diseminasi KBI XII, diruang Amran Balai bahasa Sumatera Selatan, Jalan Seniman Amri Yahya, komplek Taman Budaya Sriwijaya Jakabaring Palembang, Jumat (5/5/2023).
Balai bahasa provinsi Sumatera Selatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, laksanakan taklimat revitalisasi bahasa dalam rangka implementasi model pelindungan bahasa daerah dan diseminasi KBI XII, diruang Amran Balai bahasa Sumatera Selatan, Jalan Seniman Amri Yahya, komplek Taman Budaya Sriwijaya Jakabaring Palembang, Jumat (5/5/2023). (Sripoku.com/Muhammad Imam Pramana)

Baca juga: Balai Bahasa Provinsi Sumsel Launching 36 Naskah Cerita Anak, Bisa Diakses Gratis Berikut Linknya

Balai bahasa provinsi Sumatera Selatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, laksanakan taklimat revitalisasi bahasa dalam rangka implementasi model pelindungan bahasa daerah dan diseminasi KBI XII.

Diruang Amran Balai bahasa Sumatera Selatan, Jalan Seniman Amri Yahya, komplek Taman Budaya Sriwijaya Jakabaring Palembang, Jumat (5/5/2023).

Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan Karyono, S.Pd.,M. Hum mengatakan kondisi kebahasaan daerah Sumatera Selatan saat ini.

"Sumatera Selatan memiliki 6 bahasa daerah, yakni bahasa Lematang, bahasa Komering, bahasa Melayu, bahasa Ogan, bahasa Kayuagung, dan bahasa Pedamaran," kata Karyono

Ia menambahkan jumlah bahasa tersebut berdasarkan hasil pemetaan pada Tahun 2009 untuk kemudian dimutakhirkan melalui peta bahasa Nasional Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud ristek. 

Dari keenam bahasa itu 4 bahasa yaitu (Melayu, Lematang, Pedamaran, Kayuagung) mengalami kemunduran dan 2 bahasa (Komering dan Ogan) statusnya aman.

Ditandai dengan banyaknya jumlah penutur dan luasnya wilayah kesabaran dua bahasa bahasa Komering dituturkan di Kabupaten OKU, OKUT, OKUS, dan OKI dengan jumlah 470.000 penutur, sementara bahasa Ogan dituturkan di Kabupaten Oku Muara Enim Banyuasin dan Ogan Ilir dengan jumlah 1.590.000 penutur.

Adapun faktor kemunduran dan kepunahan bahasa yaitu sikap penutur bahasa daerah terhadap bahasanya migrasi atau mobilitas sosial yang tinggi perkawinan dengan pasangan yang berbeda bahasa, dan bencana yang menyebabkan berkurangnya penutur bahasa daerah.

Status bahasa yang mengalami kemunduran ditandai dengan dituturkan oleh sebagian anak-anak hingga kaum tua tetapi jarang digunakan dalam ranah umum atau publik.

Sementara itu koordinator revitalisasi Bahasa Daerah atau (RBD) Vita Nirmala menambahkan bahasa-bahasa daerah harus tetap dilestarikan dan dicegah dari kepunahan sehingga tidak terjadi kehilangan kekayaan budaya pemikiran dan pengetahuan yang tersimpan dalam khazanah bahasa daerah.

Ia menambahkan revitalisasi bahasa daerah merupakan upaya pelestarian dan pengembangan bahasa daerah kepada generasi muda untuk mendorong penggunaannya dalam komunikasi yang beragam dalam berbagai raga kehidupan sehari-hari sehingga daya hidup bahasa daerah pada tahap aman dan dapat ditransmisikan dengan baik.

Sebagian artikel ini bersumber di Tribunnews.com.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved