Penganiayaan Brutal di OKU

PENYEBAB Wanita di OKU Tewas Dibacok Sesama Rekan Penyadap Karet, Tolak Ajakan Hubungan Terlarang

Saat pihak kepolisian menunjukkan foto pelaku, Eflin hanya bisa mengangguk lemah sebelum kembali memejamkan mata.

Penulis: Leni Juwita | Editor: Odi Aria
Dokumen Polisi
PELAKU PEMBUNUHAN DI OKU- Tersangka FR (40) ditangkap Tim Gabungan Polres OKU bersamam Polsek Baturaja Barat dan dibantu Polsek Baturaja Timur. Ia mengaku sempat mengajak Ritamah melakukan hubungan layaknya suami istri, namun korban menolak dan mengancam akan melaporkan hal tersebut. 

SRIPOKU.COM, BATURAJA– Eflin, seorang penyadap karet asal OKU, masih dirawat secara intensif di RSUD dr Ibnu Sutowo Baturaja setelah menjadi korban pembacokan brutal oleh rekannya sendiri, Misran alias Fran (40).

Kejadian tragis ini terjadi usai Eflin diduga memergoki pelaku saat melakukan tindak kekerasan terhadap sesama penyadap, Ritamah, yang akhirnya ditemukan meninggal dunia.

Kondisi Eflin hingga saat ini belum stabil dan belum bisa diajak berkomunikasi secara aktif.

Saat pihak kepolisian menunjukkan foto pelaku, Eflin hanya bisa mengangguk lemah sebelum kembali memejamkan mata.

“Waktu kami tunjukkan foto pelaku, Lin hanya mengangguk pelan,” ujar seorang petugas.

Keluarga korban yang terus mendampingi di rumah sakit sangat terpukul atas kejadian tersebut.

Kakak kandung korban, Rusli, mengaku bersyukur adiknya masih selamat meski mengalami luka serius.

“Kami masih bersyukur karena tidak sampai mengenai urat di leher. Alhamdulillah atas pertolongan Allah, Lin masih bisa selamat dari amukan pelaku yang sudah kalap,” tuturnya lirih.

Rusli mengungkapkan, kekecewaannya terhadap pelaku yang tega membacok adiknya sendiri, padahal selama ini mereka dikenal cukup dekat dan berasal dari kampung yang sama.

“Dia dulu malah minta bantuan sama Lin biar bisa ikut kerja nyadap karet di kebun milik Pak Yuliyandi,” tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, pelaku Misran mengakui kepada polisi bahwa ia membacok Ritamah karena takut perbuatannya dilaporkan ke keluarga korban.

Ia mengaku sempat mengajak Ritamah melakukan hubungan layaknya suami istri, namun korban menolak dan mengancam akan melaporkan hal tersebut.

Merasa terancam, pelaku sempat kembali ke bedeng, namun kemudian nekat kembali dengan membawa parang dan langsung menyerang Ritamah di dekat pondok.

Saat aksi keji itu dilakukan, Eflin melihat kejadian tersebut dari kejauhan.

Merasa aksinya dipergoki, pelaku kemudian memburu Eflin ke bedengnya.

Eflin sempat mengunci pintu dari dalam, namun pelaku yang kalap berhasil mendobrak pintu dan langsung menyerang korban dengan parang.

“Leher Lin sempat terkena sabetan hingga ke bagian telinga, tapi dia masih bisa berlari dan meminta pertolongan,” kata salah satu warga yang mengetahui kejadian.

Sementara itu, Ritamah yang sempat melarikan diri ke dalam hutan, ditemukan warga dalam kondisi meninggal dunia sekitar 20 meter dari lokasi pembacokan.

Beberapa rekan korban yang mengenal Eflin menuturkan bahwa korban dikenal sebagai sosok yang sangat sabar dan pendiam.

“Orangnya tenang, bahkan kalau kakinya disenggol atau diinjak, dia enggak bakal marah,” ujar Yandi, rekan kerja korban.

Hal itu juga dibenarkan kakaknya, Rusli, yang menyebut banyak orang tidak menyangka Eflin bisa menjadi korban kekerasan sekejam ini.

“Kami berharap pelaku dihukum setimpal. Apalagi dia bukan hanya membacok Lin, tapi juga menghilangkan nyawa Ritamah,” tegas Rusli.

Polres OKU telah mengamankan pelaku dan menyampaikan pengakuan tersangka dalam jumpa pers yang dipimpin langsung oleh Kapolres OKU, AKBP Endro Aribowo, S.I.K., M.A.P, pada Senin (4/8/2025).

Pelaku kini ditahan dan akan menjalani proses hukum atas tindak pidana pembunuhan dan penganiayaan berat.

 

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved