Minta Amnesti Presiden Prabowo, Indra Pembunuh Penjual Gorengan Berharap Lolos dari Vonis Mati

"Hasil uji forensik RS Bhayangkara terhadap korban Nia Kurnia Sari sudah jelas menunjukkan bahwa terdakwa melanggar Pasal 285 tentang Pemerkosaan," ujar Bagus.

Lebih lanjut, JPU juga menegaskan bahwa pembunuhan yang dilakukan terdakwa adalah pembunuhan berencana.

Salah satu bukti yang memperkuat dugaan ini adalah adanya tali rafia berwarna merah yang disiapkan terdakwa sebelum melancarkan aksinya.

"Adanya alat yang sudah disiapkan terdakwa sebelum melakukan aksinya, yaitu tali rafia berwarna merah," jelasnya.

Dengan bukti-bukti yang kuat, JPU menggunakan pasal kombinasi kumulatif subsidaritas alternatif untuk menjatuhkan hukuman mati pada terdakwa.

Sebelumnya, Nia Kurnia Sari dilaporkan hilang pada Jumat (6/9/2024) saat menjajakan gorengan keliling kampung di kawasan Padang Pariaman.

Dua hari kemudian, korban ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa dan tanpa busana. Jasadnya dikubur di sebuah lokasi yang kemudian menjadi tempat kejadian perkara.

Hasil penyelidikan polisi menyebutkan adanya dugaan kuat bahwa korban mengalami kekerasan seksual sebelum dibunuh.

Berdasarkan keterangan saksi, fakta lapangan, dan barang bukti, penyidik menetapkan Indra Sepriarman sebagai tersangka utama.

Tersangka ditangkap pada Kamis (19/9/2024) di Kayu Tanam, Padang Pariaman. Saat itu, ia tengah bersembunyi di atas loteng rumah kosong.

Dalam pemeriksaan, In Dragon mengakui telah memerkosa dan menguburkan korban di lokasi kejadian.

Artikel ini telah tayang di TribunPadang.com dengan judul Divonis Mati, Pembunuh Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman Ingin Minta Amnesti Presiden