Yurike Sanger Divonis 6 Bulan Meninggal tapi Bertahan 12 Tahun, Pemakaman Istri Bung Karno Haru Biru

Keluarga menangis saat mengingat perjuangan Yurike berjuang bertahan hidup melawan penyakit kanker yang diidapnya.

Editor: Refly Permana
Tribunnews.com/Alfarizy
DIMAKAMKAN - Yurike Sanger, istri ketujuh Presiden pertama RI Soekarno, dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Senin (6/10/2025). Dia meninggal di usia 80 tahun usai berjuang melawan kanker payudara. 

SRIPOKU.COM - Yurike Sanger dimakamkan di TPU Tanah Kusir pada Senin (6/10/2025).

Istri ke tujuh presiden pertama Indonesia, Soekarno, itu meninggal dunia di San Gorgonio Memorial Hospital, California, Amerika Serikat, Rabu (17/9/2025) waktu setempat. 

Yurike berpulang pada usia 80 tahun setelah berjuang melawan kanker payudara.

Jenazah Yurike tiba di Indonesia pada Minggu malam (5/10/2025) dan disemayamkan lebih dulu di RSPAD Gatot Soebroto.

Baca juga: Dua Minggu Meninggal, Jenazah Yurike Sanger Istri ke 7 Soekarno Tiba di Indonesia Disambut Tari Adat

Suasana haru begitu terasa selama proses pemakaman, terlebih mengingat perjuangan Yurike berjuang bertahan hidup melawan penyakit kanker yang diidapnya.

Salah satu putra Yurike, Lintar Wardana, menyebut sang ibu sebagai sosok pejuang yang tidak pernah menyerah melawan penyakit kanker payudara yang dideritanya sejak 2013.

"Buat kami, seperti tadi yang sempat diomongin sama kakak-kakak kami, Mama itu buat kamu adalah pejuang hidup. Dia seorang fighter,” ujar Lintar di lokasi pemakaman.

Yurike disebut telah divonis dokter hanya bertahan enam bulan ketika pertama kali didiagnosis kanker payudara. Namun, ia mampu bertahan hingga 12 tahun lamanya.

"Dia terus fight, dia terus punya iman. Tadi kata pendeta juga, dia beriman terus sehingga bisa menjalankan hidup sampai saat ini, sampai Tuhan panggil," lanjut Lintar.

Baca juga: Kisah Cinta Bung Karno Dengan Yurike Sanger Istri ke 7, Ayah Megawati Sudah Dibikin Naksir Sejak SMA

Putrinya, Eka Putri, yang mendampingi Yurike selama dirawat di Amerika Serikat, menceritakan sang ibu sempat mengalami serangan dada pada 15 September lalu dan akhirnya meninggal dunia di San Gorgonio Memorial Hospital, California, 17 September 2025 waktu setempat.

"Mama saya bilang, saya tidak akan pernah mau menyerah, tapi semua tergantung kepada Tuhan. Subuh-subuhnya hari Selasa dia masuk ICU, dan hari Rabu jam 7.30 pagi waktu Amerika, Tuhan panggil Mama saya,” tutur Eka.

Eka juga menegaskan, keinginan terakhir Yurike adalah dimakamkan di Indonesia, tanah kelahirannya.

"Keinginan terakhirnya adalah dia mau kembali ke Indonesia. Karena dia tetap mencintai Indonesia. Dia masih warga negara Indonesia dan tidak pernah melepaskan status kewarganegaraannya,” ucap Eka.

Sementara itu, Tri Wahyudi, salah satu putra lainnya, mengenang sang ibu sebagai sosok mandiri yang tetap aktif bepergian hingga usia senja.

“Mama kalau ke Amerika–Indonesia itu terbang sendiri, benar-benar mandiri sekali. Dari muda memang suka traveling, jalan-jalan,” ujarnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved