Bocah 6 Tahun di OKI Ditemukan Tewas
Insting Ibu tak Pernah Salah, Pelajar SD di OKI Mungkin Selamat Jika Sang Bunda Tak Ditahan Keluarga
"Saya sempat mau ikut nyari karena yakin insting ibu ke anaknya itu kuat. Tapi tidak dibolehkan sama keluarga, jadi tunggu di rumah saja,"
Penulis: Rachmad Kurniawan Putra | Editor: Refly Permana
SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Duka mendalam terlihat di wajah Indra (42) dan Melis (37).
Sepasang suami istri di Desa Menang Raya, Kecamatan Pedamaran, Kabupaten OKI ini baru saja kehilangan putri mereka yang masih berusia enam tahun.
Korban tewas di tangan pria yang masih satu desa dengan mereka.
Korban adalah anak kedua dari tiga bersaudara.
Saat dijumpai di rumah duka, Indra tidak berhenti menahan tangis dengan mata dan wajah yang memerah serta sesekali mengusap air mata.
Melis, ibu korban mengatakan, pada saat kejadian, putrinya itu sedang bermain dengan dua temannya di dekat Masjid Babul Khoir.
"Temannya beritahu saya, wak korban diajak kakak-kakak, dak tau siapa. Tangannya dipegang," ujar Melis, Minggu (27/7/2025).
Melis kebingungan mencari keberadaan anaknya.
Lalu warga membantu suaminya mencari korban.
Melis awalnya ingin ikut mencari, tetapi keluarga yang khawatir tidak mengizinkan.
"Saya sempat mau ikut nyari karena yakin insting ibu ke anaknya itu kuat. Tapi tidak dibolehkan sama keluarga, jadi tunggu di rumah saja," katanya.
Saat ditemukan dengan kondisi tidak bernyawa di tengah perkebunan karet, Melis melihat jenazah anaknya banyak mengalami lebam dan lecet.
Terutama di paha dan kakinya.
"Lebam semua pak di paha dan kaki, lecet, terus di telinga juga lebam," katanya.
Jenazah korban sudah dikebumikan di TPU Desa Suka Pulih, Pedamaran, OKI sekitar pukul 15:00 WIB.
Baca juga: Pantas Ibu Korban Sebut Pelaku Tak Gila, Cara Pemuda di OKI Habisi Nyawa Pelajar SD Bak Profesional
Rumah dirusak
Kediaman Rozi menjadi sasaran luapan emosi warga.
Mereka tidak terima atas perbuatan pelaku yang tega menghilangkan nyawa korban dan meninggalkan jasadnya di kebun karet.
Kades Menang Raya, Rian Syaputra, mengatakan rumah pelaku menjadi bulan-bulanan masyarakat.
Sehingga kondisinya kini rusak dan perabotan juga berserakan.
"Memang amukan warga tadi pagi tidak bisa dibendung lagi. Karena bukan hanya masyarakat Menang Raya saja, tetapi se Kecamatan Pedamaran yang turut menyerbu rumah pelaku," katanya, Minggu (27/7/2025) siang.
Dijelaskan Rian, setelah informasi terkait penangkapan pelaku sekitar pukul 09.00 WIB, pemerintah desa dan kepolisian segera bergegas membawa pihak keluarga korban untuk dibawa ketempat yang aman.
"Belum ada yang diusir dari desa, tapi yang jelas pihak keluarga dari pelaku sudah berhasil diamankan dari amukan massa," ungkapnya.
Meski kondisi di lokasi sudah kondusif, Rian menyebut pengamanan masih terus dilakukan dan beberapa petugas kepolisian berjaga dilokasi.
"Saat ini di lokasi masih ada linmas desa, personil Polsek Pedamaran, pasukan dari Polres OKI berjaga-jaga. Takutnya nanti masih ada massa susulan yang datang kelokasi," paparnya.
Selain itu, pihaknya mengimbau bagi keluarga besar korban untuk tetap bersabar karena adalah ujian.
"Alhamdulillah pelaku juga sudah dapat ditangkap, pihak keluarga juga berharap supaya pelaku dikenakan hukuman seberat-beratnya dan setimpal," tutupnya.
Baca juga: Pengakuan Pria di OKI Pasca Habisi Nyawa Pelajar SD, Ternyata Korban Sudah Satu Tahun Diincar
Pengakuan Tersangka
Pria bernama Rozi Yanto (20) itu sudah berhasil diamankan aparat kepolisian.
Sempat memberikan perlawanan, namun ia akhirnya takluk setelah satu peluru mendarat di kaki kirinya.
Kepada polisi, Rozi seakan-akan tidak menyesal telah melakukan perbuatan menghilangkan nyawa seorang bocah.
Ia sudah kenal dengan korban sejak setengah tahun yang lalu dan memang mengincarnya.
"Saya sudah setengah tahun kenal dia, sering ketemu juga," paparnya.
Dikatakan kembali, awal mulanya pelaku mengajak korban untuk membeli ciki (jajanan), setelah itu saya membawanya kedalam hutan (kebun karet).
Menurutnya, alasan melalukan hal tersebut karena sudah lama kepingin menikah.
Namun, ia merasa takut jika berinteraksi dengan wanita dewasa.
"Kalau yang besar tidak sanggup melawannya. Makanya pilih korban wanita yang masih kecil ini," ujarnya.
Seusai melakukan aksinya tersebut, Rozi mengaku meninggalkan lokasi kejadian dan berlari pulang ke rumahnya di Desa Menang Raya.
"Setelah kejadian, saya langsung pulang ke rumah," pungkasnya.
Baca juga: Dua Pekan Sekolah, Rania Pergi Selamanya, Kesedihan Mendalam Selimuti SD Negeri 5 Pedamaran
Curhat pilu guru
Suasana di ruang kelas 1C SD Negeri 5 Pedamaran, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) terasa berbeda pada Senin (28/7/2025) pagi itu.
Ada satu bangku di barisan paling belakang yang kini kosong. Bangku itu milik Rania Dwi Putri, murid berusia 6 tahun yang keceriaannya direnggut secara tragis hanya dua pekan setelah ia pertama kali merasakan bangku sekolah.
Kepergian Rania, yang jasadnya ditemukan di perkebunan karet Desa Pedamaran 5, tidak hanya meninggalkan luka bagi keluarganya, tetapi juga goresan duka yang mendalam di hati para guru dan teman-teman sekelasnya yang baru saja mulai merajut pertemanan.
Fetri Arinda, Wali Kelas 1C, menatap nanar ke arah bangku kosong itu. Baginya, Rania adalah sosok yang istimewa.
Dengan postur tubuh yang sedikit lebih tinggi dan besar dibanding teman-temannya, Rania ditempatkan di barisan belakang. Namun, hal itu tak sedikit pun menghalangi semangat dan keceriaannya.
"Saya masih ingat betul sosoknya. Anaknya sangat ceria dan mudah berbaur dengan teman-teman yang lain," kenang Fetri dengan suara lirih saat ditemui di sekolah.
"Karena tubuhnya yang lebih besar, kami menaruhnya di tempat duduk paling belakang. Tapi semangatnya selalu sampai ke depan."
Selama masa orientasi dan pembelajaran awal yang berlangsung dari pukul 07.30 hingga 09.30 WIB, Fetri melihat Rania sebagai anak yang penuh potensi.
"Orangnya juga rajin belajar dan tidak malu bertanya bila ada yang tidak ia mengerti," tambahnya.
Dua minggu adalah waktu yang sangat singkat. Sebuah periode di mana anak-anak kelas satu baru belajar mengenal nama teman sebangkunya, berbagi bekal, dan tertawa bersama untuk pertama kali.
Namun, takdir berkata lain. Di tengah masa perkenalan yang polos itu, kabar duka datang menghantam.
"Baru dua minggu masuk sekolah, jadi anak-anak baru mau akrab dan saling kenal. Justru di saat itu, Rania menjadi korban pembunuhan," ungkap Fetri, tak mampu menyembunyikan kesedihannya.
Suasana Desa Menang Raya OKI Saat ini Aman dan Kondusif, Pasca Pembunuhan Rania Dwi Putri |
![]() |
---|
Misteri Pelajar di OKI Hilang Terkuak Berkat 'Petunjuk' Warga Kesurupan, Pesawat Nirawak Dikerahkan |
![]() |
---|
Pantaskah Pria di OKI yang Habisi Nyawa Pelajar di SD Dihukum Mati? Ini Kata Conie Aktivis di Sumsel |
![]() |
---|
Pantas Ibu Korban Sebut Pelaku Tak Gila, Cara Pemuda di OKI Habisi Nyawa Pelajar SD Bak Profesional |
![]() |
---|
Dua Pekan Sekolah, Rania Pergi Selamanya, Kesedihan Mendalam Selimuti SD Negeri 5 Pedamaran |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.