Anak Dedi Mulyadi Menikah

SUNGKEM Pilu Anak-Mantu Dedi Mulyadi ke Ibu yang Anaknya Tewas Berdesakan Makan Gratis 'Pelajaran'

Mela Putri pun meminta agar Putri Karlina dan Maula Akbar menjadikan tragedi tersebut sebagai pembelajaran agar tidak lagi terulang

Editor: pairat
Kolase tangkapan layar video, Tribunjabar.id/Jaenal Abidin
PUTRI KARLINA BERSIMPUH - Wakil Bupati Garut Putri Karlina bersimpuh di hadapan Mela Putri (31), ibu dari Vania Aprilia (8) yang meninggal dunia di acara makan gratis pernikahannya bersama putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar 

SRIPOKU.COM - Berikut sungkem pilu anak-mantu Dedi Mulyadi ke Ibu yang anaknya tewas usai berdesakan saat acara makan gratis di acara pernikahannya.

Dalam tayangan video beredar, Wakil Bupati Garut Putri Karlina bersimpuh di hadapan Mela Putri (31), ibu dari Vania Aprilia (8) yang meninggal dunia di acara makan gratis pernikahannya.

Vania Aprilia adalah salah satu dari tiga korban meninggal dunia pada rangkaian acara pernikahan putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar, bersama Putri Karlina.

Insiden itu terjadi di Pendopo Garut pada Jumat (18/7/2025).

Dari video yang diterima Tribunjabar.id, kedua pengantin, Putri Karlina dan Maula Akbar mendatangi kediaman korban setelah insiden itu terjadi.

Putri Karlina bersimpuh atau sungkem di hadapan Mela Putri sambil menangis tersedu-sedu.

Gelaran makan gratis dalam rangkaian kegiatan pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memakan korban yang meninggal dunia. Peristiwa tersebut terjadi di gerbang barat alun-alun Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025).
Gelaran makan gratis dalam rangkaian kegiatan pernikahan Wakil Bupati Garut Putri Karlina dan Maula Akbar putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memakan korban yang meninggal dunia. Peristiwa tersebut terjadi di gerbang barat alun-alun Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat (18/7/2025). (Youtube Tribun Jabar)

Baca juga: Daftar Korban Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi yang Dirawat di Rumah Sakit Lengkap Asal Daerahnya

"Hapunten abdi (maafkan saya), Ibu," kata Putri Karlina sambil terisak.

Sementara, Maula Akbar berada di sisi Putri Karlina sambil mengusap-ngusap punggung istrinya tersebut.

Putri Karlina pun meminta maaf beberapa kali kepada orang tua Vania sambil terus menangis.

Kemudian, Mela Putri pun meminta agar Putri Karlina dan Maula Akbar menjadikan tragedi tersebut sebagai pembelajaran agar tidak lagi terulang di kemudian hari.

"Jantenkeun pelajaran kanggo ka payunna, ulah dugikeun pesta teh jadikeun duka (jadikan pelajaran untuk ke depannya, jangan sampai pesta menjadi duka)," kata orang tua Vania.

Dilansir dari Tribunjabar.id, Jumat, kedua pengantin memberikan santunan kepada keluarga korban masing-masing Rp100 juta.

Mela Tidak Tahu Anaknya Ikut Antre

Mela Putri menjelaskan bahwa dia tidak tahu bahwa anaknya, Vania Aprilia, ikut mengantre makan gratis di hajatan Maula Akbar dan Putri Karlina.

Sepengetahuannya, anak keduanya itu sedang bermain dengan teman-temannya di Alun-alun Kabupaten Garut.

"Saya enggak tahu anak saya itu ngantre (bagi-bagi makan gratis) soalnya kan biasanya dia main sama anak-anak yang lain," ujarnya kepada Tribunjabar.id di kamar jenazah RSUD Dr Slamet Garut, Jumat malam.

Ia menuturkan, sempat melihat kerumunan orang yang tengah berdesak-desakan di gerbang barat Pendopo Garut.

Panggilan telpon kemudian mengejutkannya, di ujung telpon itu ia mendapat kabar bahwa anaknya sudah berada di mobil ambulans.

Mela tak menyangka, beberapa menit sebelumnya anaknya masih berada di dekatnya, namun tak lama kemudian Vania ditemukan sudah tak bernyawa.

Pantauan Tribunjabar.id di kamar jenazah, Mela tampak terus menangis sambil mempertanyakan kepada keluarganya, mengapa tak ada yang menolong anaknya saat terjadi desak-desakan.

"Kenapa tidak ada yang menolong, kenapa anak saya dibiarkan," ungkapnya.

Mela merupakan Warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Jenazah Vania sudah dikebumikan di Pemakaman Babakan Abid Kelurahan Garut Kota pada hari yang sama pukul 18.00 WIB.

Atas peristiwa tersebut kegiatan Pesta Rakyat yang semula akan diselenggarakan di alun-alun Jumat malam dibatalkan.

Dedi Mulyadi Sudah Melarang

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat sekaligus orang tua Maula Akbar, Dedi Mulyadi mengaku sudah melarang adanya acara yang menyebabkan kerumunan warga.

"Sebelum kejadian saya kedatangan dari EO, kemudian waktu itu saya mewanti-wanti tidak boleh ada kegiatan yang melibatkan orang banyak yang makan-makan," ucap Dedi Mulyadi, Jumat malam.

Ia menjelaskan, pihaknya hanya menyetujui acara yang juga menjadi agenda pekanan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk bertemu dengan masyarakat.

"Saya waktu itu bilang hanya akan hadir di malam hari ini gelaran kesenian, karena itu saya rutin setiap minggu keliling," kata Dedi Mulyadi.

Meskipun sudah meralang sejak jauh-jauh hari, Dedi Mulyadi merasa tetap perlu bertanggung jawab sebagai orang tua dari mempelai pria.

"Karena peristiwanya sudah terjadi, sekarang saya orang tua dari mempelai pria maka saya bertanggung jawab dalam peristiwa ini," jelasnya.

Dedi Mulyadi telah mengunjungi kediaman para korban yang meninggal dunia pada tragedi maut pernikahan Maula Akbar dan Putri Karlina tersebut.

"Saya berkunjung kepada seluruh keluarga yang meninggal, yang di Sukawening staf saya sudah dulu ke sana," ujar dia.

"Sekarang ke rumah almarhumah anak usia 8 tahun," jelasnya.

Mantan anggota DPR RI itu juga memastikan pihaknya memberikan bantuan secara langsung kepada keluarga korban.

"Tadi keluarga mempelai lebih dulu sudah memberikan Rp100 juta, hari ini dari pribadi saya sebesar Rp150 juta," kata Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi juga mengangkat anak-anak dari korban yang meninggal dunia menjadi anak asuhnya.

"Seluruh anak-anaknya mulai hari ini menjadi anak asuh saya. Jadi, mereka di bawah tanggungan saya," ungkap Dedi Mulyadi.

"Seluruh biaya hidupnya termasuk biaya ke depannya akan semuanya saya tanggung," sambungnya.

Tak hanya bagi yang kehilangan, Dedi Mulyadi juga akan menanggung biaya pengobatan korban yang masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Hingga Jumat malam, delapan orang masih mendapatkan penanganan medis di RSUD dr. Slamet setelah sempat pingsan karena insiden berdesakan tersebut.

"Karena mereka tidak bisa bekerja saat dirawat, kami beri masing-masing Rp10 juta sebagai bentuk bantuan langsung," ungkap Dedi Muladi.

"Semua biaya pengobatan saya tanggung pribadi. Ini tidak pakai dana pemerintah," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved