Karhutla di Sumsel

51 Hotspot Terpantau di Sumsel, BPBD OKI Pantau Ketat Potensi Karhutla

Sebanyak 51 titik panas (hotspot) terdeteksi di wilayah Sumatera Selatan berdasarkan pantauan aplikasi Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup

Penulis: Nando Davinchi | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Nando Davinchi
HOTSPOT DI OKI - Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI, Nova Triyussanto, Sabtu (19/7/2025). Ia mengaku pihaknya segera bergerak mengecek dan koordinasi intensif titik api di OKI. 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG – Sebanyak 51 titik panas (hotspot) terdeteksi di wilayah Sumatera Selatan berdasarkan pantauan aplikasi Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang diperbarui pada Sabtu (19/7/2025) pukul 01.30 WIB.

Salah satu titik panas yang menarik perhatian teridentifikasi berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), tepatnya di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Sungai Menang.

Menanggapi temuan ini, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKI, Nova Triyussanto, menyatakan pihaknya segera bergerak untuk melakukan pengecekan dan koordinasi intensif.

"Titik panas ini terdeteksi menurut laporan yang kami terima melalui sistem monitoring. Saat ini kami masih berkoordinasi memverifikasi apakah itu benar-benar hotspot aktif atau bukan," jelas Nova.

Meskipun musim kemarau tahun ini diprediksi sebagai kemarau basah, Nova menegaskan bahwa kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tetap menjadi prioritas utama.

Seluruh tim di lapangan, mulai dari aparat hingga pihak perusahaan, telah disiagakan penuh untuk menghadapi segala kemungkinan.

"Koordinasi menjadi kunci utama. Jika ada kejadian, maka segeralah dilakukan penanganan di lapangan dan secepat mungkin," tegas Nova, menekankan pentingnya sinergi antarpihak dalam penanggulangan karhutla.

Nova menyebutkan bahwa sejumlah perusahaan perkebunan di wilayah Kabupaten OKI telah melengkapi diri dengan peralatan pemadam kebakaran yang memadai.

"Hal ini bertujuan guna memastikan respons cepat jika insiden karhutla benar-benar terjadi," ujarnya. Kesiapan ini menjadi krusial mengingat potensi risiko karhutla, terutama di area lahan gambut.

Saat ini, kondisi lahan gambut di OKI dinilai masih terkendali, meskipun mulai mengalami penurunan kadar air seiring masuknya musim kemarau.

"Kondisi gambut masih terkendali, tapi memang kita harus ekstra waspada karena penurunan air bisa memicu kebakaran apabila tidak ditangani dengan baik," tambah Nova, mengingatkan akan risiko yang melekat pada lahan gambut saat kekeringan.

Pemerintah daerah terus mengimbau masyarakat dan pihak terkait untuk bahu-membahu dalam menjaga lingkungan.

"Masyarakat diminta untuk segera melaporkan jika menemukan tanda-tanda kebakaran atau asap yang sangat mencurigakan di area sekitar mereka demi mencegah meluasnya potensi bencana," pungkas Nova.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved