Diplomat Kemenlu Tewas Dilakban

Sebab Kematian Arya Daru Mirip Kasus Kopi Sianida dan Bocah Dante, Pakar : Ada yang Disembunyikan

Abimanyu Wachjoewidajat, menganggap kasus kematian Arya Daru Pangayunan mirip kasus kopi sianida dan kematian bocah bernama Dante.

Editor: Refly Permana
dokumen pribadi via tribunnews.com
BELUM TERUNGKAP - Arya Daru Pangayunan semasa hidup (kiri). Diplomat Muda Kemenlu ini ditemukan tewas di indekosnya pada Selasa (8/7/2025) pagi. Hingga Rabu (16/7/2025), polisi masih mendalami motif di balik kematiannya. 

SRIPOKU.COM - Ahli Digital Forensik, Abimanyu Wachjoewidajat, menganggap kasus kematian Arya Daru Pangayunan mirip kasus kopi sianida dan kematian bocah bernama Dante.

Sebab, ketiga kasus ini ada barang bukti yang menurut Abimanyu belum sepenuhnya diperlihatkan ke publik.

Sekedar informasi, kasus kopi sianida menewaskan seorang perempuan bernama Mirna Salihin.

Kasus ini menjadi sorot perhatian publik karena terduga pelakunya adalah Jessica yang merupakan teman akrabnya.

Meski tidak pernah mengaku, Jessica akhirnya dipenjara dan baru beberapa bulan terakhir dibebaskan.

Sedangkan kematian bocah bernama Dante menjadi sorot perhatian karena ibunya seorang public figure.

Peristiwa ini semakin bikin publik syok karena terduga pelakunya adalah pria yang merupakan kekasih dari ibu korban.

Sama seperti Jessica, pelaku hingga hakim menjatuhkan vonis tidak pernah mengakui perbuatannya.

Lantas, mengapa dua kasus yang menghebohkan publik Indonesia itu dikatakan menyerupai kasus kematian Arya Daru?

Analisa Abimanyu

Abimanyu beralasan masih ada potongan CCTV kos yang ditempati diplomat Kementerian Luar Negeri itu yang belum diungkap ke publik.

Abimanyu Wachjoewidajat menganalisis kemungkinan ada kamera CCTV yang belum ditampilkan dalam kasus kematian diplomat muda, Arya Daru.

"Bagi saya ini kejadiannya apa? Dejavu, dejavu kejadian di Jessica Wongso, kejadian Dante anak kecil yang ditenggelamkan," ujarnya.

Abimanyu sendiri adalah saksi ahli dalam kedua kasus tersebut untuk analisa forensik.

Ia mengatakan jika dalam 2 kejadian itu, ada satu kamera yang belum ditayangkan.

"Apa yang terjadi di kejadian tersebut, semua kejadian akhirnya ada satu kamera yang tidak ditayangkan," ucap Abimanyu, mengutip TribunJateng.com.

Sehingga ia menganalisa jika ada kamera lain yang belum ditayangkan dalam penyelidikan kasus kematian Arya Daru.

"Dihubungkan di sini sekarang, ada kamera tapi dianggap tidak ada, yang mana hayo?" 

"Yaitu ada area-area dimana, itu kos-kosannya itu muter, kalau di sini dibilang blind spot, ada orang sliweran masuk nggak kelihatan dari sana, hellow, gedung ini muter, di sisi sebelah sana pasti ada kamera yang sama. Bentuknya kayak simetris kok. Diulas dong," ucapnya.

Baca juga: Bukan Listrik Biasa, Dugaan Pakar Soal Lampu Mendadak Padam Saat Penjaga Kosan Arya Daru Lewat

Menurutnya, polisi harus menyelidiki beberapa kamera CCTV yang ada di sekitar lokasi.

Tak hanya saat kejadian, namun 24 jam sebelum kejadian.

"Dan siapapun yang seharian berseliweran di situ harusnya kelihatan. Kenapa saya bilang seharian, kalau kita berfikir bahwa ada pihak kedua yang melakukan tindakan sehingga dia (Arya) meninggal, berarti ada orang yang sudah masuk duluan di dalam kamar, sepengatahuan dia mungkin. Kemudian nginap dulu semalam Boleh dong orang nginep, mungkin temen misalnya. Dia masuk ke dalam situ, si korban menyusul, berarti pelaku sudah di dalam. 

Analisa saya. Rekaman yang diberikan polisi, yang selama ini beredar, belum keliatan rentang waktunya.," papar Abimanyu.

Analisis ini ia utarakan setelah ada adanya blind spot dalam rekaman CCTV kematian Arya Daru yang beredar.

Dalam rekaman CCTV yang beredar, pintu kamar Arya tak terlihat saat ia membuang sampah.

Namun saat petugas mencongkel jendela Arya, kamera CCTV merekam dengan jelas.

"Tadi pernyataan mengenai blind spot, blind spot ini satu area yang tidak terpantau. Di sini orang jelas pintunya kelihatan mau siang mau malam, kenapa saat monitoring orang lain yang area ini nggak kelihatan banget. 

Bisa jadi yang tersebar di masyarakat sudah terpotong, dan yang di sini adalah versi full. Kan kita harusnya lihat dari versi polisi," ucap Abimanyu dalam acara Catatan Demokrasi di Youtube TV One.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved