Pendidikan Profesi Guru

Menyikapi Keberagaman dan Pengaruh Asing, Sebutkan 3 Azas dalam Trikon Menurut Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara melalui gagasan ini mengajarkan bahwa kemajuan tidak harus berarti meninggalkan masa lalu, melainkan membangun masa depan

Freepik
MODUL 3 PPG - Ilustrasi belajar. Menyikapi Keberagaman dan Pengaruh Asing, Sebutkan 3 Azas dalam Trikon Menurut Ki Hadjar Dewantara 

Penjelasan 3 Azas Trikon:

1. Kontinyu (Berkesinambungan)

Azas kontinyu menekankan bahwa perubahan budaya dan perkembangan dalam dunia pendidikan tidak terjadi secara mendadak atau terputus dari masa lalu.

Perubahan harus dipahami sebagai sebuah proses yang berkelanjutan dan bertahap.

Nilai-nilai lama tidak serta-merta ditinggalkan, melainkan disaring dan disesuaikan dengan kebutuhan zaman, sehingga tetap menjadi bagian dari identitas kolektif.

Dalam konteks pendidikan, prinsip ini mengajarkan bahwa pembaruan kurikulum, metode pembelajaran, dan pengaruh global tetap harus mempertimbangkan kesinambungan sejarah, tradisi, dan pengalaman masa lalu.

Hal ini penting agar generasi muda tidak tercerabut dari akar budayanya dan tetap mampu membangun masa depan berdasarkan fondasi yang kokoh.

2. Konvergen (Mengarah pada Titik yang Sama)

Azas konvergen menunjukkan bahwa budaya lokal dan budaya asing bukanlah dua entitas yang saling bertentangan, melainkan bisa saling bertemu dan memperkaya satu sama lain.

Interaksi antara berbagai budaya dapat menciptakan titik temu yang harmonis, selama nilai-nilai positif dari luar diserap dengan selektif dan kritis.

Dalam dunia pendidikan, prinsip konvergen berarti membuka diri terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sistem pendidikan dari luar, namun tetap menempatkan nilai-nilai lokal sebagai filter utama.

Anak-anak didik didorong untuk bersikap terbuka terhadap perubahan global, namun tidak kehilangan jati diri sebagai bagian dari bangsa yang memiliki budaya dan karakter sendiri.

3. Konsentris (Berpusat pada Diri Sendiri/Lokal)

Azas konsentris mengajarkan bahwa meskipun terbuka terhadap pengaruh luar, semua perubahan dan penyesuaian harus tetap berakar pada budaya lokal sebagai pusat identitas.

Budaya asing tidak boleh diterima secara mentah-mentah, tetapi harus melalui proses penyaringan agar sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa.

Halaman
123
Sumber:
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved