Siswa Baru Lima Pasang Anak Kembar Curi Perhatian Saat MPLS di Semarang, Masuk Lewat Jalur Berbeda

Berbeda dengan Alba dan Ata, pasangan kembar Halimah (Lili) dan Nayla (Lala) justru dikenal kompak. Masuk melalui jalur prestasi, keduanya memiliki cita-cita yang sama: menjadi dokter.

“Dari dulu udah pengin ke kedokteran. Jadi ya pilih SMA 3 biar bisa nyiapin dari sekarang,” kata Lili.

Meski sejak kecil selalu bersekolah bersama, ibu mereka meminta agar mereka selalu ditempatkan di kelas berbeda.

“Dari bunda maunya begitu, biar temannya beda-beda. Tapi kalau di rumah, ya belajar bareng,” ujar Lala.

Mereka juga sempat merasa cemas saat mengikuti seleksi masuk SMA.

“Kalau cuma satu yang keterima. Sempat mikir, kalau satunya enggak masuk, yang satu lagi juga enggak usah masuk. Tapi alhamdulillah akhirnya dua-duanya lolos,” tambah Lili.

Pembukaan MPLS tahun ini dilakukan langsung oleh Kepala Sekolah, dilanjutkan dengan perkenalan guru, karyawan, serta materi kurikulum. Tahun ini juga menjadi awal penerapan Kurikulum Nasional, menggantikan Kurikulum Merdeka.

Menurut Subagio, konsep MPLS tahun ini dirancang lebih ramah dan sederhana.

“Kalau dulu anak-anak sering diminta bawa yang aneh-aneh, sekarang enggak ada. Hanya pakai kokard (kartu identitas) yang desainnya tinggal edit. Kami fokus ke pengenalan program, guru, dan lingkungan sekolah,” jelasnya.

MPLS yang awalnya direncanakan selama tiga hari pun diperpanjang menjadi lima hari sesuai edaran terbaru dari Dinas Pendidikan. Selama MPLS, siswa juga mendapatkan materi dari instansi luar seperti Polrestabes, Kodim, dan Puskesmas.

Meski diwarnai banyak pasangan kembar, sekolah tetap akan menempatkan mereka di kelas yang berbeda.

“Biasanya begitu. Permintaan dari orang tua juga seperti itu. Biar pergaulan mereka enggak hanya satu lingkaran saja,” tambah Subagio.

Sekolah Favorit, Harapan Tinggi
SMA 3 Semarang masih menjadi pilihan utama bagi banyak siswa. Selain dikenal unggul, sekolah ini dianggap mampu mengakomodasi potensi akademik dan non-akademik siswa.

“Buat kami ini amanah. Artinya, kepercayaan masyarakat terhadap SMA 3 masih sangat tinggi. Maka kami juga harus menjaga kualitas dan pelayanan pendidikan dengan baik,” ucap Subagio.