Pendidikan Profesi Guru

40 Soal UKPPG Modul 2 Topik 1,2,3 dan 4 Terlengkap Sesuai Kisi-kisi, Kunci Jawaban dan Pembahasan

CASEL mendorong agar SEL menjadi bagian dari budaya sekolah, misalnya dalam praktik menyelesaikan masalah secara damai, bukan hanya kegiatan terpisah

Freepik
40 SOAL UKPPG - Ilustrasi belajar. 40 Soal UKPPG Modul 2 Topik 1,2,3 dan 4 Terlengkap Sesuai Kisi-kisi, Kunci Jawaban dan Pembahasan 

A. Menyediakan pelatihan mingguan mandiri

B. Menjadwalkan sesi konsultasi pribadi

C. Menyisipkan aktivitas diskusi kelompok berbasis nilai dalam mata pelajaran

D. Memberikan hukuman kepada siswa yang tidak berperilaku baik

Jawaban: C

Pembahasan:

Salah satu bentuk integrasi SEL adalah dengan menyisipkan kegiatan pembelajaran yang mendukung kompetensi sosial emosional dalam mata pelajaran akademik, seperti diskusi nilai, studi kasus, atau role-play.

7. Apa dampak dari lingkungan sekolah yang tidak mendukung pembelajaran sosial emosional?

A. Siswa lebih fokus pada tugas akademik

B. Siswa mampu meningkatkan hasil belajar kognitif

C. Siswa mengalami penurunan empati dan keterampilan sosial

D. Guru dapat mengontrol kelas dengan lebih baik

Jawaban: C

Pembahasan:

Tanpa lingkungan yang mendukung (aman, inklusif, dan positif), pembelajaran sosial emosional tidak dapat tumbuh optimal. Hal ini berdampak pada rendahnya keterampilan sosial siswa.

8. Penerapan kompetensi CASEL secara "budaya sekolah" paling tepat dilakukan dengan cara:

A. Menyediakan pelajaran khusus SEL

B. Mewajibkan siswa membaca buku motivasi

C. Membudayakan penyelesaian konflik secara damai di semua interaksi sekolah

D. Melakukan pelatihan guru setiap semester

Jawaban: C

Pembahasan:

CASEL mendorong agar SEL menjadi bagian dari budaya sekolah, misalnya dalam praktik menyelesaikan masalah secara damai, bukan hanya kegiatan terpisah atau formal.

9. Manakah contoh penerapan kompetensi "self-management" dalam konteks pembelajaran?

A. Mengatur diri agar tetap tenang saat hasil ujian tidak sesuai harapan

B. Memahami perasaan teman yang sedih

C. Menjawab pertanyaan guru dengan lantang

D. Menyusun strategi kelompok dalam diskusi

Jawaban: A

Pembahasan:

Self-management adalah kemampuan mengelola emosi dan perilaku dalam berbagai situasi. Mengendalikan diri saat kecewa merupakan bentuk manajemen diri.

10. Tantangan utama dalam penerapan CASEL bagi guru pemula seperti Butet (dalam studi kasus) adalah:

A. Ketidakpahaman siswa terhadap materi

B. Kurangnya alat bantu ajar

C. Kesulitan dalam mengelola emosi dan mencairkan suasana kelas

D. Tidak adanya dukungan dari orang tua siswa

Jawaban: C

Pembahasan:

Kasus Butet menggambarkan tantangan guru baru dalam manajemen emosi, membangun relasi, dan mencairkan suasana-semua masuk dalam aspek kompetensi sosial emosional.

11. Dalam pembelajaran sosial emosional, hubungan antara guru dan siswa yang paling efektif dibangun berdasarkan:

A. Struktur kekuasaan yang kuat

B. Hubungan hierarkis satu arah

C. Kepedulian dan rasa percaya yang saling tumbuh

D. Penekanan terhadap nilai akademik

Jawaban: C

Pembahasan: Hubungan sosial emosional yang sehat ditandai oleh kepercayaan, kepedulian, dan dukungan dua arah.

12. Perilaku guru yang menjadi agen perubahan sosial emosional di sekolah adalah:

A. Mengisolasi siswa yang bermasalah

B. Memberi motivasi saat upacara saja

C. Aktif membangun lingkungan inklusif dan menghargai perbedaan

D. Fokus pada nilai akademik dalam proses belajar

Jawaban: C

Pembahasan: Guru sebagai agen perubahan tidak hanya fokus pada pengajaran, tetapi menciptakan ruang aman dan inklusif bagi semua siswa.

13. Penerapan SEL oleh guru sebagai teladan dapat diukur melalui:

A. Pengaruh positif terhadap budaya kelas dan interaksi siswa

B. Kemampuan siswa menghafal nilai-nilai

C. Banyaknya tugas yang diberikan akhir

D. Tingginya nilai siswa dalam ujian akhir

Jawaban: A

Pembahasan: Dampak SEL terlihat pada budaya kelas yang positif, partisipasi, empati, dan saling menghargai antar peserta didik.

14. Mengapa penting bagi guru untuk mengelola emosi mereka dengan baik?

A. Agar tidak terlalu dekat dengan siswa

B. Supaya dapat menyelesaikan silabus tepat waktu

C. Karena guru dituntut menjadi pribadi yang tertutup

D. Karena emosi guru memengaruhi suasana belajar dan respons siswa

Jawaban: D

Pembahasan: Emosi guru yang stabil membantu menciptakan suasana belajar yang aman dan nyaman bagi siswa.

15. Apa dampak guru yang gagal menjadi teladan sosial emosional?

A. Siswa menjadi terlalu kritis terhadap guru

B. Siswa menjadi terlalu aktif di kelas

C. Hilangnya kepercayaan dan potensi tumbuhnya perilaku negatif

D. Siswa terlalu bergantung pada guru

Jawaban: C

Pembahasan: Keteladanan yang lemah berpotensi menurunkan moral, motivasi, dan membuat siswa kehilangan model perilaku positif.

16. Mengapa keterampilan sosial emosional penting dimiliki guru sebagai teladan?

A. Agar dapat memberikan penilaian yang adil kepada siswa

B. Untuk mendukung pencapaian nilai tinggi dalam ujian

C. Supaya guru lebih mudah mengendalikan suasana kelas

D. Karena keterampilan tersebut mendukung pembentukan hubungan yang penuh kepedulian dan aman

Jawaban: B

Pembahasan: Keterampilan sosial emosional membentuk hubungan yang mendukung keberanian peserta didik dalam berekspresi dan belajar secara bermakna.

17. Manakah dari berikut ini yang TIDAK mencerminkan guru sebagai teladan?

A. Meminta maaf jika melakukan kesalahan

B. Menyalahkan siswa di depan umum

C. Menunjukkan empati saat siswa mengalami kesulitan

D. Menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua siswa

Jawaban: B

Pembahasan: Menyalahkan siswa di depan umum adalah contoh perilaku yang tidak mendidik dan bertentangan dengan prinsip keteladanan guru.

18. Apa pengaruh terbesar dari guru yang menunjukkan keteladanan sosial emosional?

A. Menumbuhkan kedisiplinan tinggi melalui rasa takut

B. Menjadikan guru populer di antara siswa

C. Membentuk karakter peserta didik secara alami melalui imitasi

D. Meningkatkan kemampuan membaca siswa

Jawaban: C

Pembahasan: Keteladanan menciptakan model perilaku yang ditiru oleh peserta didik, sehingga karakter baik terbentuk secara alami.

19. Salah satu indikator keberhasilan guru sebagai teladan adalah:

A. Kelas selalu sunyi dan tertib

B. Siswa dapat menjelaskan isi buku pelajaran

C. Peserta didik mampu meniru nilai-nilai dan perilaku positif yang ditampilkan guru

D. Banyak siswa yang mendapat ranking tinggi

Jawaban: C

Pembahasan: Indikator keberhasilan guru sebagai teladan terlihat dari bagaimana siswa menginternalisasi dan meniru perilaku positif guru.

20. Apa tantangan terbesar bagi guru dalam menerapkan peran sebagai teladan?

A. Menyusun RPP yang lengkap

B. Menjaga konsistensi sikap dalam situasi emosional yang beragam

C. Menguasai materi ajar dengan baik

D. Mengelola administrasi sekolah secara tepat waktu

Jawaban: B

Pembahasan: Konsistensi dalam menunjukkan keteladanan emosional adalah tantangan besar karena guru juga manusia yang memiliki dinamika emosi.

21. Apa tantangan utama dalam penerapan experiential learning di kelas daring?

A. Minimnya pengalaman nyata yang bisa dialami secara langsung

B. Kesulitan mengontrol jam belajar siswa

C. Terlalu banyak diskusi kelompok

D. Siswa tidak memahami teori pembelajaran

Jawaban: A

Pembahasan: Pengalaman nyata adalah inti dari experiential learning, dan itu sulit diwujudkan secara penuh dalam pembelajaran daring tanpa kreativitas guru.

22. Mengapa refleksi merupakan tahap penting dalam experiential learning?

A. Untuk menguji siswa dengan soal pilihan ganda

B. Untuk mengontrol tingkat kehadiran siswa

C. Untuk membantu siswa memahami makna dari pengalaman

D. Untuk menilai hasil belajar secara kuantitatif

Jawaban: C

Pembahasan: Tanpa refleksi, pengalaman tidak akan menjadi pengetahuan. Refleksi memungkinkan siswa berpikir kritis atas apa yang dialami.

23. Apa contoh nyata dari concrete experience dalam experiential learning?

A. Membaca buku pelajaran

B. Menonton video pembelajaran

C. Melakukan eksperimen langsung di laboratorium

D. Mengerjakan latihan soal secara individu

Jawaban: C

Pembahasan: Pengalaman konkret merupakan tahap awal experiential learning yang melibatkan keterlibatan langsung siswa dalam aktivitas riil.

24. Dalam experiential learning, tahap setelah "reflective observation" adalah:

A. Concrete experience

B. Collaborative discussion

C. Summative assessment

D. Abstract conceptualization

Jawaban: D

Pembahasan: Siklus Kolb bergerak dari pengalaman ke refleksi, lalu ke abstraksi konsep, dan terakhir ke penerapan aktif.

25. Mengapa guru perlu memahami gaya belajar siswa dalam experiential learning?

A. Agar guru bisa menyesuaikan pengalaman belajar sesuai karakter siswa

B. Supaya semua siswa mendapat tugas yang sama

C. Agar siswa tidak merasa bosan

D. Supaya nilai siswa seragam

Jawaban: A

Pembahasan: Experiential learning yang efektif memperhitungkan gaya belajar agar siswa dapat mengalami dan mengolah pengalaman dengan maksimal.

26. Apa peran orang tua dalam mendukung experiential learning?

A. Menyediakan modul tambahan

B. Menilai hasil akhir belajar

C. Membantu menguatkan pengalaman belajar di rumah

D. Mengawasi penggunaan internet

Jawaban: C

Pembahasan: Dalam pembelajaran berbasis pengalaman, orang tua berperan mendampingi dan memperkuat pembelajaran kontekstual yang dimulai dari rumah.

27. Penerapan experiential learning dalam pembelajaran sosial emosional berguna untuk:

A. Meningkatkan fokus siswa pada hafalan

B. Menumbuhkan sikap empatik dan kesadaran sosial melalui pengalaman

C. Menghindari tugas proyek yang sulit

D. Membatasi interaksi antar siswa

Jawaban: B

Pembahasan: Experiential learning dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kompetensi sosial emosional melalui keterlibatan
langsung siswa dalam kenteks nyata.

28. Apa kesalahan umum guru dalam menerapkan experiential learning?

A. Terlalu banyak memberi tugas proyek

B. Melewatkan tahap refleksi dan langsung ke teori

C. Mengajak siswa bermain peran

D. Mengintegrasikan pelajaran dengan kehidupan nyata

Jawaban: B

Pembahasan: Kesalahan umum adalah tidak memberikan ruang refleksi yang cukup. Tanpa refleksi, pengalaman tidak akan bermakna secara mendalam.

29. Apa yang dimaksud dengan dimensi "being" dalam school well-being menurut Konu dan Rimpela?

A. Kesehatan fisik dan mental siswa

B. Hubungan sosial antara guru dan siswa

C. Kondisi fisik lingkungan belajar

D. Penghargaan terhadap eksistensi diri dan peran individu di sekolah

Jawaban: D

Pembahasan:

Dimensi being berkaitan dengan rasa percaya diri, rasa dihargai, dan sejauh mana siswa merasa dilibatkan serta mampu mengekspresikan diri di lingkungan sekolah.

30. Manakah yang bukan termasuk dalam empat dimensi school well-being menurut Konu dan Rimpela?

A. Having

B. Believing

C. Loving

D. Health

Jawaban: B

Pembahasan:

Dimensi dalam model Konu & Rimpela adalah: having, loving, being, dan health. "Believing" tidak termasuk.

31. Faktor berikut dapat menghambat school well-being secara signifikan, kecuali:

A. Stres berkepanjangan pada guru

B. Keberagaman gaya belajar siswa

C. Kurangnya emotional literacy

D. Iklim kelas dengan kontrol tinggi dan kehangatan rendah

Jawaban: B

Pembahasan:

Keberagaman gaya belajar bukan penghambat, justru tantangan yang dapat diakomodasi. Sementara tiga faktor lainnya berkontribusi pada rendahnya kesejahteraan di sekolah.

32. Mengapa keterlibatan orang tua penting dalam menciptakan school well-being?

A. Orang tua dapat menggantikan peran guru

B. Orang tua adalah penyumbang dana utama

C. Dukungan orang tua memperkuat lingkungan emosional siswa

D. Orang tua mengatur sistem evaluasi akademik

Jawaban: C

Pembahasan:

Kolaborasi sekolah dan orang tua menciptakan kesinambungan antara lingkungan rumah dan sekolah, memperkuat iklim positif.

33. Apa dampak dari dimensi loving yang tidak terpenuhi di lingkungan sekolah?

A. Siswa cenderung fokus belajar

B. Terbentuknya iklim kompetitif yang sehat

C. Meningkatnya isolasi sosial dan rendahnya empati

D. Guru dan siswa menjadi lebih mandiri

Jawaban: C

Pembahasan:

Dimensi loving berhubungan dengan hubungan sosial. Ketika ini tidak terpenuhi, siswa cenderung merasa kesepian dan sulit menjalin koneksi positif.

34. Apa karakteristik utama iklim kelas High Control - High Warmth menurut Borich?

A. Guru memberikan pujian dan tetap memegang kendali kelas

B. Guru menghukum tanpa penjelasan

C. Guru membatasi inisiatif siswa HURU

D. Siswa belajar sepenuhnya mandiri

Jawaban: A

Pembahasan:

Dalam High Control - High Warmth, guru berorientasi pada tugas namun tetap responsif dan suportif terhadap siswa.

35. Salah satu indikator sekolah dengan school well-being yang tinggi adalah:

A. Tingkat disiplin yang ketat

B. Beban akademik yang tinggi

C. Bebas dari kecemasan dan keluhan

D. Kompetisi siswa yang ketat

Jawaban: C

Pembahasan:

Sekolah yang sejahtera ditandai dengan kenyamanan emosional, bebas dari kecemasan, dan minim keluhan dari siswa maupun guru.

Baca juga: 5 Latihan Soal UKPPG Topik 4 School Well-Being Berdasarkan Buku Ajar Pembelajaran Sosial Emosional

36. Apa peran emotional literacy dalam mendukung school well-being?

A. Mengurangi waktu istirahat siswa

B. Meningkatkan kemampuan siswa dalam komunikasi dan relasi sosial

C. Membatasi ekspresi emosional siswa

D. Mendorong persaingan akademik

Jawaban: B

Pembahasan:

Emotional literacy mendukung siswa dalam mengenali, memahami, dan mengelola emosi, yang penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat.

37. Jika guru tidak sehat secara mental, maka potensi dampak utamanya adalah:

A. Meningkatkan kreativitas siswa

B. Meningkatkan kecepatan kurikulum

C. Menurunnya kualitas komunikasi dan dukungan terhadap siswa

D. Bertambahnya jumlah ekstrakurikuler

Jawaban: C

Pembahasan:

Stres dan ketidakseimbangan emosional guru dapat menghambat komunikasi dan pengelolaan kelas yang mendukung kesejahteraan.

38. Apa contoh nyata dari implementasi dimensi having di sekolah?

A. Memberikan kegiatan meditasi di kelas

B. Menyediakan ruang terbuka dan ventilasi yang baik

C. Mengadakan pelatihan guru

D. Meningkatkan jam pelajaran tambahan

Jawaban: B

Pembahasan:

Having mengacu pada kondisi fisik dan fasilitas sekolah yang mendukung kenyamanan dan keamanan belajar.

39. Strategi yang paling tepat untuk mendorong school well-being secara menyeluruh adalah:

A. Memberi sanksi bagi siswa yang tidak disiplin

B. Fokus pada capaian akademik semata

C. Mengembangkan iklim sekolah yang suportif, kolaboratif, dan sehat

D. Memberi tugas tambahan untuk meningkatkan motivasi

Jawaban: C

Pembahasan:

School well-being menuntut intervensi menyeluruh yang melibatkan pengembangan hubungan, kesehatan mental, dan lingkungan belajar yang kondusif.

40. Dalam pendekatan school well-being, guru idealnya berperan sebagai:

A. Eksekutor kebijakan akademik

B. Pemantau perilaku tanpa keterlibatan emosional

C. Teladan, fasilitator, dan penghubung relasi antar siswa

D. Penilai dan pengontrol mutlak aktivitas siswa

Jawaban: C

Pembahasan:

Guru tidak hanya mengajar tetapi membentuk iklim emosional dan sosial yang sehat, menjadi contoh dan penghubung interaksi yang positif.

Baca berita menarik Sripoku.com lainnya di Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved