Breaking News

Perseturan Sekda vs Wagub Jabar

Sosok Herman Suryatman, Sekda Jabar Berseteru dengan Wagub Erwan Setiawan, Orang Dekat Dedi Mulyadi

Secara terang-terangan Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar) Erwan Setiawan mengungkap kekesalannya kepada Sekda Jabar tersebut.

Editor: Odi Aria
Tribun Jabar
SEKDA JABAR BERSAMA KDM- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi bersama Sekda Jabar, saat rapat dengan Bupati dan Wali Kota se-Jawa Barat di Pendopo Bupati Purwakarta, Jumat (21/3/2025). 

SRIPOKU.COM- Nama Herman Suryatman belakangan menjadi sorotan publik menyusul pernyataan terbuka Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan, yang mengaku kesal terhadapnya.

Secara terang-terangan Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar) Erwan Setiawan mengungkap kekesalannya kepada Sekda Jabar tersebut.

Wagub Erwan merasa banyak pekerjaan yang seharunya menjadi tugasnya sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat, diambil alih oleh Sekda Jabar

Hal ini diungkapkan Erwan Setiawan saat diwawancara beberapa awak di Gedung Sate, Senin (30/6/2025). 

"Sudah di luar batas. Saya katakan sudah di luar batas. Sudah di luar kewenangan-kewenangan dia,” ujar Erwan Setiawan.

Menurut Erwan, tugas Sekda adalah mengurus masalah administratif dan mengkonsolidasikan kepala dinas atas temuan gubernur dan wakilnya di lapangan. 

 Kekesalan Wagub Jabar kepada Sekda Jabar itu juga diungkap saat sidang paripurna DPRD Jabar, Kamis (19/6/2025) lalu.

Saat itu, Erwan menegur Herman Suryatman Sekda Jabar itu yang jarang hadir dalam rapat paripurna hingga jarang berada di kantor.

Erwan mengatakan meski berada satu lantai dengan Sekda Jabar di Gedung Sate, ia mengaku belum pernah bertemu dan ngobrol dengan Herman Suryatman.

Sosok Sekda Jabar

Herman bukanlah sosok baru di pemerintahan. Kariernya panjang, berliku, dan dimulai dari latar belakang militer hingga menjadi birokrat puncak di Jawa Barat.

Lahir di Sumedang, 11 November 1970, Herman mengawali kiprah profesionalnya di dunia militer. 

Setelah menamatkan pendidikan di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN/IPDN) pada 1992, ia melanjutkan pendidikan militer di Pusat Pendidikan Infanteri (Puadikif).

Ia sempat menjabat sebagai perwira pertama di Korem 163/Wirasatya, Kodam IX/Udayana, Bali, dan kemudian sebagai perwira intelijen di Kodim 1619/Tabanan pada 1993–1994.

Pengalaman ini menjadikannya salah satu birokrat yang paham strategi dan disiplin tinggi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved