Berita Jokowi

Jokowi Tampil Stylish Kenakan Jaket Denim, Semringah Antar Anak-Cucu Liburan, Akui Sakit Kulit Biasa

Ketika banyak orang menyebutnya mengusap penyakit langka, Jokowi justru tampil prima dengan pakaian stylish.

Editor: pairat
tangkapan layar Youtube
ANTAR CUCU LIBURAN - Jokowi mengenakan jaket dan topi dan full senyum kepda awak media saat hendak antar anak-cucu liburan. 

"Setelah dia turun itu tidak berhenti dugaan-dugaan negatif terhadap perilaku beliau selama pemerintah. Dan itu menyakitkan, karena mungkin Pak Jokowi melihat Ibu Mega setelah lengser ngurusin PDIP, Pak Prabowo sebelum jadi presiden ngurusin partai, Pak SBY secara lengser melukis, ngurusin partai," papar Rocky.

Jokowi Kasak-kusuk Tak Punya Mainan Politik

Rocky Gerung menilai, Jokowi juga resah karena tidak memiliki mainan politik, meski ada keterkaitan antara nama Jokowi dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Menurut Rocky , PSI yang identik sebagai partai anak muda jelas tidak sesuai untuk Jokowi.

"PSI adalah partai anak muda tapi pemimpinnya nanti adalah orang tua. Kan itu juga sudah dia dengar itu aja, sudah enggak bisa. tetapi dia mesti punya mainan politik," kata Rocky.

"Jadi karena enggak punya mainan politik dia kasak-kusuk ke mana-mana. Karena kasak-kusuk itu kan satu waktu orang ya capek juga, kasak-kusuk dalam usia segitu tuh," tandasnya.

Dokter Tifa Sebut Jokowi Menderita Autoimun Agresif 

Melalui unggahan di media sosial, Dokter Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa mengamati adanya perubahan signifikan pada tubuh Jokowi yang menurutnya menunjukkan gejala penyakit serius.

Tonjolan mencolok di bagian perut Jokowi diduga sebagai alat Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), yang biasa digunakan pasien gagal ginjal untuk melakukan cuci darah mandiri. 

Ia menyebut kondisi itu konsisten dengan penyakit autoimun agresif.

“Ini sakit berat. Berat sekali,” ujar Dokter Tifa dalam unggahannya.

Dokter Tifa menjelaskan bahwa penyakit autoimun agresif dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh secara cepat. 

Beberapa indikasi yang ia temukan antara lain perubahan ekstrem pada kulit, kelelahan, serta penurunan berat badan dan massa otot secara drastis.

Ia menyebut penyakit seperti Lupus Nephritis, Rapid Progressive Glomerulonephritis (RPGN), dan Scleroderma Renal Crisis sebagai kemungkinan yang memicu kerusakan ginjal parah dalam waktu singkat.

Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, penggunaan CAPD bahkan dianggap sudah tidak memadai. 

Ia pun menyarankan agar Jokowi dirujuk ke rumah sakit terbaik, termasuk ke luar negeri jika dibutuhkan.

“Apakah negara masih memfasilitasi mantan presiden untuk mendapatkan perawatan terbaik?” ujarnya.

 

Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved