Harga Karet
Petani Karet PALI Kembali Lesu, Harga Anjlok Rp 10.700 Per Kilo Sejak Idul Adha
Setelah sempat merasakan gairah akibat kenaikan harga, kini mereka dihadapkan pada kenyataan pahit, harga karet penjualan harian anjlok
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM,PALI – Senyum para petani karet di Kabupaten PALI, Sumatera Selatan, kembali memudar.
Setelah sempat merasakan gairah akibat kenaikan harga, kini mereka dihadapkan pada kenyataan pahit, harga karet penjualan harian anjlok drastis dalam dua pekan terakhir, berkisar antara Rp9.000 hingga Rp10.700 per kilogram.
Penurunan ini membuat petani kembali lesu, menyoroti ketidakpastian pasar komoditas.
Di kawasan Desa Karta Dewa, Kecamatan Talang Ubi, harga karet untuk penjualan harian mengalami penurunan signifikan dari Rp12.000 menjadi Rp10.700 per kilogram.
Amrin (47), salah satu petani karet di Desa Karta Dewa, mengungkapkan kekecewaannya.
"Saat ini harga karet penjualan harian di kalangan petani turun menjadi Rp10.700 per kilogram. Itu sudah turun pasca Idul Adha kemarin, sudah 2 pekan harganya turun, di mana sebelumnya Rp12.000 per kilo, sekarang sudah turun sekitar Rp1.300 per kilo, menjadi Rp10.700 untuk harga karet harian yang dijual ke toke," kata Amrin pada Rabu (25/6/2025).
Penurunan ini juga merambah ke harga karet penjualan mingguan, yang kini berada di kisaran Rp11.000 per kilogram, serta harga karet bulanan yang turun ke Rp14.000 per kilogram.
Padahal, sebelumnya harga karet mingguan sempat menembus Rp13.000 dan bulanan Rp15.700, yang sempat membuat petani bergairah menyadap.
Amrin mengaku tidak mengetahui pasti penyebab menurunnya harga getah karet, meskipun kualitas karet yang dihasilkan dari desanya sudah cukup bagus.
"Untuk penyebabnya kurang tahu, ya. Pas kami jual ke toke harga sudah turun segitu. Padahal sebelumnya sempat senang karena karet terus naik," keluhnya.
Dengan harga karet yang berkisar Rp9.000-Rp10.700 per kilogram ini, pendapatan petani jelas terdampak parah.
Hasil penjualan harus dibagi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, biaya perawatan kebun, dan berbagai pengeluaran lainnya. Belum lagi faktor cuaca yang tak menentu turut menyebabkan produksi karet ikut menurun.
"Harapan kami, kalau bisa jangan turun lagi, susah juga kita kalau harganya kembali turun," tutup Amrin.
Kondisi serupa juga dialami petani di Desa Talang Akar, Kecamatan Talang Ubi. Suyatno (57), seorang petani di sana, menyebut harga terendah karet harian yang dibeli pengepul saat ini adalah Rp9.000 per kilogram, meskipun ada juga pengepul yang masih membeli di harga Rp10.000 per kilogram, tergantung kualitas.
"Harga saat ini Rp9 ribu per kilo, tapi ada juga toke yang beli di Rp10 ribu per kilogram. Tergantung dari kualitas karet yang dijual, jika kualitasnya cukup bagus, masih bisa di Rp10.000 per kilogram," ujarnya.
Suyatno juga menegaskan bahwa penurunan harga sudah terjadi secara bertahap selama dua pekan terakhir, dibandingkan periode awal Juni 2025 yang masih di kisaran Rp11.000 per kilo.
"Kalau bisa jangan turun lagi, harapannya bisa stabil dan membaik lagi harganya. Karena kebun-kebun karet inilah yang menjadi andalan kita untuk mencari nafkah," harap Suyatno.
Harga Karet di OKU Timur Naik Rp 300, Petani Perjaya Bernapas Lega |
![]() |
---|
Harga Karet di Kabupaten OKI Sumsel Terus Turun, Petani Tercekik Jelang Tahun Ajaran Baru |
![]() |
---|
Harga Karet di Sumsel Kembali Anjlok, Dinas Perdagangan Ungkap Penyebabnya |
![]() |
---|
Harga Karet di OKU Timur Sumsel Hari Ini 6 Juli, Petani Harap Harga Tetap Stabil |
![]() |
---|
Harga Karet di OKU Sumsel Hari Ini 29 Juni, Harga di Kawasan Hulu Lebih Tinggi Dibanding Hilir |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.