Sosok dan Profil

Sosok Nasrul Halim Politisi PKB Sumsel yang Dukung Perbaikan Kurikulum dan Tata Kelola Pesantren

Anggota Fraksi PKB DPRD Sumsel Nasrul Halim, mendukung penuh upaya perbaikan kurikulum dan tata kelola pesantren. 

Penulis: Arief Basuki | Editor: adi kurniawan
Arief Basuki
DUKUNG PENUH - Anggota Fraksi PKB DPRD Sumsel Nasrul Halim, mendukung penuh program Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, dalam upaya perbaikan kurikulum dan tata kelola pesantren.  

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Anggota Fraksi PKB DPRD Sumsel Nasrul Halim, mendukung penuh program Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (DPP PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, dalam upaya perbaikan kurikulum dan tata kelola pesantren

"Apa yang yang dilakukan Cak Imin, tidak lain tidak lain agar para santri lulusan dari Pesantren semakin kompetitif," kata Nasrul Halim, Selasa (24/6/2025).

Dilanjutkan Sekretaris DPW PKB Sumsel ini, dengan adanya perubahan kurikulum dan tata kelola pondok Pesantren maka akan banyak lulusan pesantren bukan hanya mendapatkan ilmu agama namun ilmu lain juga.

"Apa yang didorong Cak Imin tidak lain agar pesantren semakin maju dan berkembang, dalam menghadapi tantangan kedepan," ungkap pria yang akrab disapa Alung ini. 

Sebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar pesantren harus bertransformasi agar tetap relevan dan mampu mencetak generasi yang kompetitif.

"Pesantren adalah benteng moral dan spiritual bangsa. Namun, ke depan, pesantren harus berani membuka diri untuk memasukkan unsur-unsur sains, teknologi, dan seni ke dalam kurikulum pendidikannya," ujar Cak Imin.

Cak Imin mengaku punya harapan terhadap pesantren. Dia berharap pesantren sebagai lembaga yang tidak hanya melahirkan ulama, tetapi juga pencetak saintis, teknokrat, bahkan seniman yang mempunyai landasan tauhid dan akhlak yang kuat.

Kita ingin melihat santri yang mampu mengembangkan aplikasi teknologi, menciptakan karya seni bernilai tinggi, atau melakukan riset ilmiah, namun semua itu tetap dilandasi oleh keimanan dan akhlak mulia yang didapat dari pesantren," katanya.

Menurutnya, perubahan kurikulum ini harus diiringi dengan perbaikan fundamental pada tata kelola pesantren. Dia menilai model pengelolaan pesantren yang kerap masih bersifat kekeluargaan dan rentan terhadap potensi perpecahan atau ketidakprofesionalan.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved