Berita Nasional
PROFESOR Asal Sumsel Ini Sebut Butuh 3 Kali Pilpres untuk Capres Non Jawa Bisa Menang, Ini Alasannya
Jimly menilai bahwa representasi capres dari luar Jawa masih menghadapi tantangan besar, baik secara kultural, historis, maupun struktural.
SRIPOKU.COM - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie memprediksi bahwa Indonesia masih membutuhkan setidaknya tiga kali pemilihan presiden (Pilpres) lagi sebelum masyarakat siap memilih calon presiden (capres) dari luar Pulau Jawa sebagai pemimpin nasional.
Hal itu disampaikan Profesor Jimly dalam sebuah forum diskusi ketatanegaraan di Jakarta pada Jumat (13/6/2025).
“Pertama kali orang non-Jawa jadi capres, namanya Hamzah Haz, wakilnya Agum Gumelar orang Sunda, dapet 3 persen. Yang kedua, namanya orang Bugis, Pak Jusuf Kalla wakilnya Wiranto dapetnya 15 persen. Yang ketiga, Anies Baswedan, keturunan Yaman, kelahiran Cirebon, besar di Yogyakarta, wakilnya dari Jawa Timur, dapetnya 24 % ,” kata Jimly yang merupakan pria asal Sumsel.
“Jadi 3, 15, 24. Mungkin membutuhkan 3 kali lagi pilpres bisa dapet 51 % . Gitu lho,” lanjutnya.
Jimly menilai bahwa representasi capres dari luar Jawa masih menghadapi tantangan besar, baik secara kultural, historis, maupun struktural.
Namun, ia optimistis bahwa dengan pengalaman politik yang terus berkembang, masyarakat akan semakin terbuka memilih pemimpin dari berbagai latar belakang.
Baca juga: Mahfud MD dan Jimly Soroti Isu Pemakzulan Wapres Gibran, Prabowo Diyakini Bakal Beri Perlindungan
Baca juga: Jimly Asshiddiqie Sebut Prabowo Melindungi Wapres yang Dipilihnya, Pemakzulan Gibran Kandas!
“Biarlah kita punya pengalaman selama sekian puluh kali Pilpres. Ada calon dari Papua, dari Aceh, dari Manado, dari Sunda, dari Kalimantan, jangan lupa, ada dari Palembang juga, kampung saya,” jelasnya.
Ia menyinggung contoh dari Amerika Serikat, yang butuh waktu lebih dari dua abad untuk bisa memilih presiden berkulit hitam seperti Barack Obama.
Indonesia, menurutnya, juga akan sampai pada titik serupa jika terus memberi kesempatan kepada semua kelompok masyarakat.
“Suatu hari nanti, entah itu kapan, akan ada orang setengah hitam kayak Obama jadi Presiden Amerika. Amerika butuh dua setengah abad. Maka kita pun harus mencoba terus,” ujarnya.
Dalam hal ini, Jimly juga menyinggung perlunya memperbaiki sistem politik, termasuk dengan membuka peluang lebih besar bagi partai-partai peserta pemilu untuk mencalonkan presiden tanpa hambatan ambang batas pencalonan ayau presidential threshold.
“Kalau rakyatnya menghendaki seseorang, pasti akan dipilih. Tanpa harus menutup peluang bagi yang lainnya,” tuturnya.
Usai 25 Tahun Kosong Jabatan Wakil Panglima TNI Segera Diisi, 2 Sosok Jenderal Ini Paling Berpeluang |
![]() |
---|
Bak Langit dan Bumi, Ini Perbandingan Harta Kekayaan Kapolda dan Wakapolda Metro Jaya! |
![]() |
---|
HARUN Masiku tak Bisa Lolos, Orang yang Bikin Hasto Masuk Penjara Ini Posisinya 'Sudah Dikunci' KPK |
![]() |
---|
MOMEN Prabowo Naik Kereta Cepat Whoosh Saat Kunker ke Bandung, Membaur Bareng Penumpang Umum |
![]() |
---|
POLISI Gerebek Pabrik Uang Palsu, Seorang Desainer Ikut Diamankan, Ratusan Lembar Upal Sudah Beredar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.