Berita Nasional

Ada 3 Jenis Pengangguran, Inilah 5 Negara dengan Tingkat Pengangguran Terendah di Dunia

Pengangguran musiman disebabkan oleh perubahan musiman dalam aktivitas populasi, seperti pariwisata atau pertanian.

Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM
JOB FAIR - Para pencari kerja mengikuti job fair yang digelar di Universitas Muhammadiyah Palembang bekerja sama dengan Sriwijaya Post dan Tribun Sumsel, Rabu (3/7/2019). 

SRIPOKU.COM - Beberapa negara telah maju pesat dengan pencapaian ketenagakerjaan yang mengesankan.

Sementara, negara lain masih bergelut dengan pengangguran yang mencengangkan.

Terdapat tiga jenis pengangguran yakni friksional, struktural, dan musiman.

Pengangguran friksional mengacu pada pengangguran sementara, selama seseorang mencari pekerjaan.

Pengangguran struktural adalah ketidaksesuaian antara keterampilan atau lokasi pekerja dan persyaratan pekerjaan.

Pengangguran musiman disebabkan oleh perubahan musiman dalam aktivitas populasi, seperti pariwisata atau pertanian.

Dalam artikel ini, Tribunnews.com merangkum negara-negara dengan angka pengangguran terendah.

Artinya, negara-negara tersebut memiliki persentase pekerja yang bekerja tertinggi.

Dilansir laman brandvm.com, berikut 5 negara dengan tingkat pengangguran terendah di dunia:

1. Meksiko

Meksiko adalah negara dengan tingkat pengangguran terendah.

Di negara ini, terdapat kota-kota yang penuh warna, pasar yang ramai, dan makanan kaki lima yang penuh dengan rempah-rempah.

Namun, ada hal lain yang menarik di Meksiko.

Yakni pasar kerja yang terus membaik, yang mengarah ke salah satu tingkat ketenagakerjaan tertinggi di dunia sebesar 97,6 persen (atau hanya sekitar 2,4 persen pengangguran).

Meksiko telah memperluas sektor manufakturnya—terutama melalui kesepakatan perdagangan yang mendorong produksi mobil, elektronik, dan ekspor lainnya.

Kedekatan negara tersebut dengan Amerika Serikat juga membantu karena perdagangan lintas batas dapat menciptakan banyak posisi pabrik dan logistik.

Selain itu, pariwisata telah berkembang pesat di daerah-daerah populer seperti Cancún dan Tulum, yang memberi orang pilihan selain bekerja di pabrik.

Pemerintah mempromosikan investasi dalam infrastruktur, dengan harapan dapat menghubungkan daerah pedesaan dengan pusat kota secara lebih efektif.

Meskipun ada beberapa tantangan terkait ketimpangan pendapatan dan masalah keamanan, sikap Meksiko secara keseluruhan tetap positif.

Hasilnya adalah semakin banyak warga negara yang mendapatkan pekerjaan tetap, baik di pabrik perakitan, perhotelan, atau usaha kecil.

Menjelang tahun 2025, para ahli percaya tren "nearshoring" Meksiko yang kuat—di mana perusahaan multinasional menempatkan produksi di dekat AS—kemungkinan akan menjaga tingkat ketenagakerjaan yang tinggi tetap stabil.

2. Filipina

Mungkin paling dikenal karena pantainya yang bersih dan keramahannya, Filipina juga menonjol karena memiliki pasar kerja yang kuat dan menjadi salah satu negara dengan tingkat pengangguran terendah.

Dengan tingkat ketenagakerjaan sebesar 96,8 persen (sekitar 3,2 persen pengangguran), negara kepulauan ini telah mengukir ceruk dalam alih daya proses bisnis (BPO), menjadikan Filipina lokasi yang tepat untuk pusat panggilan, dukungan TI, dan pemrosesan data.

Penutur bahasa Inggris yang fasih dan budaya yang ramah telah menarik banyak perusahaan di seluruh dunia, membantu memicu ledakan lapangan kerja di wilayah perkotaan besar seperti Metro Manila dan Kota Cebu.

Selain BPO, sektor pariwisata yang dinamis di negara ini—yang berpusat di sekitar destinasi seperti Boracay, Palawan, dan Siargao—mendukung banyak pekerjaan di hotel, tur, dan restoran.

Pertanian juga tetap menjadi urat nadi di daerah pedesaan.

Namun, pemerintah menghadapi tugas yang sulit untuk menyeimbangkan kiriman uang ke luar negeri (dari warga Filipina yang bekerja di luar negeri) dengan pertumbuhan domestik.

Banyak yang berharap proyek infrastruktur dan pusat teknologi baru akan mengangkat daerah-daerah di luar kota besar.

Namun, angka ketenagakerjaan yang tinggi menandakan bahwa tenaga kerja Filipina, yang dikenal karena kemampuan beradaptasi dan ketahanannya, terus maju dengan optimisme.

3. Jamaika

Ketika orang luar membayangkan Jamaika, mereka mungkin akan membayangkan alunan musik reggae, pegunungan yang rimbun, dan garis pantai yang cerah.

Namun, Jamaika juga menarik perhatian karena pasar tenaga kerjanya yang kuat, dengan tingkat lapangan kerja sebesar 96,4 persen.

Pariwisata tidak diragukan lagi merupakan pendorong utama—resor, pelabuhan kapal pesiar, dan layanan terkait membuat banyak warga Jamaika sibuk sepanjang tahun.

Namun, masih ada hal lain yang lebih penting yaitu pertanian (terutama gula, pisang, dan kopi) dan serangkaian usaha kreatif yang terus berkembang seperti produksi musik, fasilitas pelatihan olahraga, dan perusahaan rintisan teknologi.

Prakarsa pemerintah berfokus pada pelatihan kejuruan untuk memastikan kaum muda mendapatkan peran yang stabil di dalam negeri daripada pergi mencari pekerjaan yang lebih baik di luar negeri.

Ditambah lagi, investasi asing dalam infrastruktur—pikirkan bandara yang telah direnovasi dan jalan raya yang lebih baik—mendukung pertumbuhan lapangan kerja di bidang konstruksi dan logistik lokal.

Para ahli ekonomi mengatakan tantangan nyata Jamaika adalah untuk terus melakukan diversifikasi di luar pariwisata, karena kota pantai dan kota resor dapat terdampak oleh kemerosotan global.

Namun, tingkat ketenagakerjaan yang solid hingga tahun 2025 berbicara banyak tentang bagaimana warga Jamaika mengubah kekuatan budaya menjadi peluang kerja yang nyata.

4. Sri Lanka

Sri Lanka, negara kepulauan di ujung selatan India, mengklaim tingkat ketenagakerjaan yang mengesankan sebesar 95,9 persen, yang mencerminkan pembangunan kembali dan reformasi ekonomi selama bertahun-tahun sejak konflik sipil di negara itu berakhir.

Perkebunan teh dan pertanian dulunya mendominasi, tetapi sektor-sektor baru—seperti manufaktur pakaian, layanan TI, dan pariwisata—telah mendapatkan daya tarik.

Turis berbondong-bondong untuk melihat benteng kuno Sigiriya, menjelajahi perbukitan teh di Nuwara Eliya, atau bersantai di pantai-pantai yang masih alami di tempat-tempat seperti Mirissa.

Masuknya pengunjung ini meningkatkan penciptaan lapangan kerja di hotel, transportasi, dan usaha kecil lokal.

Meskipun stabilitas politik dan ekonomi dapat goyah (seperti yang terlihat selama krisis keuangan sebelumnya), pemerintah telah memprioritaskan pendidikan dan pengembangan keterampilan untuk menjaga pengangguran tetap rendah.

Program pelatihan pemuda dalam bidang teknologi atau logistik maritim memberi mereka akses ke peluang internasional.

Dengan manajemen yang cermat, para pejabat berharap tenaga kerja Sri Lanka dapat mempertahankan momentum peningkatan ini.

Berkat budaya yang ramah, keajaiban pemandangan, dan meningkatnya investasi dalam infrastruktur modern, Sri Lanka menikmati reputasi yang pantas didapatkan karena berada di jalur yang tepat untuk mempertahankan tingkat ketenagakerjaannya yang tinggi.

5. Kepulauan Mauritius

Mauritius sering disebut sebagai "bintang Samudra Hindia", terkenal dengan perairan biru kehijauan dan satwa liar yang unik.

Menariknya, negara ini juga mencatat tingkat ketenagakerjaan sebesar 94,1 persen —bukan yang tertinggi tetapi masih cukup untuk mengamankan tempat di antara negara-negara dengan pengangguran terendah.

Pariwisata, sekali lagi, memainkan peran besar karena pengunjung menyukai perpaduan pengaruh Afrika, Eropa, dan Asia dalam hidangan lokal, festival budaya, dan resor yang indah.

Selain itu, Mauritius telah mengembangkan sektor keuangan yang kuat yang memanfaatkan lokasi strategis pulau tersebut untuk layanan perbankan, asuransi, dan bisnis lepas pantai.

Karena tenaga kerja lokal biasanya menguasai banyak bahasa (Inggris, Prancis, dan Kreol lokal), warga Mauritius lebih mudah melayani klien internasional.

Pemerintah mendorong pendekatan yang berorientasi ke luar ini dengan menandatangani perjanjian dagang dan menjaga lingkungan pajak yang menguntungkan.

Sementara ukuran negara memberlakukan batasan alami pada industri berskala besar, Mauritius dengan cerdik berfokus pada layanan khusus bernilai tinggi yang menjaga tingkat pengangguran tetap rendah.

Sebelumnya menjelang tahun 2025, para pejabat merencanakan lebih banyak inisiatif teknologi—seperti pusat panggilan dan toko pengembangan perangkat lunak—untuk memastikan bahwa pulau tersebut tetap menjadi pesaing utama di pasar kerja global.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved