Berita OKU

Ketika Candaan Merenggut Nyawa, Kisah Tragis Persahabatan di OKU yang Berakhir di Ujung Pisau

Di sebuah sudut di Desa Marga Bhakti, Ogan Komering Ulu (OKU), secangkir kopi dan obrolan hangat adalah pemandangan biasa antara Abdilah

Penulis: Leni Juwita | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Leni Juwita
DITANGKAP - Pelaku pembunuhan Abdilah alias Dogol (45) ) yang tega menghabisi Asep Rosmandan alias Asnawi (55) dan menyerang isteri korban Duwi Listyo Wati, Selasa (10/6/2025). Pelaku mengaku tega menghabisi sahabatnya tersebut karena tersinggung dengan ucapan korban. 

SRIPOKU.COM, BATURAJA – Di sebuah sudut di Desa Marga Bhakti, Ogan Komering Ulu (OKU), secangkir kopi dan obrolan hangat adalah pemandangan biasa antara Abdilah alias Dogol (45) dan Asep Rosmandan (55).

Persahabatan yang telah terjalin lama membuat mereka sering berbagi tawa, cerita, bahkan santapan.

Namun, tak ada yang menyangka, sebuah candaan pada Rabu pagi itu akan menjadi pemantik tragedi yang memisahkan mereka selamanya.

Kini, tawa itu telah sirna, berganti dengan isak tangis dan dinginnya terali besi. Dogol, dengan wajah tertunduk di Mapolres OKU, Selasa (10/6/2025), akhirnya mengungkap alasan mengapa ia kalap dan secara membabi buta menghabisi nyawa teman lamanya itu.

Semua berawal dari sebuah kalimat. Kalimat yang dianggap Asep sekadar lelucon, namun bagi Dogol, ucapan itu menusuk langsung ke harga dirinya sebagai seorang lelaki.

"Dio bilang jangan lamo nian 'main' dengan makonyo darah kau rendah, (Jangan lama main mangkanya darah kau rendah)," ungkap Dogol, menirukan perkataan mendiang Asep di hadapan Kapolres OKU AKBP Endro Aribowo SIK MAP

Candaan yang menyinggung  itu seketika membuat darah Dogol mendidih. Dunia seakan gelap, dan niat jahat pun terbersit di hatinya.

Emosi yang sudah di ubun-ubun tak bisa lagi ia kendalikan. Dengan dalih ingin buang air kecil, Dogol beranjak ke bagian belakang. 

Matanya liar mencari pelampiasan, hingga tertumbuk pada sebilah pisau pemotong daging yang tergeletak.

Tanpa pikir panjang, benda tajam sepanjang 35 sentimeter itu kini berada di genggamannya.

Nahas, orang pertama yang ia temui adalah Duwi Listyo Wati, istri Asep. Dalam kondisi gelap mata, Dogol langsung menyerang Duwi beberapa kali.

Jeritan kesakitan dan permintaan tolong Duwi memecah suasana pagi itu.

Asep, yang mendengar teriakan histeris istrinya, segera berlari ke belakang. Betapa terkejutnya ia melihat Duwi terluka dan Dogol berdiri dengan pisau di tangan.

Niat hati ingin melerai dan menyelamatkan sang istri, Asep justru menjadi target utama amukan sahabatnya sendiri.

Serangan membabi buta dilancarkan Dogol. Asep, yang tak menduga serangan mendadak dari orang yang ia percaya, tak mampu berbuat banyak.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved