Berita Palembang

Layanan Baru Isi BBM di SPBU Coco Plaju Palembang Menarik Perhatian Konsumen, Butuh Sosialisasi

Layanan baru pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) secara swalayan atau mandiri di SPBU Coco Plaju Palembang menarik perhatian konsumen.

Penulis: Hartati | Editor: tarso romli
sripoku.com/syahrul hidayat
SELF SERVICE - Konsumen melakukan pengisian sendiri (Self Service) dan dipandu operator di SPBU Coco Plaju Jalan Jenderal A Yani, Seberang Ulu Dua Palembang, Rabu (7/5/2025). Sosialisasi Self service ini dimulai sejak 1 Mei sampai 21 Mei 2025 hanya di SPBU Coco Plaju. 

Sosialisasi harus dimulai di pusat kota agar masyarakat terbiasa, sebab program ini juga menggunakan teknologi yang terkoneksi dengan smartphone dan dompet digital atau kartu debit bank untuk pembayaran.

Oleh karena itu, konsumen perlu memiliki pengetahuan yang cukup tentang cara penggunaannya, dan sumber pembayarannya pun harus memadai. Sebab, saat ini masih banyak konsumen yang bertransaksi secara tunai, terutama di SPBU yang berada di luar atau pinggiran kota.

Dia menyebutkan bahwa di Pulau Jawa atau di jalan tol di luar Sumatera, SPBU mandiri seperti ini sudah banyak ditemui. Namun, di Sumatera Selatan, layanan ini memang baru ada.

"Penerapannya di Sumatera Selatan masih perlu waktu, sebab kebiasaan masyarakat adalah dilayani, dengan prinsip 'pembeli adalah raja'," kata Didik pada Selasa (13/5/2025).

Didik menyebutkan bahwa selama ini konsumen terbiasa menyerahkan uang dan tinggal menunggu di kendaraan, lalu BBM langsung diisi oleh petugas. Jika kemudian polanya berubah menjadi isi sendiri, menekan tombol sendiri, membuka dan menutup tempat BBM sendiri, ada kemungkinan konsumen akan protes.

Apalagi konsumen kelas menengah yang membeli BBM jenis premium seperti Dexlite, Pertamax Turbo, dan sejenisnya. Konsumen dari kelas menengah terbiasa dilayani dan menginginkan kepraktisan. Jika tiba-tiba semuanya harus dilakukan sendiri, hal ini akan sulit diterapkan.

Didik mengatakan bahwa di awal penerapan atau sosialisasi, pasti akan ada pro dan kontra. Karena itu, persiapan harus matang.

Harus tetap ada petugas yang mengarahkan dan mengedukasi konsumen. Petugas juga harus tetap ramah dan selalu tersenyum saat mengedukasi konsumen, sebab ada kemungkinan konsumen marah dan tersinggung karena merasa sudah membeli tetapi seolah-olah "diperintah" oleh petugas jika nada bicaranya tidak ramah.

Sebab, jika langsung diterapkan di semua SPBU tanpa sosialisasi yang matang, hal ini akan menimbulkan kendala baru dan membuat antrean kendaraan semakin panjang karena pelanggan belum terbiasa dengan pola baru ini.

Selain itu, dari sisi SDM, pengusaha SPBU juga harus mengeluarkan biaya tambahan karena harus menempatkan petugas ekstra di setiap pompa untuk mengarahkan konsumen. Sebab, jika langsung dilepas secara mandiri, dikhawatirkan konsumen tidak paham dan justru menimbulkan masalah baru, seperti antrean panjang dan keributan karena konsumen tidak paham cara mengisi BBM. Hal ini juga berpotensi viral jika ada petugas yang dianggap tidak ramah saat melayani dan mengarahkan konsumen untuk mengisi BBM secara mandiri.

Belum lagi masalah smartphone yang tidak terkoneksi dengan dompet digital atau mobile banking bank, sehingga sulit melakukan pembayaran nontunai.

"Layanan ini bisa diterapkan, tapi perlu waktu dan sosialisasi agar konsumen paham," tegas Didik.

Simak berita menarik lainnya di sripoku.com dengan mengklik Google News.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved