Berita PTBA

Cerita Bukit Asam Hidupkan Kembali Asa dan Cita Anak-Anak yang Putus Sekolah

Satu dekade lalu, impian Rahimin untuk menyelesaikan pendidikan SMA terpaksa pupus karena keterbatasan ekonomi orang tuanya

Editor: Odi Aria
Handout
Cerita Bukit Asam Hidupkan Kembali Asa dan Cita Anak-Anak yang Putus Sekolah. 

SRIPOKU.COM- Rahimin, seorang pemuda berusia 26 tahun, menjalani kehidupan sehari-hari dengan bekerja serabutan di Pasar Tanjung Enim. Berbagai pekerjaan, dari tukang ojek hingga tukang parkir, dilakukan demi memenuhi kebutuhan keluarganya. 

Satu dekade lalu, impian Rahimin untuk menyelesaikan pendidikan SMA terpaksa pupus karena keterbatasan ekonomi orang tuanya. Namun, di balik kerasnya kehidupan, ia menyimpan cita-cita besar untuk mengubah nasib dan memberikan masa depan yang lebih baik bagi keluarganya.

Secercah harapan muncul ketika Rahimin menemukan informasi di media sosial mengenai program Ayo Sekolah Plus dari PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang berkolaborasi dengan Yayasan Cendikia Unggul. Program ini hadir untuk memfasilitasi akses pendidikan kesetaraan Paket A, B, dan C bagi anak-anak putus sekolah yang masih memiliki semangat belajar. 

Melalui program ini, PTBA membantu seluruh biaya pendidikan kesetaraan Paket A, B, dan C supaya lebih mudah diakses oleh anak-anak yang putus sekolah namun masih punya semangat untuk belajar.

Dengan asa yang kembali menyala, Rahimin mendaftarkan diri dan akhirnya menerima Beasiswa Ayo Sekolah Plus. Dia menemukan kembali harapan yang sempat padam. Tanggung jawab untuk menghidupi istri dan 2 orang anak juga menjadi motivasi bagi Rahimin.

"Saya ingin mendapatkan pekerjaan yang layak. Sebagai kepala keluarga, saya ingin penghasilan yang mencukupi kebutuhan rumah tangga," kata Rahimin.

Di sela-sela waktunya bekerja serabutan di Pasar Tanjung Enim, kini Rahimin mengikuti pendidikan kesetaraan Paket C di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Cendikia Unggul. Ini semua dijalani demi masa depan yang lebih baik untuk istri dan kedua buah hatinya.

"Sekarang anak saya sudah dua. Yang paling tua sudah TK, yang kedua baru 6 bulan. Saya ingin masa depan yang lebih baik buat mereka," tegas Rahimin.


Dia bercerita, sulit bagi dirinya untuk mendapatkan pekerjaan tetap. Berbagai lowongan pekerjaan mensyaratkan pendidikan minimal SMA atau sederajat. Setelah lulus pendidikan kesetaraan Paket C ini, Rahimin berharap bisa memperoleh pekerjaan yang baik.


"Banyak kawan yang memberikan informasi lowongan pekerjaan, misalnya di pertambangan. Tapi syarat paling utama biasanya ijazah minimal SMA atau sederajat. Makanya saya mau mengejar Paket C," ucapnya. 


Program Ayo Sekolah Plus juga berhasil menghidupkan lagi cita-cita Sherli Oktavia, perempuan 20 tahun asal Tanjung Enim. Sherli putus sekolah saat masih SMP sehingga harus mengubur cita-citanya menjadi seorang guru.  


Dari pengumuman di media sosial, ibunya mendapat informasi mengenai program Ayo Sekolah Plus yang dibuat PTBA untuk membantu pendidikan anak-anak yang putus sekolah. Sang ibu lantas mendorong Sherli untuk mengejar lagi cita-citanya.


"Ibu saya mendorong saya untuk mendaftarkan diri mengikuti program Ayo Sekolah Plus. Saya ingin mengejar cita-cita saya yang belum tercapai," dia menuturkan. 

Sherli sadar bahwa jalan menuju cita-citanya tak mudah. Tapi dia sudah memulainya dengan langkah besar. "Saya ingin melanjutkan pendidikan sampai pendidikan tinggi, mengejar cita-cita menjadi guru," ucapnya mantap. 

Dijalankan sejak 2024, program Ayo Sekolah Plus merupakan upaya PTBA untuk menurunkan angka putus sekolah dan memastikan anak-anak di sekitar wilayah operasi mendapatkan akses pendidikan yang layak. 

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved