Berita SMK PP Negeri Sembawa

Wujudkan Swasembada Pangan, Lewat MAF Kementan Dorong Penyuluh Optimalkan LTT

SMK PP Negeri Sembawa kembali menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) khusus mendukung  Galuh LTT

Editor: adi kurniawan
Istimewa
PELATIHAN - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui UPT Pelatihan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) yaitu SMK-PP Negeri kembali menggelar Millenial Agriculture Forum (MAF) khusus mendukung Galuh Luas Tambah Tanam (LTT), Sabtu (03/05/2025). 

"Beberapa negara mengalami krisis pangan, sedangkan Indonesia masih dalam keadaan bertahan dan memiliki stok yang luar biasa stok beras kita sekitar 3,1 juta ton di akhir April kemarin, ini merupakan stok pangan terbesar dalam sejarah indonesia," jelas Budi
  
Webinar dengan 600 lebih partisipasan ini di hadiri oleh tiga narasumber yakni  Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Tedi Dirhamsyah, Kepala Bidang Pengolahan  Pemasaran Hasil dan Penyuluhan Pertanian Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel Darwan Agus, dan Penyuluh Pertanian Kabupaten Muara Enim Heriyanto.

Tedi menjelaskan pendayagunaan penyuluh pertanian dalam mendukung percepatan swasembada pangan menurut Inpres Nomor 3 Tahun 2025, Menteri Pertanian diinstruksikan khusus untuk mengalihkan penyuluh pertanian ASN pada Pemda kepada Kementerian Pertanian.

"Peningkatan peran penyuluh pertanian dalam pelaporan LTT, menggerakkan penyuluh pertanian dalam pendampingan dan pelaporan LTT," ujarnya

"Pendampingan LTT oleh penyuluh pertanian outputnya yaitu tercapainya target LTT di wilayah kerja masing masing penyuluh pertanian, tercapainya penambahan luas tanam IP, peningkatan produksi dan produktivitas, ujar Tedi.

"Mekanisme pelaporan harian LTT, luas olah lahan dan luas panen melalui aplikasi e-Pusluh berbasis android, indikator kinerja penyuluh pertanian dalam pelaporan LTT yaitu ketepatan waktu pelaporan, frekuensi pelaporan,validitas data LTT, realisasi LTT," jelas Tedi

Lain halnya  dengan narasumber kedua Darwan menyampaikan tantangan  sosial ekonomi yaitu akses pasar, petani sulit menjual hasil dengan harga adil, dan permodalan dengan keterbatasan modal menghambat pembelian input pertanian.

"Tantangan teknis yang dihadapi yaitu ketersediaan benih berkualitas terbatas dan mahal, harga tinggi dan distribusi pupuk kurang merata, dan sumber air tidak stabil dan irigasi tidak optimal, sehingga perlu distribusi benih terjangkau dan tepat waktu, subsidi dan pengelolaan distribusi pupuk efisien, dan peningkatan sistem irigasi dan konservasi air," jelas Darwan.

"Bagi penyuluh tantangan akan akses teknologi dimana SDM penyuluh masih rendah belum seluruh bisa aplikasi E- Pusluh, ketersediaan jaringan internet dan herarki penyampaian laporan belum maksimal, sehingga perlu adanya peningkatan kapasitas dan kapabilitas penyuluh dan meningkatkan kemampuan aplikasi secara prima," jelas Darwan.

Narasumber terakhir Heriyanto menyampaikan kegiatan dalam Galuh LTT yaitu melakukan percepatan LTT, pengawalan dan operasionalisasi BP, akselerasi program utama Kementan, dan laporan melalui e- Pusluh dan koordinator data.

"Wilayah Kecamatan Muara Belida memiliki luas lahan 20.467 Ha, luas lahan Lebak 7.542 Ha, luas lahan Oplah 1.749 Ha, dengan jumlah BP 8," ujar Heri.

"Target LTT 2025 dengan luas lahan reguler 5.793 Ha dengan pencapaian 11412 Ha dan untuk target LTT Oplah 2025 dengan luas lahan oplah 1.749 Ha dengan pencapaian 3.498 Ha," tambah Heiyanto.

"Realisasi tanam LTT Oplah Maret 2025 mencapai 207 Ha, LTT Oplah april mencapai 702 Ha, dan realisasi tanam LTT april mencapai 2.471 Ha, " jelas Heriyanto.

"Adapun mekanisme pelaporan harian LTT yaitu input target LTT, laporan harian LTT dan verifikasi laporan LTT melalui aplikasi E- Pusluh," tutupnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved