Dokter PPDS Unsri Dianiaya

Viral Dokter PPDS Unsri Diduga Dianiaya Hingga Masuk IGD, Anggota DPRD Sumsel Ngaku Prihatin

Menurut Lury, hal seperti ini sudah sering terjadi didunia pendidikan dan ia berharap kedepan tidak terulang kembali. 

Penulis: Arief Basuki | Editor: Odi Aria
SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ
ANGGOTA DPRD SUMSEL- Anggota komisi V DPRD Sumatera Selatan (Sumsel), Hj Lury Elza Alex Noerdin. Lury Elza ngaku prihatin terkait kasus dugaan penganiayaan yang dialami oleh seorang peserta Pendidikan Program Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sriwijaya (Unsri) oleh oknum dokter konsultan.  

SRIPOKU.COM, PALEMBANG- Anggota komisi V DPRD Sumatera Selatan (Sumsel), Hj Lury Elza Alex Noerdin menyatakan prihatin yang mendalam, terkait dugaan kasus kekerasan fisik yang dialami oleh seorang peserta Pendidikan Program Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Sriwijaya (Unsri) oleh oknum dokter konsultan. 

Menurut Lury, hal seperti ini sudah sering terjadi didunia pendidikan dan ia berharap kedepan tidak terulang kembali. 

"Saya menyampaikan keprihatinan yang mendalam, " kata Lury, Selasa (22/4/2025). 

Menurut politisi partai Golkar tersebut, kasus seperti ini tidak hanya mencoreng dunia pendidikan kedokteran, tetapi juga berpotensi menghambat proses pembentukan tenaga medis yang profesional dan berintegritas. 

"Pendidikan kedokteran harus menjadi ruang pembelajaran yang aman, beretika, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Kekerasan dalam bentuk apa pun tidak bisa dibenarkan dan harus ditindak secara tegas, " ujar Lury. 

Ditambahkan putri Gubernur Sumsel periode 2008-2018 Alex Noerdin ini, sebagai anggota DPRD Komisi V yang membidangi pendidikan dan kesehatan, pihaknya mendorong pihak Universitas Sriwijaya, untuk melakukan investigasi menyeluruh dan transparan terhadap kasus ini, serta memastikan perlindungan terhadap korban. 

"Saya juga meminta kepada pihak berwenang, termasuk institusi profesi, untuk turut mengawal proses ini agar tidak ada lagi praktik-praktik kekerasan, dalam sistem pendidikan kedokteran," tandasnya. 

Dilanjutkan Lury, ia akan berkoordinasi dengan pimpinan komisi dan Ketua DPRD Sumsel, untuk melakukan langkah lanjutan mengawal kasus itu hingga tuntas, dan memastikan pembelajaran yang ada tetap berjalan. 

‎"Kami dari Komisi V DPRD Sumsel siap mengawal dan, bila diperlukan, memanggil pihak terkait untuk meminta klarifikasi dan mendorong perbaikan sistem yang lebih manusiawi, dan berkeadilan di lingkungan pendidikan profesi dokter, " pungkasnya. 

Viral di Medsos

Diberitakan sebelumnya, viral di media sosial dugaan kasus kekerasan yang dialami seorang peserta PPDS anestesi Universitas Sriwijaya. Disebutkan  kalau yang melakukan kekerasan itu adalah konsulennya.

Isu kekerasan tersebut diposting oleh akun Instagram @ppdsgramm yang memperlihatkan pesan dari seseorang memberitahu tentang peristiwa tersebut.

Pesan DM Instagram yang diposting itu menyebutkan kalau korban sampai dirawat di IGD karena area testisnya mengalami hematom (pendarahan), dan hal tersebut sudah dikonfirmasi dengan USG testis.

Belum diketahui identitas korban dan oknum yang melakukan kekerasan tersebut, tetapi disebutkan kalau korban adalah dokter PPDS Unsri.

Menanggapi soal isu kekerasan tersebut Dirut Rumah Sakit Umum Pusat Muhammad Hoesin, dr Siti Khalimah mengatakan pihaknya sedang melakukan investigasi untuk mencari kebenaran dan fakta soal isu tersebut.

"Kami sedang investigasi, tunggu ya nanti kami kabari kalau sudah ada titik terang," kata Siti Khalimah saat dikonfirmasi, Senin (21/4/2025).

Ia belum bisa memberikan keterangan terkait peristiwa dugaan kekerasan tersebut dan kondisi terkini dari korban.

"Saya belum dapat info jelas, kami sedang investigasi. Masih menunggu tim SPI melakukan investigasi, " ujarnya.

Sementara Humas Rumah Sakit Umum Pusat Muhammad Hoesin, Suhaimi, mengatakan dalam keterangan tertulisanya, terkait dengan isu kekerasan yang dikabarkan terjadi RSMH Palembang, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan resmi dari pihak manapun terkait kejadian tersebut.

"Kami akan terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan petugas di lapangan untuk memastikan lingkungan kerja tetap aman dan kondusif bagi seluruh tenaga kesehatan maupun pasien dan keluarganya," tulis keterangan yang diterima Tribunsumsel.com.

Ketika ditanya mengenai tempat peristiwa kekerasan itu terjadi ia juga belum bisa memastikan, sebab isu beredar kalau peristiwa itu terjadi di lingkungan RSMH.

"Besok akan kami konfirmasi dimana betul kejadiannya," sambungnya.

Pihak rumah sakit meminta maaf apabila informasi yang beredar menimbulkan ketidaknyamanan bagi beberapa pihak.

Kemudian mengimbau agar tidak berspekulasi terlebih dulu dan menunggu klarifikasi resmi.

"Kami memahami bahwa informasi yang beredar dapat menimbulkan ketidaknyamanan bagi beberapa pihak Oleh karena itu kami minta maaf. Kami mengimbau semua pihak untuk tidak berspekulasi dan menunggu klarifikasi resmi jika memang diperlukan. Apabila benar terjadi permasalahan yang bersifat pribadi antar individu, kami berharap hal tersebut dapat diselesaikan secara baik-baik dan kekeluargaan, tanpa mengganggu pelayanan kesehatan di RSMH," tandasnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved