Berita PTBA

Menembus Batas: Kisah Inspiratif Para Kartini Bukit Asam

Dengan keberanian dan ketekunan, Anin membuktikan bahwa perempuan juga cakap dalam pekerjaan yang identik dengan kekuatan fisik.

Editor: Odi Aria
Handout
Menembus Batas: Kisah Inspiratif Para Kartini Bukit Asam. 

SRIPOKU.COM- Anggapan bahwa dunia pertambangan, dengan segala tantangan fisik dan risiko keselamatannya, adalah ranah kaum adam terpatahkan oleh hadirnya perempuan-perempuan tangguh di PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Di antara hijaunya hutan yang menyimpan kekayaan batu bara, Peni Rostiarti mengawali perjalanannya pada tahun 2009 sebagai bagian dari tim eksplorasi.

Pengalaman pertamanya menembus belantara, dengan rekan tim yang semuanya laki-laki, tak membuatnya gentar. Bahkan ketika diminta menunggu di mobil, Peni memilih untuk ikut merasakan langsung kerasnya area lapangan. Lumpur sungai yang menguji ketahanan sepatu botnya dan gigitan pacet yang tak terhindarkan justru menjadi kenangan tersendiri yang diceritakannya dengan tawa.

Baginya, membawa sampel batu bara seberat lima kilogram keluar dari hutan adalah pembuktian bahwa perempuan juga memiliki kekuatan untuk menaklukkan tantangan di dunia pertambangan.

Kini, dedikasi dan kemampuannya mengantarkannya mengemban amanah sebagai AVP Geologi & Pemboran PTBA. "Saya mencoba, saya ingin ikut dan belajar. Jadi lama-lama dipercaya juga," ungkapnya.

Menembus Batas: Kisah Inspiratif Para Kartini Bukit Asam 1
Menembus Batas: Kisah Inspiratif Para Kartini Bukit Asam

Semangat serupa juga dirasakan dalam diri Aninda Rizki Dhani Susanto, AM Analis Data Ukur & Kartografi PTBA. Pekerjaan yang menuntutnya membawa peralatan berat seperti Total Station (TS), California Bearing Ratio (CBR), dan GPS ke lokasi pemetaan di perbukitan dan hutan tak menyurutkan langkahnya.

Dengan keberanian dan ketekunan, Anin membuktikan bahwa perempuan juga cakap dalam pekerjaan yang identik dengan kekuatan fisik.

"Dalam pekerjaan pemetaan kita lebih banyak di lapangan, bawa alat-alat yang berat ke lokasi seperti bukit dan hutan. Ternyata kami perempuan juga mampu dan bisa," ujarnya bangga.

Hingga Desember 2024, PTBA memiliki 332 pekerja perempuan, yang setara dengan 19,7 persen dari total karyawan. Lebih membanggakan lagi, 91 di antaranya telah menduduki posisi manajemen tingkat menengah hingga atas.

Kehadiran para pemimpin perempuan ini membawa warna baru dalam pengambilan keputusan di PTBA.

Peni meyakini bahwa kepemimpinan perempuan memiliki keunggulan dalam hal empati, yang memungkinkan adanya perspektif yang lebih holistik.

"Perempuan itu cenderung lebih kompleks dalam mengambil keputusan, tidak hanya mempertimbangkan dengan logika tapi juga dengan hati. Hal ini membawa keseimbangan antara ketegasan dan empati," jelasnya.

Menembus Batas: Kisah Inspiratif Para Kartini Bukit Asam 2
Menembus Batas: Kisah Inspiratif Para Kartini Bukit Asam

Lebih dari sekadar pekerja tambang yang kompeten, Peni, Anin, dan Kartini-Kartini modern lainnya di PTBA juga mengemban peran ganda sebagai ibu. Setelah bekerja, mereka memiliki peran lain yang tak kalah penting, yaitu sebagai seorang ibu.

"Sebagai perempuan, kita harus membagi dengan baik waktu antara tugas di kantor dan rumah tangga, benar-benar harus ada prioritas. Kalau sudah di kantor, prioritas kerja. Kalau sudah lewat jam kerja, kerjakan aktivitas rumah tangga," tegas Peni mengenai kunci keseimbangan hidupnya.

Namun, mengemban peran ganda bukanlah perkara mudah, seperti yang dirasakan oleh Dzakkiyyah Nur Khairunissa, Enjinir Geoteknik PTBA. Kelelahan sepulang kerja tak menghalanginya menyambut sang buah hati dengan senyuman. Di tengah kantuk, ia tetap sabar mendengarkan cerita dan menemani anaknya bermain.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved