Revolusi Pembelajaran Anak: Metode SB3 Ubah Cara Anak Belajar Membaca dan Menulis
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan minat baca anak-anak, Bimbel Teman Pelajar menggandeng Yayasan Rumah Baca Indonesia
Penulis: Arief Basuki | Editor: adi kurniawan
SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan minat baca anak-anak, Bimbingan Belajar (Bimbel) Teman Pelajar menggandeng Yayasan Rumah Baca Indonesia.
Perjanjian kerjasama atau penandatangan MoU yang disuport Gramedia itu dilakukan Nahrul Aidin selaku Direktur Marketing PT Teman Pelajaran Nusantara, dan Rahmi SAg Ketua Yayasan Rumah Baca Indonesia, yang dilaksanakan di Gedung Gramedia Word, KM 7 Palembang, Minggu (16/2/2025),
Dalam kerjasama itu Bimbel Teman Pelajar mengenal sebuah metode buku pembelajaran SB3 (Satu Bulan Bisa Baca) yang berfokus pada anak usia 4 hingga 12 tahun.
Metode ini dirancang khusus untuk membuat anak-anak merasa senang dalam proses belajar, terutama dalam membaca dan menulis, termasuk dalam bahasa Inggris.
Direktur Marketing PT Teman Pelajaran Nusantara Nahrul Aidin mengatakan bahwa metode SB3 ini merupakan hasil riset yang bertujuan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak-anak.
"Anak-anak tidak perlu merasa terbebani dengan urutan-urutan belajar yang kaku. Dengan metode ini, mereka bisa belajar sambil bermain, sehingga minat baca dan tulis mereka tumbuh secara alami," ujarnya.
Metode SB3 ini tidak hanya ditujukan untuk anak-anak yang sudah bersekolah, tetapi juga untuk mereka yang belum memasuki jenjang pendidikan formal. Hal ini menjadi solusi bagi orang tua yang sibuk bekerja dan kesulitan mendampingi anak-anak mereka dalam belajar.
"Banyak orang tua yang tidak punya waktu untuk mengajari anak-anak mereka membaca dan menulis. Metode SB3 hadir untuk membantu mereka," tambahnya.
Program ini akan dijalankan di seluruh cabang bimbel yang tersebar di berbagai daerah, termasuk Sumatera Selatan.
Pelatihan langsung diberikan kepada para guru dan pendamping yang akan mengajar anak-anak. Harapannya, metode ini dapat meningkatkan interaksi dan kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Salah satu hal menarik dari metode SB3 adalah pendekatannya yang tidak membebani anak-anak.
"Anak-anak tidak perlu dipaksa untuk belajar. Jika mereka senang, maka minat baca dan tulis mereka akan tumbuh dengan sendirinya. Ini akan membuat proses belajar menjadi lebih efektif," jelasnya.
Program ini juga dirancang untuk mempersiapkan anak-anak sebelum memasuki jenjang Sekolah Dasar (SD). Meskipun tidak wajib bisa membaca sebelum masuk SD, kemampuan membaca dan menulis sejak dini akan memudahkan anak-anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap anak yang masuk SD sudah siap, baik secara akademis maupun mental," ucapnya.
Pelaksanaan program ini akan dilakukan secara bertahap, dengan pertemuan rutin sebanyak 30 kali. Meskipun tidak setiap hari, pertemuan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perkembangan anak-anak.
"Kami berharap, dengan metode SB3, anak-anak tidak hanya pandai membaca dan menulis, tetapi juga memiliki minat belajar yang tinggi," tandasnya.
Dengan adanya metode SB3, diharapkan kualitas pendidikan anak-anak di Indonesia dapat terus meningkat, terutama dalam hal literasi dasar seperti membaca dan menulis. Program ini juga menjadi bukti bahwa belajar bisa dilakukan dengan cara yang menyenangkan, tanpa harus membebani anak-anak.
Sementara Ketua Yayasan Rumah Baca Indonesia Rahmi SAg didampingi Founder Metode SB3 dan SB2M Muhammad Toha menyatakan, metode pembelajaran baru SB3 ini mampu mengajarkan anak-anak membaca dalam waktu singkat, yaitu hanya 15 menit per hari selama 30 hari.
Metode SB3 telah diuji dan diterapkan selama 10 tahun terakhir, dengan hasil yang memuaskan di berbagai daerah di Indonesia.
Dijelaskan Toha metode ini dirancang untuk mengatasi, delapan kesulitan utama yang sering dihadapi anak-anak saat belajar membaca. Dengan pendekatan yang lebih sederhana dan efektif, SB3 diharapkan dapat meningkatkan minat baca anak-anak Indonesia.
"Alhamdulillah, hari ini kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menyebarkan metode ini. Jika anak-anak bisa belajar membaca dengan mudah, insya Allah minat baca mereka akan tinggi. Ini adalah langkah awal untuk membangun budaya literasi yang kuat di Indonesia," ujarnya.
Salah satu keunggulan metode SB3 adalah kesederhanaannya. Tidak seperti metode konvensional yang memerlukan banyak alat peraga seperti kartu, kaset, video, atau papan tulis, SB3 hanya menggunakan buku panduan tipis yang mudah dipahami. Hal ini memudahkan anak-anak untuk fokus belajar tanpa terganggu oleh media yang terlalu kompleks.
"Kami tidak menggunakan papan tulis karena tidak semua guru memiliki tulisan yang rapi dan mudah dibaca. Apalagi bagi anak-anak yang baru belajar membaca, hal ini bisa menjadi kendala. Dengan SB3, media belajarnya sangat sederhana, hanya buku panduan yang dirancang khusus," tambahnya.
Metode ini juga dirancang untuk memudahkan para pengajar, termasuk orang tua dan guru, dalam mengajarkan membaca kepada anak-anak. Dengan teknik yang mudah dipahami, diharapkan metode ini dapat diterapkan secara luas di seluruh Indonesia.
"Selama ini, belajar membaca seperti makan nasi goreng panas dan pedas bagi anak-anak. Dengan SB3, kami ingin mengubahnya menjadi seperti bubur atau segelas susu, yang lebih mudah dicerna dan menyenangkan," jelasnya.
Pihaknya berharap, dengan adanya metode SB3, anak-anak Indonesia tidak lagi menganggap membaca sebagai kegiatan yang sulit dan membosankan. Diharapkan, minat baca akan meningkat, dan buku akan menjadi teman yang menyenangkan bagi generasi muda.
"Kami yakin, jika belajar membaca menjadi mudah, anak-anak akan lebih mencintai buku. Ini adalah langkah kecil untuk menciptakan generasi yang gemar membaca dan berwawasan luas," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu juga, dilaksanakan Grand final kompetisi Literasi dan Numerasi nasional (KLN2) Teman Pelajar yang terpilih 9 anak yang menang mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA serta Training For Trainee (TFT) oleh Founder Metode SB3 dan SB2M Muhammad Toha kepada perwakilan Teman Pelajar se Sumsel di Gedung Gramedia Word Palembang.
Berikut poin kerjasama Bimbel Teman Pelajar dengan Yayasan Rumah Baca Indonesia, yaitu menjadikan Buku SB3 ( Satu Bulan Bisa Baca) sebagai buku pegangan bagi peserta didik yang belajar membaca kalimat bahasa Indonesia di lembaga yang dikelola Teman Pelajar
Kedua, menjadikan Buku SB2M ( Satu Bulan Bisa Menulis) sebagai buku pegangan bagi anak-anak didik dalam belajar menulis di lembaga.
Ketiga, melaksanakan Panduan yang ada di dalam Buku SB3 dan SB2M, dan terakhir menyampaikan perkembangan proses belajar dan jumlah peserta didik per semester.
Penemu Metode Satu Bulan Bisa Baca (SB3)
SB3
Bimbel Teman Pelajar
Yayasan Rumah Baca Indonesia
Sripoku.com
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Halaman 37, Jurnal Membaca, Fakta dan Opini dalam Novel |
![]() |
---|
10 Latihan Soal Informatika Kelas 10 SMK Materi Perangkat Keras Komputer |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Halaman 25, Menulis Laporan Hasil Observasi Objektif |
![]() |
---|
Modul Ajar Deep Learning Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA, Kurikulum Terbaru |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Halaman 22-24 Kurikulum Merdeka, Kutipan Tidak Langsung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.