Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Halaman 22-24 Kurikulum Merdeka, Kutipan Tidak Langsung

Berikut ini merupakan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 SMA halaman 22-24 Kurikulum Merdeka, soal Latihan.

Penulis: Ayu Wahyuni | Editor: Ayu Wahyuni
buku.kemdikbud.go.id
ILUSTRASI KUNCI JAWABAN - Bahasa Indonesia kelas 10 SMA halaman 22-24 Kurikulum Merdeka, soal Latihan. 

SRIPOKU.COM - Berikut ini merupakan kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 SMA halaman 22-24 Kurikulum Merdeka, soal Latihan.

Pada soal Latihan tersebut, siswa diperintahkan untuk mengubah informasi yang ada menjadi kutipan tidak langsung.

Melansir melalui YouTube Kunci Jawaban, inilah kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 10 SMA halaman 22-24 Kurikulum Merdeka yang siswa dapat pelajari.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Halaman 20 Kurikulum Merdeka, Kesalahan Penulisan

Latihan

Ubahlah informasi berikut menjadi kutipan tidak langsung. Setelah itu, tuliskan sumber kutipan tersebut sesuai dengan aturan!

Soal 1

Semut rangrang bukan sembarang semut. Mereka unik dan berbeda dari jenis semut lainnya. Manusia telah menggunakan jasa mereka dalam perkebunan berabad-abad yang lalu. Tercatat, sekitar tahun 300 Masehi di Canton (Cina), semut ini digunakan untuk mengusir hama pada tanaman jeruk. Orang mengambil sarang-sarang semut ini dari hutan, memperjualbelikannya, lalu meletakkannya di pohon-pohon jeruk jenis unggul. Teknik yang sama tetap dilakukan sampai abad ke-12 dan masih diterapkan di selatan Cina sampai saat ini.

Sumber informasi:

Buku engenal Serangga di Sekitar Kita karya S. Djoewari yang diterbitkan oleh Alprin pada tahun 2020. Informasi tersebut terdapat pada halaman 58.

Hasil kutipan:

Sejak ratusan tahun lalu semut rangrang dimanfaatkan oleh manusia, khususnya orang Cina Selatan, untuk mengusir hama pada tanaman jeruk. (Djoewari, 2020: 58)

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Halaman 11 Kurikulum Merdeka Semester 1, Kegiatan 1

Soal 2

Pengetahuan rendah yang dimiliki oleh petani apel tentang penggunaan pestisida yang dilakukan secara intensif memberikan peluang mereka untuk bertindak atau berperilaku tidak baik terhadap lingkungannya. Kurangnya pengetahuan mereka tentang serangga polinator yang berfungsi membantu penyerbukan, menyebabkan banyak serangga yang disemprot dengan pestisida. Kurangnya pengetahuan petani apel tentang manfaat tumbuhan penutup tanah tertentu yang merupakan habitat serangga polinator, membuat mereka menyiangi semua tumbuhan penutup tanah dan menjadikannya makanan ternak.

Sumber informasi:

Buku Serangga Polinator karya Budi Purwantiningsih yang diterbitkan oleh Universitas Brawijaya Press pada tahun 2014. Informasi tersebut terdapat pada halaman 101 s.d. 102.

Hasil kutipan:

Kebiasaan petani menggunakan pestisida berlebihan dan menyiangi semua tumbuhan penutup tanah dapat membahayakan populasi serangga pollinator. (Purwatiningsih, 2014: 101-102)

Dapatkan konten pendidikan mata pelajaran lainnya dari Kurikulum Merdeka dengan klik Di Sini.

Dapatkan juga berita penting dan informasi menarik lainnya dengan mengklik Google News

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved