Berita Internasional
Hamas Bebaskan 4 Tentara Wanita IDF, Tapi Disambut dengan Kamarahan oleh Sebagian Politisi Israel
Hamas telah membebaskan empat sandera tentara wanita Israel, namun disambut kemarahan oleh sebagian warga dan politisi di Israel.
"Ini adalah keharusan nasional. Ini adalah perintah Yahudi. Ini adalah perintah Israel. Ini adalah perintah bersejarah," lanjutnya.
Tujuh wanita Israel sejauh ini telah dibebaskan oleh Hamas sebagai ganti 290 tahanan Palestina di penjara Israel. Pertukaran ketiga diperkirakan akan berlangsung Sabtu depan.
Pembebasan Arbel Yehoud
Israel telah mengumumkan pada Minggu (26/1/2025) bahwa perselisihan mengenai penerapan gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan dengan Hamas telah diselesaikan.
Hamas, kata Israel, akan membebaskan enam sandera dalam dua kelompok minggu ini, termasuk wanita sipil Arbel Yehoud dan prajurit Agam Berger.
Israel juga menyatakan Hamas akhirnya mengirim daftar yang merinci kondisi para sandera yang tersisa yang akan dibebaskan dalam fase pertama gencatan senjata yang berlangsung selama 42 hari, yang dimulai pada tanggal 19 Januari.
Kegagalan untuk mengirim daftar ini pada hari Sabtu dan kegagalan Hamas untuk membebaskan Yehoud di hadapan para prajurit wanita IDF dianggap oleh Israel sebagai pelanggaran terhadap kesepakatan gencatan senjata.
Berdasarkan kesepakatan, Yehoud, Berger, dan sandera ketiga yang tidak disebutkan namanya akan dibebaskan pada hari Kamis.
Selain itu, tiga sandera lainnya akan dibebaskan pada hari Sabtu sesuai jadwal.
NBC News sebelumnya melaporkan bahwa Keith Siegel (65) penduduk asli AS, akan dibebaskan minggu depan, meskipun belum ada konfirmasi dan tidak jelas apakah ini akan terjadi pada hari Kamis atau Sabtu.
Sebagai imbalan atas para sandera, Israel akan membebaskan tahanan keamanan Palestina — 30 untuk setiap warga sipil, dan 50 untuk Berger termasuk 30 orang yang menjalani hukuman seumur hidup.
Nasib Yehoud telah menjadi titik kritis utama dalam pelaksanaan kesepakatan tersebut, dengan Israel menghalangi kembalinya warga Palestina ke Gaza utara setelah Hamas membebaskan empat tentara wanita pada hari Sabtu.
Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera, Hamas diharuskan untuk memprioritaskan pembebasan perempuan sipil.
Yehoud ditahan oleh Jihad Islam Palestina (PIJ), yang dilaporkan telah secara keliru menggambarkannya sebagai seorang tentara dan menuntut lebih banyak tahanan dibebaskan sebagai imbalannya.
Penyiar publik Kan melaporkan Minggu malam bahwa PIJ telah setuju untuk menggolongkannya sebagai warga sipil, membantu menyelesaikan krisis.
Hamas mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya telah memberikan jaminan bahwa Yehoud masih hidup dan aman dan akan segera dibebaskan.
| Duduk Perkara Para Menteri Nepal Harus Dievakuasi Pakai Helikopter Usai Sharma Oli Mengundurkan Diri |
|
|---|
| Tak Cukup Rafale Milik Raksasa NATO, Erdogan Bocorkan Rencana Indonesia Borong Jet Tempur Turkiye |
|
|---|
| Video Presiden Iran Meninggal Dunia Kecelakaan Heli, Sosok Ini Mendadak 'Naik Jabatan' |
|
|---|
| Gelombang Panas Tewaskan 96 Orang di India, Suhu Nyaris 50 Derajat Celsius, Timbul Beragam Penyakit |
|
|---|
| Polisi Sisir Pemukiman Padat Datangi Rumah Para Pelaku Penjarahan di Johannesburg, Ini Memakan Waktu |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.