Mengenal Teks Hikayat: Pengertian, Karakteristik, Jenis, Bentuk Hingga Contoh Teks Hikayat
Ini penjelasan Teks Hikayat yang merupakan salah satu cerita rakyat yang mengandung nilai-nilai kehidupan.
Penulis: Siti Umnah | Editor: Siti Umnah
5. Cerita (Romansa Percintaan)
Seperti namanya, hikayat cerita menekankan pada kisah yang dikaitkan, terutama tentang romansa percintaan. Selain itu, hikayat ini biasanya juga disertai dengan latar belakang sejarah.
Aspek Historis
Jenis hikayat berdasarkan aspek historis artinya hikayat dibedakan berdasarkan bahasa, latar belakang agama, dan negara yang berbeda. Ada Hikayat Melayu, Hikayat Jawa, Hikayat Arab-Persia, dan Hikayat Hindu.
1. Melayu
Hikayat Melayu umumnya memiliki cerita yang kental akan unsur agama Islam.
2. Jawa
Hikayat Jawa memiiliki kemiripan dalam sifat, tokoh dan alurnya seperti hikayat yang ada di India dan Arab. Hal ini disebabkan budaya Jawa yang dipengaruhi oleh agama Islam dan Hondu. Percampuran budaya yang berbeda inilah yang pada akhirnya melahirkan budaya baru.
3. Arab-Persia
Hikayat Arab dan Persia umumnya mengangkat tema Islam dan mengandung nilai-nilai keislaman. Ini sejalan dengan mayoritas agama yang dianut di sana yaitu agama Islam.
4. Hindu atau India
Hikayat Hindu atau India memiliki ciri khas adanya unsur agama Hindu. Kisah utama dalam hikayat Hindu adalah cerita tentang Sri Rama dan Mattabbhroto. Namun, seiring berjalannya waktu, dua kisah tersebut sudah banyak berkembang menjadi kisah lainnya.
Contoh Hikayat
Hikayat Bunga Kemuning
Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang putri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana, tetapi iaterlalu sibuk dengan kepemimpinannya. Krena itu, ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal ketika melahirkan anaknya yang bungsu sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Putri-putri raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi di antara mereka.
Kesepuluh putri itu dinamai dengan nama-nama warna. Putri Sulung bernama Putri Jambon. Adik-adiknya dinamai Putri Jingga, Putri Nila, Putri Hijau, Putri Kelabu, Putri Oranye, Putri Merah Merona, dan Putri Kuning. Baju yang mereka pakai pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh.
Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Putri Kuning sedikit berbeda, ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka berpergian dengan inang pengasuh daripada dengan kakak-kakaknya.
Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua putri-putrinya. “Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?” tanya raja.
“Aku ingin perhiasan yang mahal,” kata Putri Jambon. “Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau,” kata Putri Jingga.
9 anak raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Lain halnya dengan Putri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya. “Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat,” katanya. Kakak- kakaknya tertawa dan mencemoohkannya.
“Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu,” kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi.
***
Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan putrinya masih bermain di danau, sementara Putri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat sedih.
“Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apaapa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!” kata sang raja. Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya.
“Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning,” kata Putri Kuning dengan lemah lembut. “Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah,” ucapnya lagi.
Keesokan hari, Putri Hijau melihat Putri Kuning memakai kalung barunya. “Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena aku adalah Putri Hijau!” katanya dengan perasaan iri.
“Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu,” sahut Putri Kuning. Mendengarnya, Putri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudarasaudaranya dan menghasut mereka.
“Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarinya berbuat baik!” kata Putri Hijau. Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Putri Kuning muncul. Kakak kakaknya menangkapnya dan memukul kepalanya. Tak disangka, pukulan tersebut menyebabkan Putri Kuning meninggal.
Dapatkan konten pendidikan mata pelajaran lainnya dari Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013 dengan klik Di Sini.
Dapatkan juga berita penting dan informasi menarik lainnya dengan mengklik Google News.
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 10 SMA Halaman 46 Kurikulum Merdeka, Latihan Uji Kompetensi |
![]() |
---|
Kunci Jawaban IPA Biologi Kelas 10 SMA Halaman 27-28 Kurikulum Merdeka, Uji Pemahaman BAB 1 |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 6 SD Halaman 125 Kurikulum Merdeka, Soal Pertanyaan Tugas 1 |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 10 SMA Halaman 72 Kurikulum Merdeka, Latihan Uji Kompetensi |
![]() |
---|
Hadapi Pemakzulan dan Demo, Bupati Pati Sudewo Malah Serahkan Uang Suap Proyek Kereta ke KPK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.