Imlek 2025

Tradisi Kue Lapis Legit di Perayaan Imlek, Makna Bolu Keberuntungan, Hidangan yang Wajib Ada

Guru Besar Studi China mengatakan, lapis legit saat Imlek memiliki makna yang melambangkan kehidupan maju dan meninggi.

via Kompas.com
Tradisi Kue Lapis Legit di Perayaan Imlek 

SRIPOKU.COM - Ini makna kue lapis legit saat perayaan Imlek, hidangan yang wajib ada.

Berbagai tradisi saat Imlek tentu harus dilakukan untuk kehidupan yang lebih baik.

Salah satunya tradisi soal hidangan, yakni kue lapis legit.

Kue lapis legit menjadi salah satu hidangan wajib di perayaan tahun baru Imlek.

Hal itu lantaran kue lapis legit disebut-sebut memiliki makna keberuntungan.

Dilansir dari Kompas.com, Guru Besar Studi China Universitas Indonesia Hermina Sutami mengatakan, lapis legit memiliki makna yang melambangkan kehidupan maju dan meninggi.

"Ada yg bilang, kita hidup ini banyak undakannya, maju dan meninggi. Makin tinggi yang diharapkan, makin baik," kata Hermina.

Hermina mengatakan, sebenarnya tidak ada cerita atau sejarah khusus dari kemunculan lapis legit pada perayaan Imlek

Menurut Hermina, arti lapis legit baru dicari dan ditemukan setelah kudapan tersebut ada, serta umum dihidangkan sebagai sajian altar. 

"Karena berlapis-lapis maka dicarilah maknanya. Itu kue yang memang umum jadi sajian Imlek untuk diletakkan di meja altar karena dianggap kue mahal, beda dengan kue jajanan pasar," kata Hermina.

Berikut resep kue basah khas Palembang, lapis legit.
Berikut resep kue basah khas Palembang, lapis legit. (Cookpad.com)

Baca juga: 10 Larangan saat Imlek Beserta Alasannya, Sudah Tradisi Turun Temurun Bisa Sial Bila Dilanggar

Sejarah Kue Lapis Legit

Kue yang biasanya menggunakan banyak telur sebagai bahan baku itu termasuk salah satu makanan wajib di perayaan Imlek orang Indonesia.

Meski menjadi tradisi saat perayaan Imlek, kue ini menurut sejarahnya merupakan hasil akulturasi budaya Nusantara dengan Belanda ketika masih menjajah Indonesia. 

Lapis legit diperkenalkan dengan nama spekkoek oleh Belanda.

Dilansir dari Wikipedia, kue ini pertama kali dikembangkan pada masa kolonial Belanda di Indonesia dan mirip seperti kue lapis Eropa.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved