Berita Sriwijaya FC

3 Klub Ini Bakal Jadi Rival Sriwijaya FC di Grup H Babak Play-off Degradasi, Bukan Perkara Gampang

Manajemen Sriwijaya FC telah memetakan klub mana saja yang akan menjadi rivalnya di babak play-off degradasi pasca menuntaskan dua laga sisa nanti.

Penulis: Abdul Hafiz | Editor: Abdul Hafiz Sripo
MO SRIWIJAYA FC
Manajemen Sriwijaya FC telah memetakan klub mana saja yang akan menjadi rivalnya di babak play-off degradasi pasca menuntaskan dua laga sisa Pegadaian Liga 2 2024/25 nanti. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Manajemen Sriwijaya FC telah memetakan klub mana saja yang akan menjadi rivalnya di babak play-off degradasi pasca menuntaskan dua laga sisa Pegadaian Liga 2 2024/25 nanti.

Agenda dua laga sisa itu yakni Pekan 17, Sriwijaya FC vs FC Bekasi City Sabtu (4/1/2025) pukul 15.30 di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang.

Kemudian pada Pekan 18, PSMS Medan vs Sriwijaya FC Sabtu (11/1/2025) Pukul 15.00 di Stadion Baharudin Siregar, Deli Serdang.

Selanjutnya Sriwijaya FC akan menjalani babak play-off degradasi pada 19 Januari sampai dengan 23 Februari 2025 yang dipastikan bakal berada di grup H.

Dipastikan Sriwijaya FC nantinya akan berada di grup H yang berisikan 4 kesebelasan yaitu:
Peringkat 4 grup A
Peringkat 5 grup B
Peringkat 6 grup A dan

Sriwijaya FC yang menduduki peringkat 8 di grup A. 

Jika melihat klasemen sementara saat ini 6 tim di grup 1 atau grup A saat ini bakal menjadi 2 di antara tim yang akan dihadapi pada babak play-off degradasi nanti.

Pasalnya ada 2 tim di grup A yang sudah dipastikan bukan tim yang akan dijumpai Sriwijaya FC di babak play-off degradasi nanti.

Sebab Persiraja Banda Aceh yang kini mengantongi 30 poin dan masih menyisakan 2 laga sudah bisa dipastikan sebagai juara grup A dan lolos 3 besar.

Kemudian Persikabo 1973 dengan poin 5 dan menyisakan 1 laga lagi juga dipastikan sebagai juru kunci grup A (A9) dan tempatnya nanti berada di Grup I pada babak play-off degradasi.

Sementara 6 tim di grup A saat ini masih berpeluang menjadi rival Sriwijaya FC di Grup H pada babak play-off degradasi yakni PSKC Cimahi, PSMS Medan, PSPS Pekanbaru, FC Bekasi City, Persikota Tangerang, dan Dejan FC.

PSKC Cimahi meskipun saat ini di posisi runner up sementara Grup A dengan 24 poin hanya menyisakan 1 laga yakni bertandang ke kandangnya Persikota sehingga masih berpeluang finish turun ke peringkat 4 (A4).

Lalu PSMS Medan yang sementara ini di peringkat 3 dengan 23 poin masih menih menyisakan 2 laga tandang (di kandannya PSPS Pekanbaru dan di kandangnya Sriwijaya FC) sehingga juga masih berpeluang finish turun ke peringkat 4 (A4).

Kemudian FC Bekasi City yang kini di peringkat 5 dengan 22 poin masih menyisakan 2 laga, bertandang ke Sriwijaya FC dan di laga kandang FC Bekasi City vs Persikabo 1973 sehingga berpeluang finish naik ke peringkat 4 (A4).

Begitu juga Persikota Tangerang yang kini di peringkat 6 dengan perolehan 20 poin masih menyisakan 2 laga yakni menjamu PSKC Cimahi dan bertandang ke markasnya Dejan FC juga berpeluang finish naik ke peringkat 4 (A4).

Klub lainnya yakni Dejan FC yang saat ini berada di peringkat 7 dengan mengantongi 17 poin bukan tidak mungkin akan finish naik di peringkat 4 (A4) karena masih ada 2 laga sisa, menjamu Persikota dan bertandang di markasnya Persiraja Banda Aceh.

Sementara bakal menjadi lawan Sriwijaya FC nanti dari peringkat 5 grup B (B5) sudah tergambarkan ada 2 tim yakni Nusantara United dan Persipa Pati.

Dari klasemen sementara peringkat 5 grup B ditempati Nusantara United dengan perolehan 19 poin dan menyisakan 1 laga sisa. 

Namun di peringkat 6 Persipa Pati dengan perolehan 18 poin dan juga menyisakan 1 laga sisa juga berpeluang finish naik ke peringkat 5 (B5).

Sedangkan peringkat 1-4 dan peringkat 7-9 di grup B ini perolehan poinnya cukup terpaut jauh sehingga hanya 2 klub Nusantara United dan Persipa Pati inilah yang berpeluang finish sebagai B5 yang akan menjadi lawan Sriwijaya FC di babak play-off degradasi nanti.

Dengan melihat peta lawan-lawan yang akan dihadapi ini wajar kiranya manajemen Sriwijaya FC sangat berharap bisa mendapatkan pemain yang mumpuni untuk mati-matian berjuang di babak play-off degradasi nanti.

Artinya bukan perkara gampang untuk merekrut pemain yang akan mempertahankan tim Elang Andasa agar tidak tergelincir degradasi ke Liga 3.

Untuk lolos dari jerat degradasi Sriwijaya FC wajib menduduki posisi 2 besar di grup H tersebut. 

Agar bisa menduduki minimal peringkat 2 dibutuhkan kekuatan tim yang bagus termasuk kedalaman skuat yang tidak berbeda jauh dengan starting eleven (pemain inti).

Manajemen Sriwijaya FC pun akhirnya buka-bukaan alasan tidak menerima pemain tawaran Ketua Umum Askot PSSI (Asosiasi Kota Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) Palembang Moh David.

Tawaran Ketua Umum Askot PSSI Palembang Mohamad David mempersilahkan memilih pemain dan tak perlu memikirkan gaji pemain akhirnya mendapat respon dari manajemen Sriwijaya FC

Tawaran David yang merupakan pengusaha asli Palembang ini sebagai salah satu solusi dalam menghadapi permasalahan isu krisis pemain Sriwijaya FC menuntaskan dua laga sisa Pegadaian Liga 2 2024/25 dan 6 match babak play-off degradasi.

"Terima kasih atas inisiatif dan kepedulian rekan-rekan dari Askot PSSI Palembang yang sudah ikut memikirkan Sriwijaya FC," ungkap Direktur Teknik PT SOM (Sriwijaya Optimis Perdana) Indrayadi kepada Sripoku.com.

Tanpa mengurangi rasa hormat dan mengapresiasi setinggi-tingginya atas uluran tawaran ini, atas nama manajemen Sriwjaya FC Indrayadi belum bisa menerima inisiatif ini.

"Tapi masalahnya bicara play-off degradasi ini tidaklah mudah. Sementara kita ingin bertahan di Liga 2 dengan materi yang sedang manajemen berusaha mendatangkannya," kata mantan pelatih kiper Sriwijaya FC ini.

Tawaran Ketua Umum Askot PSSI Palembang Mohamad David (kanan) mempersilahkan memilih pemain dan tak perlu memikirkan gaji pemain akhirnya mendapat respon dari Direktur Teknik PT SOM (Sriwijaya Optimis Perdana) Indrayadi selaku manajemen pengelola Sriwijaya FC.
Tawaran Ketua Umum Askot PSSI Palembang Mohamad David (kanan) mempersilahkan memilih pemain dan tak perlu memikirkan gaji pemain akhirnya mendapat respon dari Direktur Teknik PT SOM (Sriwijaya Optimis Perdana) Indrayadi selaku manajemen pengelola Sriwijaya FC. (SRIPOKU.COM/ABDUL HAFIZ)

Baca juga: Ini Reaksi Coach Hendri Susilo, Sriwijaya FC Bakal Disupport 2 Tim Liga 1 Atasi Krisis Pemain

Indrayadi yang mantan kiper PS Pusri Palembang era Galatama ini mengaku meski saat ini sedang dalam kondisi finansial tidak baik-baik saja, namun manajemen Sriwijaya FC berusaha selektif untuk mendatangkan pemain anyar.

"Makanya kita akan selektif sekali untuk penamahan pemain. Sekali lagi terima kasih atas dukungannya. Kita tidak ingin sekadar numpang lewat saja di babak play-off degradasi ini. Kita akan mencoba yang terbaik," kata Indrayadi yang masih aktif sebagai Bendahara YKPP (Yayasan Kesejahteraan Karyawan Pusri).

Indrayadi yang juga anggota Exco Asprov PSSI Sumsel mengatakan selain memang selektif mendatangkan pemain anyar, pihaknya juga menyebut manajemen juga tidak dibebankan biaya gaji dari tim Liga 1 yang mensupport Elang Andalas nanti.

"Pemain Tim Liga 1 yang mensupport Sriwijaya FC  ini kita tidak dibebankan gaji juga," kata Indrayadi.

Sebelumnya Ketua Umum Askot PSS Palembang Moh David menyatakan siap membantu untuk menyediakan pemain tanpa manajemen Sriwijaya FC harus memikirkan gajinya.

"Kita siap bantu. Manajemen Sriwijaya FC tidak perlu memikirkan gaji pemain lokal yang kita tawarkan. Soal gaji biar urusan David," ungkap Mohamad David kepada Sripoku.com. 

Untuk teknisnya terang David yang juga Ketua IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia) Sumsel, manajemen Sriwijaya FC dipersilahkan memilih, menyeleksi dari pemain yang ditawarkan Askot PSSI Palembang.

Talenta-talenta lokal Sumsel yang diharapkan bisa membantu Sriwijaya FC dalam kondisi sulit saat ini yakni berasal dari pemain PS Palembang, David FC, KMP Bumara, Bhayangkara Sriwijaya.

"Kalau memang ada yang berkenan dengan pemain yang kita tawarkan, Sriwijaya FC tidak perlu memikirkan gajinya," ujar David yang juga owner David FC.

Koordinator wartawan Polrestabes Palembang ini mengatakan rencana ini spontan dilakukan setelah membaca berita dari Sripoku.com terkait dikabarkan Sriwijaya FC ditinggalkan 13 pemain pasca belum jelasnya owner PT Digi Sport Asia Alexander Rusli untuk membayarkan tunggakan gaji yang sudah masuk 3 bulan+DP (Down Payment).

"Kita mesti selamatkan Sriwijaya FC dari degradasi. Sedikit banyak Askot PSSI Palembang punya peran membantu Sriwijaya FC, jangan sampai tidak ada pemain saat akan bertanding sehingga disanksi WO," pungkas David yang juga pengusaha.

Seperti diberitakan sebelumnya, jelang laga menjamu FC Bekasi City, tim Sriwijaya FC diperkirakan bakal krisis pemain, buntut dari belum dibayar tunggakan gaji+DP.

Laga sisa putaran 2 Pegadaian Liga 2 2024/25 Sriwijaya FC vs FC Bekasi City yang akan berlangsung di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Sabtu (4/1/2025) pukul 15.30.

Sementara owner PT Digi Sport Asia Alexander Rusli pemegang saham mayoritas PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) selaku pengelola klub Sriwijaya FC telah menyatakan tidak punya uang untuk membiayainya.

Begitu juga sang dewa penyelamat Sriwijaya FC juga hingga kini belum muncul di saat pemain, pelatih dan ofisial sangat berharap agar tim ini bisa bertahan di Liga 2.

Banyaknya saran yang masuk ke redaksi Sripoku.com, solusi terakhir kalau kondisi seperti inilah maka Sriwijaya FC mau tak mau harus membuka seleksi/trial kilat, pemain dari lokal Sumsel.

Untuk mengisi kekosongan posisi pemain yang ditinggalkan. Gajinya menggunakan sistem tarkam, bayar per pertandingan.

Sriwijaya FC ambil saja pemain-pemain lokal sumsel yang berkualitas seperti Wahyudi (Ucok) dan Maryono.

Pemain-pemain lokal pasti lebih semangat dan jiwa fighter untuk membela asal daerahnya sendiri. Alasannya sekarang Sriwijaya FC lagi kesulitan dana.

Nah pemain-pemain lokal pasti mau bertarung untuk nama besar Sriwijaya FC. Dengan opsi dikontrak permanen musim depan, kalau merek main bagus.

"Harus bergerak cepat daripada nanti kita malu tanpa pemain. Kalau memang sampai saat ini kita belum ada dewa penyelamat, belum ada pemain," kata Mohamad David.

David mengatakan, jika dari manajer, pihak Sriwijaya FC belum ada dana untuk memanfaatkan transfer window, segera berdayakan pemain lokal Sumsel yang bagus untuk mengambil langkah gerak cepat. 

"Mungkin pemain-pemain lokal ini bisa bertekad inilah saatnya mereka pemain Sumsel menunjukkan kemampuan yang terbaik dan berusaha untuk menyelamatkan Sriwijaya FC dengan mental mereka ini," katanya. 

Karena di jiwa pemain lokal asal Sumsel ini kata David, apabila mereka mainnya tidak bagus, membuat Sriwijaya FC kalah, pasti mereka punya tujuan dan pikiran bahaya kalau SFC kalah.

"Pemain itu bertekad, bagaimana caranya aku yang main di SFC ini harus menang," ujarnya.

Sehingga jiwa pemain lokal initermotivasi  untuk menunjukkan permainan terbaiknya apabila dipanggil Sriwijaya FC.

Bisa diberdayakan pemain dari Liga 3, dari klub-klub yang ada di Palembang ini. Ini jalan satu-satunya kalau dari pihak Sriwijaya FC tidak memiliki dana untuk perekrutan pemain.

"Apalagi pemain sekarang ini sudah banyak yang mundur, kan sayang tahu-tahu Sriwijaya FC terpuruk tanpa pemain. Bukalah lowongan Sriwijaya FC memanggil talenta Sumsel," katanya. 

Kita punya pemain bagus seperti Wahyudi Ucok mantan Persebaya sekarang tidak ada klub, berdayakan putra asli Sumsel.

Ada juga Andaru. Malah justru pemain lokal Sumsel ditarik tim luar. Contoh Deko pemain PS Palembang ditarik PSKC Cimahi. Ada beberapa pemain Sumsel lainnya bermain di klub luar.

Mohamad David yang baru saja terpilih sebagai Ketua Askot PSSI Palembang menyayangkan kenapa tidak Sriwijaya FC saja yang memberdayakan pemain asal Sumsel ini.

"Akhirnya mereka mainnya bagus di sana. Melihat kondisi SFC seperti ini kita harus bergerak cepat melakukan penggalangan dana. Mungkin bekerjasama dengan Asprov. Kita prihatin melihat kondisi SFC sekarang," katanya.

Sebanyak 11 pemain resmi telah berpamitan meninggalkan Sriwijaya FC imbas masalah gaji.

Gaji dan uang muka pemain yang belum dibayarkan menyebabkan tim-tim lain mulai mendekati pemain-pemain tersebut untuk direkrut.

Hal ini menjadi tantangan bagi manajemen Sriwijaya FC untuk segera bertindak agar pemain-pemain yang tersisa tetap bertahan.

Pelatih kepala Sriwijaya FC, Hendri Susilo, menanggapi kepergian beberapa pemain dengan nada prihatin.

Ia menyatakan bahwa meskipun beberapa pemain telah meninggalkan tim, namun hingga kini belum ada pemain pengganti yang didatangkan.

“Mereka pergi tapi transisi nggak ada,” ujar Hendri, yang merasa timnya belum memperkuat komposisi pemain.

Pembukaan bursa transfer pemain pada 19 Desember 2024 menjadi momentum bagi banyak tim untuk memperkuat skuad mereka, sementara Sriwijaya FC masih terhambat masalah finansial.

Hendri Susilo sebelumnya telah menyerahkan daftar 7 hingga 8 nama pemain yang ingin direkrut untuk memperkuat tim, namun hingga kini belum ada kabar dari manajemen terkait hal tersebut.

Masalah keuangan yang dihadapi klub menyebabkan banyak pemain merasa kecewa, terutama terkait dengan gaji dan uang muka yang belum dibayarkan. Sebagai akibatnya, beberapa pemain memilih untuk meninggalkan hotel tempat mereka menginap.

"Mau nggak mau harus dimaksimalkan, tapi dari evaluasi memang harus ada penambahan pemain. Kalau manajemen tidak bisa mendatangkan pemain yang saya rekomendasikan, ya, tim ini akan dimaksimalkan dengan pemain yang ada," kata Hendri.

Kabar terbaru Sriwijaya FC bakal disupport salah satu klub Liga 1 untuk mengatasi krisis pemain menghadapi 2 laga sisa Pegadaian Liga 2 2024/25 dan babak play-off degradasi.

Pasalnya pasca owner PT Digi Sport Asia Alexander Rusli mengatakan tidak ada uang untuk membayar tunggakan gaji+DP, pemain Sriwijaya FC satu persatu angkat kaki meninggalkan Elang Andalas.

Kabar yang diterima Sripoku.com ada 13 pemain yang sudah mundur dari Sriwijaya FC, namun 11 diantaranya sudah berpamitan.

Direktur Teknik PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri) Indrayadi selaku manajemen pengelola Sriwijaya FC membenarkan adanya upaya untuk menjawab permasalahan isu krisis pemain. 

"Kita manajemen berusaha tetap memenuhi jumlah pemain kebutuhan tim sesuai keinginan coach untuk menghadapi babak play-off degradasi atas kekurangan pemain Sriwijaya FC sekarang ini," ungkap Indrayadi kepada Sripoku.com. 

Mantan pelatih kiper Sriwijaya FC ini mengatakan, dengan adanya beberapa pemain yang sudah pergi, harapan kita dengan adanya pemain yang kita inginkan di babak play-off itu sudah bisa dengan pemain baru.

"Mudah-mudahanlah, pemainnya sedang disiapkan. Ya bantuan dari salah satu Tim Liga 1 ini," kata Indrayadi

Banyaknya pemain yang hengkang membuat CEO PT Digi Sport Asia, Anggoro Prajesta, mengatakan Elang Andalas akan merekrut pemain sesuai dengan keinginan dari pelatih Hendri Susilo.

Hanya saja para suporter dan pelatih Sriwijaya FC harus menunggu terlebih dahulu, usaha yang dilakukan oleh Digi Sport.

“Pokoknya nanti tunggu saja kita ada pemain tambahan lagi,” ungkap Anggoro Prajesta, selaku CEO PT Digi Sport Asia, yang memiliki saham mayoritas di Sriwijaya FC.

Menurut Anggoro, tidak semua pemain Sriwijaya FC yang keluar adalah pemain yang diinginkan oleh Hendri Susilo, memang ada beberapa pemain disayangkan keluar dari Elang Andalas. 

“Tidak masalah semua pemain itu juga bukan pemain pilihan Hendri Susilo, saya sudah koordinasi dengan pelatih soal ini,” ungkapnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved