Mengenal Kampung Anyaman di Kelurahan 3-4 Ulu Palembang, Tetap Bertahan Sejak Puluhan Tahun Silam

Kampung Anyaman 3-4 Ulu Palembang dikenal luas sebagai produksi pengupas rokok dan pengayam lidi untuk di buat sebagai tampah serta piring. 

Penulis: Angga | Editor: adi kurniawan
Handout
Kampung Anyaman 3-4 Ulu Palembang dikenal luas sebagai produksi pengupas rokok dan pengayam lidi untuk di buat sebagai tampah serta piring.  

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Kampung anyaman dikenal luas sebagai produksi pengupas rokok dan pengayam lidi untuk di buat sebagai tampah serta piring. 

Kampung Anyaman sendiri terletak di Jalan Faqih Usman lorong Saudagar Yucing  Kelurahan 3-4 Ulu Palembang.

Ketika memasuki lorong ini, kita akan disambut dengan jemuran daun nipah yang tersampir di halaman rumah warga. 

Kebanyakan masyarakat di lorong ini, sudah bekerja sebagai pembuat anyaman dan pengupas rokok selama puluhan tahun. 

Nani, yang sudah menjadi pengupas daun nipah selama 45 tahun mengatakan bahwa daun nipa yang ia dapat dari Sungsang, untuk di jual kepada pengayam lidi yang ada disini. 

"Dapetnya dari Sungsang, di jual 1 ikat Rp 3.000 ribu," ungkap Nani, saat dijumpai di lokasi, Selasa (3/12/2024). 

Daun nipa disini diolah menjadi serba guna bagi penduduk sekitar, daunnya di gunakan untuk membuat ketupat, serta dibuat kulit rokok, serta lidinya di gunakan untuk membuat piring, senik tahu, tampah, serta sapu lidi. 

Mursila salah satu pengrajin lidi nipah yang sudah 50 tahun, mengatakan bahwa sebelum dianyam lidi ini di jemur hingga kering baru bisa di bentuk untuk membuat piring, senik tahu, dan tampah. 

"Setelah dijemur kering, pertama di buat tapakan, dirangkai menggunakan tali, lalu baru dianyam sesuai bentuk yang diinginkan," ungkap Mursila, sebagai pengrajin lidi nipah, saat di jumpai di lokasi, Selasa (03/12/2024).

Daun nipah yang di bentuk menjadi piring, senik tahu, dan tampah di jual dengan berbagai harga tergantung dari kesulitan dan besarnya ukuran. 

"Senik tahu di jual dengan harga Rp 5.000 ribu untuk 1 buah, piring yang biasa di pakai untuk pecel lele Rp 2.000 ribu, untuk 1buah,  leker panci Rp. 2.000 untuk satu buah," ungkapnya. 

Bisa juga kodian juga bisa tergantung dengan pembeli. 

"Bisa juga ambil ratusan tapi harganya tetap sama seperti satuan," katanya. 

Banyak di pengrajin disini dapat pesanan dari pelanggannya namun ada juga yang menjualnya di pasaran. 

"Kami buat pesenan orang kalau lagi ada lidi kami buat," ungkapnya. 

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved