Berita UMKM
Teruskan Usaha Sang Ayah, Pria di PALI Tetap Bertahan Jualan Es Kapal Jajanan Legend Tahun 80-an
Es Kapal terminal pendopo merupakan jajanan jadul yang legendaris di Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI Sumatera Selatan.
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Odi Aria
SRIPOKU.COM,PALI--Es Kapal terminal pendopo merupakan jajanan jadul yang legendaris di Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI Sumatera Selatan.
Pemiliknya bernama Irwanto (44) tetap bertahan teruskan usaha sang ayah selama puluhan tahun.
Berada disalah satu pojok kios Terminal Pendopo Talang Ubi, sebuah gerobak berbentuk kapal berwarna putih alumunium masih terlihat mangkal dengan setianya melayani pembeli yang datang.
Sejak pagi hari mulai pukul 08.00 wib hingga sore hari pukul 16.00 wib, setiap harinya Irwanto membuka dagangan nya di terminal Pendopo.
Gerobak yang digunakan menyerupai kapal karena terlihat bentuk kedua sisi moncong gerobak menyerupai kapal.
Bagi Irwanto, Es kapal tidak hanya sekadar minuman segar yang dijajakan, tetapi juga sebuah warisan kuliner yang telah dikenal selama puluhan tahun.
Dimana sejak tahun 1980 silam, Almarhum ayahnya bernama Taher telah merintis usaha teesebut dan telah berjualan di Terminal Pendopo sampai dengan tahun 2011.
Ketika sang ayah wafat pada 2011silam, barulah usaha tersebut diteruskan olehnya sampai dengan saat ini yang masih setia melayani pembeli di terminal Pendopo.
"Saya meneruskan usaha ayah sejak tahun 2011,gantikan bapak yang sudah meninggal dunia, sejak tahun 1980 waktu pasar belum berubah seperti sekarang, dulu ada pohon besar di terminal ini, tempat bapak biasa berjualan, kemudian barulah pada tahun 1997 bapak pindah ke samping kios di terminal, sampai dengan saat ini saya mereruskan nya tetap berada disini," kata Irwanto ditemui ditempatnya berjualan, Selasa (29/10/2024).
Irwanto mengatakan nama "es kapal" diambil dari bentuk gerobak yang digunakan. Gerobak yang digunakan ini memiliki bentuk lancip di salah satu sisinya, hingga menyerupai kapal.
Meskipun hanya sebagai trik pemasaran untuk menarik perhatian pembeli, bentuk unik ini menjadi ciri khas tersendiri sehinggah para pembeli menamakan nya dengan Es Kapal.
"Dulu bapak sebelum jualan Es kerjanya sebagai kuli angkut di pasar, kemudian tahun 1980 bapak beralih profesi jualan Es, ide gerobak berbentuk kapal atau perahu ini dari bapak, karena gerobak bapak waktu jadi kuli angkut depan nya lancip berbentuk kapal, oleh karena itu ketika dia berjualan Es, bapak buat gerobak seperti kapal, dulu ukuran gerobaknya lebih besar dari sekarang, yang saya gunakan ini buatan bapak yang kedua, agak lebih kecil ukuran nya,'' tuturnya.
"Nama"es kapal" muncul karena bentuk gerobaknya yang mirip kapal. Awalnya, gerobak tersebut dirancang bapak untuk menarik perhatian pembeli, tetapi kemudian menjadi identitas es kapal," tambahnya.
Diceritakan Irwanto, pada masa awal kemunculannya sejak tahun 1980, es kapal begitu populer di kalangan masyarakat.
Minuman terlihat sederhana ini, terbuat dari campuran santan kelapa, gula pasir,garam, sagu dan es parut atau es serut.
Kemudian ditambah dengan susu dan bubur kacang hijau, es kapal memberikan sensasi segar yang tak terlupakan dihati para pelanggan.
Es kapal berwarna putih susu disajikan dengan campuran bubur kacang hijau, selain menyegarkan juga membuat sensasi rasa kenyang ketika menikmatinya.
Harga yang ditawarkan juga cukup muarah meriah, hanya dengan Rp 5000, kita sudah bisa menikmati segelas minuman jajanan tempo dulu yang legendaris di terminal pendopo.
"Dari jaman bapak dulu, sampai dengan sekarang resepnya tidak berubah, saya dulu belajar bikin es dari bapak sejak masih SMP hingga tamat SMA bantuin bapak jualan setiap harinya, saya kan sekolah nya siang, kalau pagi bantuin bapak dulu, saya sama bapak mulai nya dari jam setengah 4 fajar mulai marut es, jadi sampai sekarang saya tahu resepnya karena suka bantuin bapak berjualan," ungkapnya.
Pria kelahiran 10 Februari 1980, merupakan anak sulung dari 6 bersaudara ini kemudian kepikiran untuk meneruskan usaha ayahnya, karena teringat pesan sebelum ayahnya meninggal dunia pada 2011 silam.
Irwanto menceritakan, sejak dia masih sekolah hingga sebelum ayah nya meninggal dunia, ayahnya selalu berpesan kepadanya, untuk membuka usaha walaupun kecil-kecilan jika tidak mempunyai pekerjaan tetap.
"Aku dulu ketika tamat sekolah kerjaannya serabutan, jadi kuli bangunan. Bapak dulu seringkali pernah bilang ke saya, untuk buka usaha atau berjualan es, kalau tidak ada pekerjaan tetap agar tidak begitu capek, karena serabutan kan ga setiap saat ada kerjaan,hingga akhirnya aku kepikiran untuk meneruskan usaha bapak," ujarnya.
Tantangan perubahan jaman juga dirasakan oleh Irwanto selama puluhan tahun meneruskan usaha dari sang ayah, mulai dari semakin berangsurnya suasana terminal yang saat ini mulai terlihat sepi dibandingkan tempo dulu, hingga digempur oleh minuman kekinian era jaman sekarang.
Namun Irwanto tetap bertahan menekuni usaha yang diwariskan sang ayah sejak era 80 an, agar pundi-pundi rupiah demi keberlangsungan hidup dirinya bersama keluarga nya tetap didapatkan disetiap harinya.
"Kalau perbedaan dulu dengan sekarang sangat jauh berbeda tentunya, kalau dulu aktivitas di terminal sangat ramai, mobil angkutan penumpang dari desa-desa masih ramai ngetem di terminal, begitu juga aktivitas masyarakat yang datang untuk berbelanja di pasar sangat ramai, masyarakat datang dari mana- mana semuanya berpusat di terminal ini, tapi sekarang sudah sangat sepi, kios-kios di terminal ini juga sudah banyak tutup karena sepi, begitu juga dengan angkutan umum dari desa- desa, hanya tinggal beberapa saja yang masih beroperasi di terminal,"imbuhnya.
Menurut Irwanto, kondisi mulai sepinya kawasan terminal pendopo tersebut mulai terjadi sejak tahun 2015 ke atas hingga saat ini, semakin berkurangnya pengunjung yang datang.
"Mungkin karena akses jalan sudah cukup bagus sekarang, kalau dulu kan masih jalan tanah sekarang sudah di aspal maupun di cor beton, ditambah jaman sekarang masyarakat tidak banyak lagi menggunakan angkutan umum, kebanyakan sudah bawa kendaraan sendiri, jadi sudah tidak mampir ke terminal lagi,"terangnya.
Sepi nya aktivitas di terminal pendopo saat ini tentunya berdampak juga berdampak pada usaha Irwanto.
Irwanto mengaku, saat ini dalam sehari berjualan es,omzet penjualan yang dia dapat hanya berkisar Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu saja.
Hal tersebut tentunya berbanding jauh, dimana suasana aktivitas terminal yang masih ramai kala itu, Irwanto mampu mengantongi Rp 700 ribu hingga Rp 800 ribu hasil berjualan es dalam seharinya.
Kendati demikian, Irwanto tetap memilih bertahan berjualan di terminal pendopo dan tidak ada kepikiran untuk pindah ketempat lain dikarenakan masih banyak pelanggan setia yang datang ketempatnya berjualan.
"Kalau jualan di terminal saya bisa sambil jemput anak sekolah, oleh karena itu kita memilih bertahan, Alhamdulillah sampai saat ini masih ada pelanggan yang datang membeli es dagangan kita meski tak seramai dulu, kadang ada juga yang datang karena bernostalgia, beli es mengingat jaman mereka sekolah dulu disini,"ucapnya.
Irwanto berharap aktivitas di terminal pendopo bisa kembali ramai seperti dulu, sehingga geliat ekonomi para pedagang di terminal pendopo kembali hidup dan bersemangat, meski hal tersebut menurutnya begitu mustahil di era saat ini.
"Kalau pengennya aktivitas disini bisa ramai seperti dulu, agar para pelaku UMKM seperti kami ini dapat terus berkembang, meski saat ini bukan lagi jamanya, ya jalani aja pokoknya, sampai kapanpun saya tetap menekuni dan meneruskan usaha bapak, karena ini sumber pendapatan bagi saya dan keluarga," tukasnya.
Kisah Inspiratif Dari Guru Honorer Bergaji Rp 70 Ribu, Desy Kini Sukses Bisnis Kuliner yang Mendunia |
![]() |
---|
Gelar PKM di Ogan Ilir, UIGM Palembang Pasarkan Kerajinan Kain dan Purun Burai di Platform Digital |
![]() |
---|
Harga Terong Anjlok, Petani di Musi Rawas Terpuruk, Ongkos Jual Tak Sebanding dengan Biaya Pupuk |
![]() |
---|
Mengenal Lesehan Terapung Ngas As OKU Selatan, Kulineran Sembari Melihat Pemandangan Danau Ranau |
![]() |
---|
Harga Anjlok, Tanaman Kangkung di Musi Rawas Dijadikan Pakan Ternak oleh Petani |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.