Berita PALI
Rumah Warga di PALI Porak-poranda Diterjang Angin Puting Beliung, BPBD Imbau Waspada Cuaca Ekstrem
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PALI mengimbau masyarakat mewaspadai angin puting beliung akibat cuaca ekstrem
Penulis: Apriansyah Iskandar | Editor: Odi Aria
SRIPOKU.COM, PALI-- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PALI mengimbau masyarakat mewaspadai angin puting beliung akibat cuaca ekstrem pada masa peralihan dari musim kemarau ke hujan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Pelaksana BPBD PALI, Ahmad Hidayat saat pihaknya turun kelapangan dalam upaya penanggulangan bencana rumah warga Transmigrasi terdampak angin puting beliung.
Ahmad Hidayat mengatakan saat ini, di beberapa wilayah Kabupaten PALI sudah turun hujan. kondisi tersebut menandai sedang memasuki masa peralihan atau pancaroba diwilayah Kabupaten PALI.
Oleh karena itu, dimasa musim peralihan ini ada potensi bencana yang mesti diwaspadai yakni angin puting beliung.
"Sebenarnya saat ini masih dalam kategori karhutla, tapi sekarang ini sudah masuk musim pancaroba musim penghujan, jadi kami mengimbau masyarakat PALI untuk mewaspadai potensi bencana di musim pancaroba ini," kata Ahmad Hidayat, Senin (14/10/2024).
Menurutnya, potensi bencana yang sering terjadi di musim peralihan ini, utamanya dengan potensi angin puting beliung.
"Biasanya yang berpotensi pada musim peralihan saat ini yaitu angin Puting Beliung yang harus diwaspadai," ujarnya.
Ia juga mengatakan, pihaknya juga tetap siaga dalam menghadapi potensi bencana yang terjadi di musim peralihan ini.
"Untuk bencana puting beliung di Transmigrasi Tempirai Selatan ini ada 3 rumah warga yang terdampak, 2 rumah mengalami rusak berat dan 1 rumah rusak ringan, untuk korban jiwa tidak ada. Kita juga telah turun kelapangan dan berkordinasi dengan Disnakertrans untuk upaya yang akan dilakukan nanti, untuk saat ini 2 kepala keluarga yang rumahnya mengalami rusak berat telah mengungsi menempati rumah warga yang kosong dilokasi ini selagi menunggu perbaikan dari Disnakertrans," ujarnya.
Selain itu, pihaknya bersama Dinas Sosial telah menyalurkan bantuan sembako, kebutuhan makanan bayi dan kebutuhan lainnya bagi warga yang rumahnya terdampak angin puting beliung.
"Warga juga sudah kami imbau untuk tetap waspada, jika terjadi potensi hujan deras disertai angin kencang agar segera berlindung ketitik lokasi yang aman," jelasnya.
Cerita Pilu Korban Puting Beliung
Cerita Fakihan (25) warga Transmigrasi Sungai Jelike Tempirai Selatan Kecamatan Penukal Utara, hanya bisa pasrah ketika melihat kondisi rumahnya yang porak-poranda usai diterjang angin kencang saat hujan deras pada Minggu (13/10/2024) kemarin.
Angin deras saat hujan deras yang terjadi pada pukul 15.00 Wib pada Minggu sore kemarin telah menyebabkan kondisi rumah Fakihan rusak berat.
Tampak seluruh bagian atap rumah nya terbang tersapu angin, dan bagian batako penyangga atap roboh kedalam rumah.
Beruntung saat kejadian, warga Transmigrasi asal Gunung Kidul Yogyakarta tersebut sedang tidak berada dirumah.
Karena saat kejadian, dia bersama istrinya sedang mengantar kedua anaknya yang masih balita ke Posyandu yang berada di dusun Tempirai.
"Saat kejadian kemarin, saya bersama istri dan kedua anak saya sedang berada di Posyandu, kemudian ada kabar dari warga yang memberitahu kalau atap rumah saya rusak gara-gara angin, kejadiannya sekitar jam 3 sore kemarin," kata Fakihan saat ditemui yang hanya bisa pasrah melihat kondisi rumahnya rusak berat,Senin (14/10/2024).
Mendapati kabar tersebut, Fakihan langsung bergegas menuju rumahnya, dan saat sampai dirumah dirinya tertunduk lemas dan hanya bisa pasrah ketika melihat kondisi rumahnya yang sudah porak poranda.
"Saat sampai sudah banyak warga dirumah, dan saat melihat kondisi rumah saya, saya hanya bisa pasrah pak, semuanya sudah hancur, barang-barang didalam rumah sudah basah semua, termasuk pupuk untuk petani," ujarnya.
Namun Fakihan masih bersyukur karena saat kejadian dirinya bersama istri dan kedua anaknya sedang tidak berada dirumah.
"Ga bisa ngebayangin kalau saat kejadian kemarin ada dirumah, bisa-bisa kami sekeluarga menjadi korban, mengingat tembok batako penahan atap roboh keruang tamu, apalagi sehari-hari nya anak saya sering bermain diruang tamu,"ungkapnya.
Melihat kondisi rumahnya yang tak memungkinkan lagi didiami, Fakihan beserta istri dan kedua anaknya saat ini mengungsi ditempat warga transmigrasi lainnya.
Fakihan hanya bisa berharap, rumah yang telah dihuninya sejak tahun 2022 lalu, segera diperbaiki oleh pemerintah.
Karena dirinya tidak memiliki modal untuk memperbaiki rumah tersebut, sebab saat ini dia hanya bekerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Sementara lahan pekarangan yang diberikan pemerintah sebagai modal hidupnya menjadi warga transmigrasi belum menghasilkan apapun, dikarenakan sering terdampak banjir dan kekeringan sehingga menyebabkan gagal panen.
"Harapan saya mendapat uluran tangan pemerintah untuk memperbaiki rumah saya yang rusak ini, kalau tidak diperbaiki mau tinggal dimana lagi kami pak, kita disini kan perantau, sementara kita belum memiliki modal untuk memperbaiki nya. Sementara ini kita mengungsi dulu kerumah warga transmigrasi yang kosong," tuturnya.
Fakihan pria kelahiran tahun 1999, warga Gunung Kidul Yogyakarta ikut program transmigrasi ke Sungai Jelike Tempirai Selatan pada tahun 2022 lalu.
Fakihan datang bersama istri dan satu anaknya dengan harapan untuk memperbaiki nasib, yang mana selama di Yogyakarta ia hanya bekerja serabutan sebagai karyawan toko bangunan.
"Ikut transmigrasi ini karena di Jawa kan susah dapat kerjanya, cuma kerja serabutan, namun ketika di sini kami belum menghasilkan juga dari lahan yang di olah, karena saat hujan banjir saat kemarau kekeringan. Jadi harus cari kerja serabutan lagi di luar untuk tambahan kebutuhan hidup, kalau untuk Jadup hanya cukup untuk kebutuhan pangan,"imbuhnya.
"Namun saat ini, tampaknya saya bersama keluarga harus berjuang keras lagi untuk menggapai impian tersebut. Selagi kami berharap agar pemerintah dapat segera memperbaiki rumah saya yang rusak, agar kami sekeluarga bisa ada tempat hunian lagi, sebagai tempat kami berteduh dalam memperjuangkan nasib ikut bertransmigrasi ke Tempirai Selatan.
Agus Munir, Guru SMPN 7 Penukal Asal Air Itam Timur, Harumkan PALI di Panggung Nasional |
![]() |
---|
Program MBG di PALI Mulai Didistribusikan ke 3.150 Pelajar, Perdana Digelar di SDN 2 Tanah Abang |
![]() |
---|
ISTRI Buka Pintu Maaf ke Suami, Kasus KDRT di PALI Berakhir Damai, Pelaku Sempat Dijemput Polisi |
![]() |
---|
FAKTA Suami Hajar Istri di PALI, Sering Ribut Tapi Cepat Akur Kembali, tak Jadi Lapor Berakhir Damai |
![]() |
---|
FAKTA Sebenarnya Video Viral KDRT di PALI Terungkap, sang Istri Akui Dihajar Suami Cuma untuk Konten |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.