Pembunuh 1 Ilir Tertangkap

Belum Kering Air Mata, Safarudin Kembali Sedih Tahu Pembunuh Siswi SMP di Palembang Tak Ditahan

Safarudin sempat lega, mengetahui pelaku yang menghabisi putrinya yakni Ayu Andriani telah ditangkap pihak kepolisian. 

Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Rachmad Kurniawan Putra
Safarudin ayah dari mendiang Ayu Andriani tidak terima tiga pelaku yang menghabisi anaknya hanya direhabilitasi, Jumat (6/9/2024) 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Safarudin sempat lega, mengetahui pelaku yang menghabisi putrinya yakni Ayu Andriani telah ditangkap pihak kepolisian. 

Sejak pertama kali Ayu Andriani ditemukan tewas di kawasan TPU Talang Kerikil, Kota Palembang, Minggu (1/9/2024), Safarudin tak henti-henti menangis. 

Ia begitu terpukul atas kepergian putri yang ia cintai tersebut. Apalagi mengetahui anaknya dibunuh secara tak wajar, membuat hatinya teriris-iris. 

Namun begitu para pelaku ditangkap, ia hidupnya merasa mulai ada harapan lagi. 

Keempat pelaku ditangkap pada 3 September 2024 oleh Subdit III Jatanras Polda Sumsel bersama Satreskrim Polrestabes Palembang hanya berjarak dua hari setelah penemuan jasad AA yang ditemukan pada Minggu 1 September 2024.

Safarudin yang mengaku lega ketika pelaku cepat ditangkap oleh kepolisian, harus kembali merasakan suasana hati yang kacau ketika mendengar kabar kalau tiga pelaku rencananya tak ditahan melainkan di bawa ke Balai/Panti Rehabilitasi.

Geram 3 Pelaku yang Habisi Anaknya Tidak Ditahan, Ayah Siswi SMP di Palembang : Tolong Pak Polisi

"Barulah lega pelakunya dapat. Ini saya sudah tenang, sudah enak, nah ini jadi kacau lagi sekarang pikiran, " ungkap Safarudin, Jumat (6/9/2024).

Semenjak tahu kalau korban ditemukan sudah tak bernyawa di area pemakaman cina, Talang Kerikil, Safarudin bisa merasa tenang. Bahkan ia mengaku kesulitan tidur. 

"Pas kejadian di hari itu, aku gelisah terus. Terbayang wajah anak, tak bisa lupa. Mata saya nangis hati saya nangis. Itu anak emas saya perempuan satu-satunya yang ikut saya. Kakaknya ada di dusun, cuma si Ayu yang ikut saya," katanya.

Ia sama sekali tak menerima ketika mengetahui kabar tiga pelaku tidak ditahan. Menurutnya, kendati tiga pelaku masih tergolong usia anak-anak, namun perbuatannya sangat tidak manusiawi.

"Kalau orang tiga itu pulang saya tidak setuju benar. Memang iya mereka anak-anak, cuma ada hukumnya. Itu anak orang dicabuli dan dibunuh ," katanya.

Ia sangat berharap pihak kepolisian dapat memberikan hukuman yang sama bagi keempat pelaku.

"Saya minta tolong sama bapak kepolisian mana keadilannya, kasih saja empat-empatnya hukuman setimpal," tutupnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved