Berita Viral
Kirim Rp250 Juta, TKW Ini Robohkan Rumah Pacar yang Dibangun Pakai Uangnya karena Nikahi Wanita Lain
Konstruksi atap sudah tidak tersisa, begitu pula dengan tembok- tembok berkonstruksi hebel sudah hancur berlubang besar.
SRIPOKU.COM - Seorang tenaga kerja wanita (TKW) berinisial K (38), yang baru pulang dari Dubai, Uni Emirat Arab, robohkan rumah seorang pria yang diakui sebagai kekasihnya, SM (44) di Desa Terteg, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Video yang mendokumentasikan kondisi rumah yang sudah remuk tak berbentuk itu viral di media sosial baru-baru ini.
Bangunan rumah bercat warna-warni itu tinggal puing-puing saja.
Konstruksi atap sudah tidak tersisa, begitu pula dengan tembok- tembok berkonstruksi hebel sudah hancur berlubang besar.
Motifnya, Karsini sakit hati karena tidak jadi dinikahi secara resmi oleh warga Terteg bernama Sumadi.
Padahal, rumah di Desa Terteg tersebut dibangun menggunakan uang yang selama ini dikirimkan oleh Karsini dari hasil kerjanya sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Dubai, Uni Emirat Arab.
Video pembongkaran rumah tersebut viral di media sosial.
Baca juga: Singgung Teman Bekerja, Pemuda di Lubuklinggau Ditusuk Teman Sendiri Hingga Tewas

Melansir tribunJateng.com saat penelusuran ke lokasi untuk mengetahui fakta sebenarnya, Jumat (16/8/2024).
Desa Terteg, Kecamatan Pucakwangi, berjarak sekira 27 kilometer ke arah Tenggara dari Alun-Alun Pati.
Di lokasi, tampak bangunan rumah bercat warna-warni dominan kuning yang sudah jadi puing-puing.
Rumah berkonstruksi bata ringan (hebel) tersebut atapnya sudah hilang, yang tersisa tinggal tembok-tembok yang berlubang-lubang besar menganga.
Usut punya usut, dari keterangan yang dihimpun tribunJateng.com, Karsini dan Sumadi sebelumnya sudah menikah siri.
Adapun Sumadi sendiri berstatus duda setelah istri sebelumnya wafat.
Karena dijanjikan akan dinikahi secara resmi, Karsini pun berani mengirim uang kepada Sumadi untuk membangun rumah.
Total uang yang sudah dikirimkan Karsini mencapai Rp 250 juta.
Namun, Karsini baru tahu belakangan bahwa ternyata Sumadi sudah menikah secara resmi dengan perempuan lain.
Bahkan rumah yang dibangun dari uang yang dia kirimkan tersebut juga ditinggali Sumadi bersama istri barunya.
Karena itulah dia marah dan kecewa sehingga meminta uangnya dikembalikan.
Karsini tidak meminta seluruh uangnya dikembalikan.
Dia hanya meminta Rp 100 juta.
Namun, karena Sumadi tidak menyanggupi, akhirnya Karsini memilih merobohkan bangunan rumah tersebut.
Hal ini telah melalui kesepakatan kedua belah pihak.
Bahkan kesepakatan tersebut dituliskan dalam surat pernyataan bermeterai yang ditandatangani oleh Sumadi, Karsini, dan Kepala Desa Terteg Nur Khamim.
Dalam surat bertanggal 10 Agustus 2024 tersebut, tertulis kata-kata "Rumah tembok yang sampai saat ini masih berdiri dan ditempati saudara Sumadi sepakat kami robohkan".
Ditemui di kediamannya, Kades Terteg Nur Khamim mengatakan, awalnya dirinya tidak mau menandatangani surat tersebut.
"Tanggal 10 Agustus jam 9 malam ada tamu datang. Dia (Karsini) minta stempel dan tanda tangan (surat kesepakatan merobohkan rumah)."
"Saya baca di situ menyatakan bahwa Karsini merupakan istri Sumadi. Mengakunya nikah siri. Saya tidak berani tanda tangan karena status pernikahannya tidak resmi," ucap Nur Khamim, Jumat (16/8/2024) siang.
Dia lalu meminta Sekretaris Desa untuk mengubah kata-kata dalam surat pernyataan tersebut.
Status "suami-istri" diubah menjadi "pernah menjalin cinta". Hal ini untuk mengantisipasi konsekuensi hukum yang mungkin terjadi.
Setelah redaksional surat disesuaikan, barulah Khamim bersedia menandatangani surat kesepakatan antara Sumadi dan Karsini.
Dalam surat tersebut, tercantum bahwa Karsini merupakan warga Desa Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang.
Karsini yang kesal tak jadi dinikahi Sumadi kemudian membongkar rumah seluas 7x10 meter yang dibangun di atas tanah SM di Desa Terteg.
Karsini sendiri mengeklaim rumah itu dibangun menggunakan kocek pribadinya sebanyak Rp 250 juta.
Uang hasil bekerja di Dubai, Uni Emirat Arab, itu ditransferkan Karsini secara bertahap kepada Sumadi.
Proses pembangunan rumah, kata Nur, berlangsung sekitar 1,5 tahun ini.
Rumah itu rencananya akan ditempati Sumadi dan Karsini setelah menikah nantinya.
Namun, belakangan rumah itu justru dihuni oleh Sumadi dengan perempuan lain yang resmi dipersuntingnya.
"Dia bilang sudah kirim uang Rp 250 juta untuk membangun rumah sampai jadi."
"Begitu tahu Sumadi sudah menikah, minta ganti rugi. Awalnya minta Rp 200 juta, turun jadi Rp 100 juta."
"Karena tidak disanggupi, keduanya sepakat lebih baik rumah dirobohkan," jelas Khamim.
Karena tindakan merobohkan rumah merupakan kesepakatan kedua belah pihak dan mereka sepakat membuat surat pernyataan bermeterai, Khamim selaku kepala desa pun tidak melakukan intervensi lebih lanjut.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com
NASIB Kepsek di Pamulang yang Jual Seragam Rp1,1 Juta ke Siswa Kini Dinonaktifkan, Disdikbud: Sanksi |
![]() |
---|
PUAN MAHARANI Tertawakan Spekulasi soal Gibran tak Salami AHY, Pengamat Sebut 2 Kemungkinan Terjadi |
![]() |
---|
SOSOK Bripka Rian, Polisi yang Punya Pekerjaan Jadi Badut Hiburan, Demi Punya Uang untuk Naik Haji |
![]() |
---|
FAKTA Jessica Orca Pelatih Ikan Tewas Diserang Paus Orcha Gegara Darah Mens, Video Dramatisnya Viral |
![]() |
---|
PRIA Ini Sungguh Kejam dan Sadis, Perbuatannya Menyebabkan Istri dan 2 Anaknya yang Balita Meninggal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.