Berita Viral

Isi Chat Dokter Prathita Amanda Bully Risma Sebelum Tewas di Kos, Paksa Makan Nasi Padang 5 Bungkus

Aulia ditemukan tewas di kosnya dan ditemukan buku harian yang berisi kesedihan selama menjalani praktik anestesi. 

Editor: Fadhila Rahma
Tribun Bengkulu
dr Prathita Amanda Aryani, dokter muda di Universitas Diponegoro (Undip) yang bertugas di RSUD Kariadi Semarang diduga terlibat aksi bullying. 

SRIPOKU.COM - Bocor isi chat dokter Prathita Amanda pembully Aulia Risma Lestari hingga berujung bunuh diri dan menjadi viral di somsed.

Aulia ditemukan tewas di kosnya dan ditemukan buku harian yang berisi kesedihan selama menjalani praktik anestesi. 

Aulia merupakan mahasiswa S2 Universitas Diponegoro. 

Kini terungkap bahwa Prathita Amanda kerap membully Aulia. 

Ia menyuruh makan nasi Padang lima bungkus.

Dokter yang diduga melakukan perundungan diduga yaitu Prathita Amanda.

Sosok Prathita Amanda Aryani, dokter muda Undip diduga ikut bully mahasiswi PPDS hingga viral di medsos. 

Sosok Prathita Amanda Aryani sedang jadi perbincangan hangat di jagat maya. 

Pasalnya, Prathita Amanda Aryani turut mengomentari kasus tewasnya Aulia Risma Lestari, dokter muda PPDS Undip.

Dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Aulia Risma Lestari (30), ditemukan tewas diduga bunuh diri di kamar kos kawasan Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/8/2024
Dokter Program Pendidikan Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip), Aulia Risma Lestari (30), ditemukan tewas diduga bunuh diri di kamar kos kawasan Lempongsari, Gajahmungkur, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (14/8/2024 (Handout)

Ia menyebutkan bahwa warganet fitnah terkait spekulasi penyebab kematian Aulia Risma Putri gegara pembullyan oleh seniornya. 

Tak berselang lama, Prathita Amanda Aryani langsung dikuliti oleh warganet.

Fakta-fakta tentang Prathita Amanda Aryani kini mulai terkuak satu per satu. 

Mengejutkannya, Prathita Amanda Aryani merupakan salah satu dokter senior di RSUP Dr Kariadi, Semarang, Jawa Tengah.

Dirinya bahkan ikut terlibat melakukan tindakan bullying atau perundungan pada mahasiswi PPDS.

Fakta ini terungkap ketika potongan WhatsApp Prathita Amanda Aryani diunggah oleh akun X Leo. 

"Nasi Padang 1 utuh, lauk: sayur nangka, telur bulat, ayam pop," 

Jumlah 5 bungkus per orang," 

"Share video kalian lagi makan itu 5 bungkus per orang disini jam 14.00," 

"Mengerti," tulis Prathita Amanda Aryani melalui WhatshApp. 

Tak hanya sampai disitu ia lagi-lagi melakukan tindakan pembullyan pada juniornya. 

"Sampah kalian kerja ga becus," 

"Awas kamu typo sekali lagi," 

"Awasi push up kalo mereka gabisa kerja cepat," tulisnya lagi.

Siapakah Prathita Amanda Aryani?

dr Prathita Amanda Aryani, dokter muda di Universitas Diponegoro (Undip) yang bertugas di RSUD Kariadi Semarang diduga terlibat aksi bullying.
dr Prathita Amanda Aryani, dokter muda di Universitas Diponegoro (Undip) yang bertugas di RSUD Kariadi Semarang diduga terlibat aksi bullying. (Tribun Bengkulu)

Berikut biodata Prathita Amanda Aryani

Nama: Prathita Amanda Aryani

Perguruan Tinggi: Universitas Diponegoro 

Jenis Kelamin: Perempuan 

Tahun Masuk: 2022 

Jenjang Program Studi: Spesialis- bedah 

Jika menilik dari komentar warganet Prathita Amanda Aryani merupakan alumni FK Yarsi, berikut rinciannya: 

Universitas: YARSI 

Kualifikasi: Pendidikan Dokter 

Nim: 220100119420015 

Tanggal Penetapan: 13 April 2020 

Berlaku Sampai: Selama mengikuti program pendidikan.

Isi Buku Diary Aulia Risma Lestari

Setelah mencuat informasi adanya dugaan perundungan yang menjadi penyebab Aulia Risma Lestari nekat mengakhiri hidup.

Kini isi buku harian Risma turut mengungkap keluhannya selama mengikuti PPDS di Undip

Berikut isi lengkap buku diary Aulia Risma Lestari yang ditulis di buku hariannya tertanggal  5 Juli 2024: 

"1 semester aku berjuang di sini," 

"Terlalu berat untukku," 

"Sakit sekali," 

"Beban fsiknya begitu besar," 

"Aku ingin berhenti," 

"Sakit sekali, sungguh sakit," 

"Rasanya masih sama," 

"Aku ingin berhenti,"

Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini,"

"Ada yang bisa menolong saya,"

"Apa Tuhan tau saya tersiksa,"

 "Apa Tuhan tau aku kesakitan,"

"Kenapa di setiap aku berharap,"

"Aku ingin berhenti,"

"Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini,"

"Ada yang bisa menolong saya,"

"Apa Tuhan tau saya tersiksa,"

"Apa Tuhan tau aku kesakitan,"

"Kenapa di setiap aku berharap,"

"Tapi kenapa aku dibiarkan,"

"Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,"

"Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan,"

"Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha,"

"Tapi kenapa aku dibiarkan,"

"Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,"

"Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan,"

"Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha,"

"Tapi kenapa aku dibiarkan,"

"Apa aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri,"

"Aku mohon,"

"Aku tidak sanggup lagi,"

"Bila harus menanggung lebih lama lagi,"

"Aku sendirian, aku berjuang sendiri,"

"Tidak ada yang menolongku,"

"Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi,"

"Semoga Tuhan mengampuniku,"

"Tuhan, aku sakit,"

"Aku mohon tempat aku pulang,"

Isi curhatan tersebut menggambarkan kondisi mental Aulia Risma yang mengalami tekanan berat. 

 

 

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved